Kamis, 02 November 2023

Tugas Esay UTS : PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SINGARAJA_HappyJohanis_23310420013

Nama                        : Happy Johanis

NIM                           : 23310420013

Kelas                         : A1

Mata kuliah                : Psikologi Lingkungan

Tugas                        : Esay UTS

Dosen Pengampu     : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A


PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SINGARAJA


PENDAHULUAN 

    Persepsi merupakan kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam pemikiran manusia. Setiap manusia atau masyarakat memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu permasalahan terutama berkaitan dengan sampah terutama sampah rumah tangga. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia, setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan barang buangan atau sampah. Volume sampah yang dihasilkan biasanya sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari. Peningkatan volume sampah biasanya seirama dengan pertumbuhan jumlah penduduk clan dipengaruhi pula oleh beberapa faktor seperti meningkatnya intensitas kegiatan sehari-hari, kemajuan teknologi terutama dalam sistem pengemasan produk clan perubahan gaya hid up masyarakat yang cenderung memilih serba cepat clan praktis. Semakin banyak sampah yang dibuang sudah pasti sampah menjadi lebih beragan1 clan terdapat banyak jenis material yang tidak mudah terurai secara biologis (non-biodegradable). Pengeloloaan sampah selama ini masih menggunakan pola " kumpul-angkutbuang " (collect-transport-dispose) ternyata langkah tersebut telah terbukti kurang mampu menyelesaikan permasalahan sampah perkotaan, melainkan hanya memindahkan masalah dari kawasan perkotaan ke kawasan pembuangan sampah di luar kawasan perkotaan, jadi pola pengelolaan sampah selama ini telah menimbulkan diseconomic externalities.Dalam upaya pengelolaan sampah berbagai aktivitas telah dilakukan oleh Dinas Kebersihan clan Pertamanan (DKP) Kabupaten Buleleng mulai dari penyediaan sarana prasarana tempat pengelolaan sementara (TPS), sampai dengan pengangkutan ke tempat pengelolaan akhir (TPA), nanmn masih saja menyisakan sejumlah masalah. Sulitnya mencari lokasi penempatan TPS karena setiap rumah tangga cendrung menolak di depan rumahnya diletakkan bak sampah (TPS) dengan alasan bau dan merusak pemandangan.

ISI

    Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kota Singaraja yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan clan Pertamanan (D KP) Kabu paten Buleleng secara umum adalah baik. Berdasarkan persentase tingkat kesesuaian yang merupakan perbandingan antara indikator kinerja DKP Kabupaten Buleleng clan indikator harapan masyarakat, sebagian besar atau sebanyak 13 ( tiga belas) indikator dinyatakan sesuai dengan harapan masyarakat seperti lokasi bak sampah, bentuk bak sampah, jadwal angkut sampah, kesigapan petugas sampah, kesesuaian jadwal, kesesuaian truk pengangkut sampah, penentuan lokasi menyapu, frekuensi menyapu, sikap tukang sapu, banyaknya tukang sapu, kebijakan penerapan daerah kawasan clan jarak antar lokasi bak sampah. Sedangkan hanya 2 (dua) indikator yang dianggap kurang sesuai dengan harapan masyarakat seperti perbandingan antara jumlah bak sampah yang tersedia dengan volume sampah yang dibuang oleh masyarakat clan kondisi bak sampah yang terpasang di lokasi TPS. Upaya yang dilakukan oleh DKP Kabupaten Buleleng sehubungan dengan pengelolaan sampah di Kota Singaraja belum optimal, hal tersebut dapat terlihat dari minimnya jangkauan pelayanan pengelolaan persampahan yang telah dilakukan clan kondisi sarana clan prasara pengelolaan persampahan yang tersedia saat ini belum memadai. 3. Dampak dari pertambahan produksi sampah pada hakekatnya dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan lingkungan seperti sampah berserakan di luar bak besi, bak beton clan LHC yang tersedia, lingkungan terkesan kumuh dan jorok, menurunya nilai ekonomi pada lingkungan tersebut clan rusaknya sarana TPS. Peningkatan produksi sampah juga berpengaruh terhadap kebijakan DKP Kabupaten Buleleng yang berhubungan dengan peningkatan jumlah sarana clan prasarana TPS, ketenagakerjaan clan kebijakan anggaran.

SARAN

Tindakan yang paling mendesak adalah DKP Kabupaten Buleleng segera memperbaiki sarana clan prasana TPS, mengingat kondisi sarana clan prasarana yang terpasang lebih dari 44% dalam keadaan rusak.

Memprioritaskan perbaikan pekerjaan sesuai dengan tabel skala prioritas pekerjaan yang menjadi indikator kinerja DKP, dengan urutan nomor prioritas pekerjaan sebagai berikut :

  • Memperbanyak jumlah bak sampah di setiap lokasi TPS.
  • Memperbaiki bak sampah yang rusak.
  • Memperpendek jarak antara lokasi TPS.
  • Memilih lokasi yang tepat yang dimanfaatkan sebagai tempat bak sampah.
  • Bentuk bak sampah disesuaikan dengan kondisi lingkungannya
  • Peralatan yang dipergunakan oleh tukang sapu keliling disesuaikan dengan lokasinya.
  • Untuk indikator nomor urut 7 sampai dengan nomor urut 15 agar dipertahankan atau ditingkatkan pelaksaannya karena selama ini masyarakat sudah memberi apresiasi baik dengan nilai persentase tingkat kesesuainya lebih dari 70%.
Mengintensipkan kegiatan-kegiatan sosialisasi clan program pelatihan pengelolaan sampah kepada masyarakat untuk menggugah clan menyadarkan masyarakat bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab bersama.


DAFTAR PUSTAKA

Suandana, I. Nyoman, N. K. Mardani, and Nyoman Wardi. "Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali." Ecotrophic 6.1 (2011): 386910.


0 komentar:

Posting Komentar