Disonansi Kognitif pada Perokok:
Pendekatan Psikologi Inovasi
Psikologi Inovasi
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
Alfiyan Hidayat
22310410030
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pendahuluan
Disonansi kognitif adalah kondisi
psikologis yang muncul ketika terdapat ketidakselarasan antara pengetahuan atau
keyakinan seseorang dengan perilakunya. Pada perokok, disonansi kognitif sering
terjadi ketika mereka mengetahui bahaya kesehatan dari merokok tetapi tetap
melanjutkan kebiasaan tersebut. Fenomena ini diperkuat dengan pendekatan
psikologi inovasi, yang mengkaji bagaimana individu menciptakan pembenaran
kreatif untuk menjaga keseimbangan batin dan mengurangi konflik internal yang
timbul.
Disonansi Kognitif dalam Merokok
Menurut penelitian, perokok sering
mengalami disonansi kognitif karena adanya konflik antara pemahaman akan dampak
negatif merokok terhadap kesehatan dan kebiasaan merokok yang terus
dipertahankan. Triworo et al. (2024) menyebutkan bahwa disonansi ini menciptakan
kesenjangan antara kesadaran akan risiko kesehatan dan perilaku merokok yang
terus berlanjut, yang pada akhirnya dapat menghambat produktivitas dan kesejahteraan
mental.
Pendekatan Psikologi Inovasi dalam
Reduksi Disonansi
Psikologi inovasi menjelaskan bahwa
individu, dalam hal ini perokok, seringkali melakukan berbagai strategi kreatif
untuk mengurangi disonansi. Teori ini menyoroti bagaimana individu menciptakan
narasi baru sebagai bentuk inovasi psikologis untuk mempertahankan perilaku
yang kontradiktif dengan keyakinan mereka. Triworo et al. (2024) mencatat bahwa
perokok cenderung menjustifikasi kebiasaan mereka dengan alasan-alasan seperti
merokok untuk mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, atau membantu
relaksasi. Pendekatan ini memungkinkan mereka merasa nyaman dengan tindakan
yang sebenarnya bertentangan dengan pengetahuan yang dimiliki.
Strategi Inovatif untuk Mengatasi
Disonansi
Dalam psikologi inovasi, disonansi
kognitif pada perokok dipandang sebagai peluang bagi individu untuk menciptakan
justifikasi yang mendukung keputusan mereka. Misalnya, perokok mungkin berusaha
mengumpulkan informasi yang mendukung kebiasaan merokok, seperti efek relaksasi
nikotin, untuk meredakan konflik internal mereka. Pendekatan ini juga menyoroti
bahwa individu cenderung membangun "mekanisme pembelaan" inovatif
seperti meyakini bahwa risiko kesehatan dari merokok bisa diatasi dengan olahraga
atau diet sehat, sehingga menciptakan keseimbangan antara pengetahuan dan
perilaku mereka (Triworo et al., 2024).
Kesimpulan
Pendekatan psikologi inovasi dalam
memahami disonansi kognitif pada perokok menawarkan pandangan bahwa individu
secara aktif membentuk narasi untuk mempertahankan perilaku mereka. Melalui
pembenaran kreatif, perokok dapat menjaga keseimbangan batin meskipun
mengetahui risiko kesehatan yang dihadapi. Memahami dinamika ini penting untuk
merancang intervensi yang efektif, dengan fokus pada pendekatan yang tidak
hanya memberikan informasi kesehatan, tetapi juga mengubah narasi pribadi yang
mendukung perilaku merokok.
Daftar Pustaka
- Triworo, A., Ryansyah, G.A., Qotrunnada, G.A.,
Safitri, D. (2024). Analisis Disonansi Kognitif Perokok terhadap
Produktivitas di Usia Produktif. Communications, 6(2), 147-164.
https://doi.org/Communications6.2.3
4o
0 komentar:
Posting Komentar