“KECANDUAN MEROKOK AKIBAT SALAH
PERGAULAN”
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 2- WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF
DOSEN PENGAMPU: Dt., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
ANDIKA SATRIA SURYA PAMUNGKAS
22310410068
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
OKTOBER 2024
Berdasarkan
laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di
dunia akan meninggal apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan secepatnya.
Kebiasaan merokok bagi
para pelajar bermula
karena kurangnya informasi
dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman.
Menurut hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok
karena ditawari teman,pergaulan diluar rumah juga menjadi hal yang punya
pengaruh besar terhadap perkambangan seorang remaja. Sudah sering dijumpai
bahwa remaja akani kut-ikutan merokok ketika ada seorang teman yang menawari
barang berbahaya itu padanya. Bahkan lebih miris, jika banyak remaja
beranggapan merekaakan terlihat lebih keren atau lebih gaul jika mengkonsumsi
rokok
Bermacam-macam
bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam menanggapi stimulus yang
diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang dapat diamati adalah
perilaku merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada zaman tiongkok kuno dan
romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan suatu ramuan yang mengeluarkan
asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan dihisap melalui hidung dan mulut
(Danusantoso, 1991). Masa sekarang, perilaku merokok merupakan perilaku yang
telah umum dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta
kelompok umur yang berbeda, hal ini mungkin dapat disebabkan karena rokok bisa
didapatkan dengan mudah dan dapat diperoleh dimana pun juga. Poerwadarminta
(1995) mendefinisikann merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri
adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas.
Disini
saya mewawancarai seseorang dengan inisial F, F adalah seseorang yang kecanduan
merokok karena pergaulannya. F sudah mengerti akan bahaya merokok yaitu antara lain:
·
Penyakit
Jantung: Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.
·
Penyakit
Paru-paru: Dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan kanker
paru-paru.
·
Masalah
Reproduksi: Merokok dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan menurunkan
kesuburan.
·
Kanker:
Selain kanker paru-paru, merokok juga meningkatkan risiko kanker mulut,
tenggorokan, esofagus, dan kandung kemih.
·
Gangguan
Peredaran Darah: Dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan
risiko stroke.
·
Penuaan
Dini: Merokok dapat mempercepat penuaan kulit dan munculnya kerutan.
·
Masalah
Gigi dan Mulut: Dapat menyebabkan penyakit gusi, kehilangan gigi, dan bau
mulut.
Meskipun demikian, F juga berusaha
untuk mengurangi kecanduan yang ada pada dirinya. Adapun ide yang mungkin dapat
mengurangi kecanduan merokok antara lain:
·
Tetapkan
Tujuan: menentukan tujuan yang jelas, misalnya, berapa banyak rokok yang ingin
kamu kurangi per hari.
·
Identifikasi
Pemicu: mencatat situasi atau emosi yang memicu keinginan merokok. Dengan
memahami pemicu ini, kamu bisa menghindari atau mengatasi mereka.
·
Gunakan
Pengganti Nikotin: Pertimbangkan produk pengganti nikotin, seperti plester,
permen karet, atau inhaler. Ini dapat membantu mengurangi gejala penarikan.
·
Dukungan
Sosial: Bergabung dengan kelompok dukungan atau bicarakan niatmu untuk berhenti
dengan teman dan keluarga. Dukungan sosial dapat sangat membantu.
·
Teknik
Relaksasi: Coba teknik pernapasan, meditasi, atau yoga untuk mengatasi stres
dan mengurangi keinginan merokok.
·
Alihkan
Perhatian: Temukan aktivitas pengganti untuk mengalihkan perhatian saat ingin
merokok, seperti berolahraga, membaca, atau menjalani hobi.
Dengan kesadaran,
dukungan, dan strategi yang tepat, meskipun terlanjur merokok, seseorang masih
dapat mencapai tujuan untuk berhenti merokok. Keberanian untuk memulai langkah
tersebut adalah kunci menuju perubahan positif.
REFERENSI
https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/klinik/article/view/2285/1776.
https://www.academia.edu/download/87423551/7995.pdf
0 komentar:
Posting Komentar