MENGEMBANGKAN KETANGGUHAN DIRI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN DAN MENJADI TELADAN BAGI ORANG LAIN
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Vina Anggraini Yosi Ningrum
22310410105
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
2024
MENGEMBANGKAN KETANGGUHAN DIRI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN DAN MENJADI TELADAN BAGI ORANG LAIN
Perubahan adalah satu-satunya kepastian yang ada dalam hidup. Baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, kita dihadapkan pada tantangan yang memerlukan ketangguhan dan kemampuan beradaptasi. Namun, menjadi tangguh terhadap perubahan bukan hanya tentang bertahan; ini juga mencakup kesiapan menjadi contoh atau suri tauladan bagi orang lain. Berikut adalah dua strategi penting yang dapat membantu seseorang menjadi lebih tangguh terhadap perubahan sekaligus memberikan inspirasi bagi orang lain.
1. Mengembangkan Pola Pikir yang Fleksibel dan Adaptif
Pola pikir fleksibel adalah kemampuan untuk menerima perubahan dan melihat tantangan dari perspektif yang positif. Hal ini penting karena perubahan sering kali membawa ketidakpastian, yang dapat menimbulkan stres dan ketidaknyamanan. Dengan mengembangkan pola pikir yang adaptif, seseorang dapat lebih mudah menerima perubahan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
Pola pikir fleksibel memerlukan pemahaman bahwa kegagalan atau kesulitan adalah bagian dari proses. Seorang psikolog terkemuka, Carol Dweck, dalam bukunya Mindset: The New Psychology of Success menjelaskan bahwa mereka yang memiliki growth mindset cenderung lebih sukses karena mereka memandang kesalahan sebagai langkah menuju kesuksesan, bukan sebagai hambatan (Dweck, 2006). Dengan pola pikir ini, seseorang dapat memfokuskan energi pada pembelajaran dan pengembangan diri daripada hanya khawatir akan hal-hal yang di luar kendali.
Dalam konteks pekerjaan, pola pikir yang adaptif ini memungkinkan seseorang untuk menjadi agen perubahan. Saat seorang individu mampu menerima perubahan dengan lapang, mereka dapat membantu rekan-rekan mereka untuk melihat sisi positif dari situasi yang menantang. Sehingga, mereka tidak hanya menjadi pribadi yang tangguh, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi yang memberikan motivasi dan arahan bagi orang lain dalam menghadapi perubahan.
2. Mengasah Empati untuk MendukungOrang Lain Menghadapi Perubahan
Ketangguhan terhadap perubahan juga dapat diperkuat dengan empati, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. Ketika seseorang menunjukkan empati, mereka dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan orang lain untuk beradaptasi dengan perubahan. Empati bukan hanya tentang memahami orang lain; ini adalah keterampilan yang membantu seseorang memimpin dengan teladan dan menciptakan lingkungan yang suportif.
Dalam konteks kepemimpinan, empati memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis. Menurut Daniel Goleman, seorang pakar dalam bidang kecerdasan emosional, empati adalah salah satu komponen utama dalam kecerdasan emosional yang efektif. Dalam bukunya Emotional Intelligence, Goleman menjelaskan bahwa pemimpin yang berempati lebih mungkin untuk memotivasi tim mereka, karena mereka memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi setiap anggota tim (Goleman, 1995).
Selain itu, empati memungkinkan seseorang untuk menjadi teladan dalam situasi yang penuh tekanan. Ketika seseorang memperlihatkan empati, mereka menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga orang-orang di sekitarnya merasa didukung dan termotivasi. Dengan menunjukkan sikap empati, kita memberikan contoh nyata tentang bagaimana menghadapi perubahan dengan kepala dingin dan hati terbuka.
KESIMPULAN
Ketangguhan dalam menghadapi perubahan bukanlah keterampilan yang muncul dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan dan pengembangan yang berkelanjutan. Mengembangkan pola pikir fleksibel dan mengasah empati adalah dua langkah yang dapat memperkuat ketangguhan terhadap perubahan, sekaligus menjadi teladan bagi orang lain. Pola pikir fleksibel memungkinkan kita untuk melihat perubahan sebagai kesempatan belajar, sementara empati memungkinkan kita mendukung orang lain di tengah ketidakpastian.
Dengan menerapkan kedua strategi ini, seseorang tidak hanya akan menjadi lebih tangguh terhadap perubahan, tetapi juga akan memiliki kemampuan untuk memimpin dengan contoh, membantu orang lain untuk tetap tenang, termotivasi, dan siap dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin datang.
0 komentar:
Posting Komentar