Kamis, 10 Oktober 2024

ESAI 2- WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF_ M. EKKY WAHYU MUMPUNI_22310420017

 "Disonansi Kognitif dalam Kecanduan Judi Online 

PSIKOLOGI INOVASI ESAI 2- WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF

 DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.


 

 M. EKKY WAHYU MUMPUNI

 22310420017 

FAKULTAS PSIKOLOGI 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 OKTOBER/2024

 HASIL WAWANCARA HASIL WAWANCARA DENGAN 2 REKAN YANG KECANDUAN JUDI ONLINE

 S adalah saya sebagai pewawancara , N sebagai NARASUMBER 

Identitas narasumber: Nama : D.S (inisial)

 Usia : 30 tahun 

Jabatan : Pegawai Swasta

 S : semenjak kapan anda bermain judi online ini? N1 : sekitar 5 tahun yang lalu. S : apakah saat ini anda masih sering berjudi online? N1 : sampai saat ini masih, jika waktu saya senggang. S : darimana anda dapat uang untuk bermain judi online tersebut? N1 : dari saya bekerja di kantor dan dari kemenangan-kemengan berjudi yang sebelumnya S : oh yaa?, anda bisa menghasilkan berapa banyak uang dalam sekali berjudi? N1 : tidak tentu, terkadang kalau sedang beruntung bisa dapat 5 juta atau di bawahnya. S : gaji anda berapa sebulan? N1 : sekitar 2,4 juta. S : apakah anda tidak takut merugi?, sudah berapa rupiah yang ada keluarkan untuk berjudi? N1 : sebetulnya kalau dipikir-pikir saya sudah rugi banyak, sudah mungkin sekitar puluhan juta. S : apakah itu sebanding dengan pemasukan atau hasil menang anda selama ini? N1 : sebenarnya tidak juga, justru jumlah kalahnya saya pikir lebih banyak dibanding jumlah menangnya S : Lalu mengapa anda teruskan jika anda mengetahui bahwa sebenarnya anda sudah lebih banyak kalah daripada menangnya. N1 : saya merasa sangat penasaran dengan rasa menang itu, dan itu saya merasa enak dan saya bahagia ketika saya dapat menang besar. S : meskipun anda tahu bahwa kenyataanyya anda lebih banyak kalah dan merugi nya daripada menang nya, anda tetap senang? N1 : iya, terkadang hal itu menjadi pelarian saya ketika sedang stress

 PEMBAHASAN

 Disonansi kognitif adalah kondisi psikologis yang terjadi ketika seseorang memiliki keyakinan atau perilaku yang saling bertentangan, yang menyebabkan ketidaknyamanan atau ketegangan mental. Dalam wawancara dengan dua narasumber yang kecanduan judi online, jelas terlihat bahwa ia mengalami disonansi kognitif, terutama terkait keputusannya untuk terus berjudi meskipun menyadari risiko finansial dan kerugian yang ia hadapi. Narasumber mengakui bahwa ia telah berjudi selama lima tahun dan meskipun lebih banyak mengalami kerugian daripada keuntungan, ia terus melanjutkan kebiasaan ini. Dia menyebut bahwa ada sensasi kepuasan saat mendapatkan kemenangan, meskipun kenyataannya lebih banyak kerugian yang didapat dibandingkan kemenangan. Disinilah muncul disonansi kognitif. Meskipun ia menyadari kerugiannya lebih besar dari keuntungannya, ia tetap merasa puas dan bahkan bahagia ketika berhasil menang. Hal ini menjadi bentuk kontradiksi antara keyakinan dan perilaku, yang mengindikasikan adanya disonansi kognitif. Mengacu pada penelitian yang dimuat dalam jurnal mengenai bias kognitif pada penjudi, khususnya kesalahan pemain atau "player’s error," fenomena ini menjelaskan lebih lanjut bagaimana para penjudi sering kali memiliki keyakinan yang salah mengenai peluangnya untuk menang setelah mengalami kekalahan berturut-turut. Penjudi sering kali percaya bahwa setelah kekalahan berturutturut, peluangnya untuk menang akan meningkat, meskipun pada kenyataannya, peluang kemenangan tetap tidak berubah. Hal memperkuat adanya disonansi kognitif pada narasumber yang diwawancarai, karena ia terus berjudi meskipun hasil sebelumnya menunjukkan kekalahan. Sebagai tambahan, dalam penelitian (Judit dan Gyozo. 2024), salah satu bias kognitif yang umum pada penjudi adalah ilusi kontrol, dimana pemain percaya bahwa mereka dapat memengaruhi hasil permainan, meskipun permainan tersebut sepenuhnya bergantung pada keberuntungan. Dalam wawancara, narasumber menyatakan bahwa ia merasa judi bisa menjadi pelarian dari stres. Meskipun ia sadar akan kerugiannya, narasumber ini masih mengandalkan judi sebagai cara untuk merasa lebih baik, yang menunjukkan adanya ilusi kontrol. Di sinilah bias kognitif memperkuat disonansi kognitif yang ia alami. Selain itu, fenomena "hampir menang" juga memperkuat keyakinan salah penjudi, yang membuat ia terus bermain dengan harapan bahwa kemenangan besar berikutnya akan segera datang. Salah satu alasan narasumber tetap berjudi adalah perasaan puas saat menang. Pengalaman "hampir menang" dapat memicu penjudi untuk terus bermain meskipun ia secara logis mengetahui bahwa peluang ia untuk menang tidak meningkat setelah beberapa kekalahan. Ini adalah bentuk dari kesalahan kognitif yang berhubungan dengan disonansi kognitif yang dialami narasumber. Jika terdapat narasumber lain mungkin juga merasakan fenomena yang sama, meskipun dia tidak diwawancarai. Bias kognitif ini memengaruhi cara ia berpikir tentang risiko, kemungkinan kemenangan, dan bagaimana dia menilai perilaku berjudinya. dia terus berjudi untuk mencari sensasi kemenangan, meskipun secara sadar ia tahu bahwa tindakan itu lebih sering membawa kerugian. Penelitian juga menunjukkan adanya korelasi positif antara frekuensi berjudi dengan bias kognitif yang lebih kuat, yang menyebabkan kecanduan judi semakin sulit dihentikan. Narasumber yang diwawancarai juga mengindikasikan bahwa ia berjudi ketika waktu senggang dan ini menandakan adanya pola perilaku yang semakin terinternalisasi, yang memperburuk disonansi kognitif. ia mungkin mencoba mengurangi ketidaknyamanan ini dengan merasionalisasi tindakannya, misalnya dengan berpikir bahwa suatu saat nanti kemenangan besar akan datang. Kesimpulannya, wawancara dengan rekan saya yang aktif dalam kegiatan judi online menunjukkan adanya disonansi kognitif yang signifikan, yang diperparah oleh bias kognitif seperti ilusi kontrol dan kesalahan pemain. Meskipun ia menyadari bahwa kerugiannya lebih besar dari keuntungan, penjudi tetap melanjutkan perilaku tersebut karena adanya keyakinan dan harapan yang salah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang mengkaji perilaku penjudi, dan penting untuk memahami bagaimana bias kognitif ini dapat diatasi untuk membantu mengurangi kecanduan judi

0 komentar:

Posting Komentar