Kamis, 17 Oktober 2024

E6-MENULIS 2 TIPS YANG SALING BERHUBUNGAN: ADA LUCK YANG DIKASIH, ADA JUGA LUCK YANG DI JEMPUT_FINDA PENSIUNA WATI_22310410189_PSIKOLOGI INOVASI

 

ADA LUCK YANG DI KASIH, ADA JUGA LUCK YANG DI JEMPUT

(PSIKOLOGI INOVASI - ESSAY KE 6)

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

FINDA PENSIUNA WATI

22310410189

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

OKTOBER – 2024

 

Dalam hidup ini, kita sering sekali mendengar istilah "LUCK" atau keberuntungan. Namun, tidak semua keberuntungan datang secara tiba-tiba. Ada kalanya, keberuntungan adalah hasil dari persiapan, sikap, peluang, dan tindakan yang kita ambil. Keberuntungan sering sekali dipandang sebagai sesuatu yang misterius,bahkan ada sebagian orang menganggap keajaiban, ada juga yang menganggapnya sebagai hasil dari nasib baik, sementara yang lain percaya bahwa keberuntungan dapat diciptakan. Dalam konteks ini, kita dapat menggunakan formula sederhana: Preparation (persiapan diri) + Attitude (sikap dan pola pikir) + Opportunity (peluang) + Action (apa yang kamu lakukan) = LUCK. Ini menunjukkan bahwa keberuntungan bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari kombinasi usaha dan sikap kita.

Preparation: Persiapan Diri

Persiapan adalah langkah pertama yang penting dalam menciptakan keberuntungan. Tanpa persiapan yang matang, peluang yang muncul mungkin tidak dapat dimanfaatkan. Sebuah studi oleh Miller dan Kahn (2016) menunjukkan bahwa individu yang mempersiapkan diri dengan baik memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dalam bidang yang mereka pilih. Pendidikan, keterampilan, dan pengalaman adalah fondasi yang perlu dibangun untuk menarik peluang yang lebih besar.

Attitude: Sikap dan Pola Pikir

Sikap dan pola pikir sangat memengaruhi cara kita melihat dan merespons situasi. Memiliki sikap positif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu kita melihat peluang yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Menurut Dweck (2006) dalam penelitiannya tentang "growth mindset," individu yang percaya bahwa kemampuan mereka dapat berkembang cenderung lebih sukses karena mereka tidak takut untuk mencoba dan gagal. Sikap optimis juga berkontribusi pada daya tarik keberuntungan, sebagaimana dijelaskan oleh Wiseman (2003) dalam bukunya "The Luck Factor."

Opportunity: Peluang

Peluang sering kali muncul secara tidak terduga, tetapi tidak akan berarti banyak jika kita tidak siap untuk menghadapinya. Untuk menciptakan keberuntungan, kita perlu aktif mencari dan menciptakan peluang. Menjalin hubungan sosial yang luas dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dapat membuka pintu untuk peluang yang lebih baik. Gouldner (1957) dalam teori timbal balik sosialnya menyatakan bahwa relasi sosial yang saling menguntungkan dapat menciptakan peluang baru yang tidak terduga.

Action: Tindakan

Semua persiapan dan sikap positif tidak ada artinya tanpa tindakan. Keberuntungan tidak akan datang jika kita hanya menunggu. Tindakan berani, seperti melamar pekerjaan atau mencoba bisnis baru, adalah kunci untuk menarik keberuntungan. Bandura (1997) menekankan pentingnya self-efficacy, atau keyakinan pada kemampuan diri, dalam mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Menciptakan Privilese

Dalam perjalanan menciptakan keberuntungan, tidak semua orang memiliki privilese yang sama. Namun, jika kita merasa terjebak dalam lingkungan yang tidak mendukung, kita memiliki pilihan untuk mencari cara agar bisa keluar. Hal ini bisa berarti mengejar pendidikan yang lebih baik, membangun jaringan dengan orang-orang yang lebih positif, atau bahkan berpindah tempat tinggal. Bourdieu (1986) dalam teori modal sosialnya menjelaskan bahwa individu dapat menciptakan modal sosial baru melalui usaha dan interaksi yang aktif.

Keberuntungan bukanlah sesuatu yang hanya diberikan oleh Nasib seseorang. Dengan memahami dan menerapkan formula Preparation + Attitude + Opportunity + Action, kita dapat lebih proaktif dalam menciptakan keberuntungan dalam hidup kita. Meskipun tidak semua orang memiliki privilese yang sama, kita memiliki kekuatan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dan meraih peluang yang ada. Ingatlah, the choice is yours. Setiap langkah yang kita ambil menuju perubahan adalah langkah menuju versi terbaik dari diri kita sendiri.

So, semua ini tinggal mana yang akan kamu pilih, menerima “LUCK” atau menjemput “LUCK”. Semoga pilihanmu akan membawamu ke keberuntungan yang lebih baik, jangan lupa bahagia.

 

Referensi

1. Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H. Freeman.

2. Bourdieu, P. (1986). The forms of capital. In J. Richardson (Ed.), Handbook of theory and research   for the sociology of education (pp. 241-258). New York: Greenwood.

3. Dweck, C. S. (2006). Mindset: The new psychology of success. New York: Random House.

4. Gouldner, A. W. (1957). Civic education and the socialization of the young. American Sociological Review, 22(2), 155-165.

5. Miller, J. & Kahn, A. (2016). The role of preparation in success: A systematic review. Journal of Career Development, 43(2), 95-108.

6. Wiseman, R. (2003). The Luck Factor: The Four Essential Principles. London: Random House.

0 komentar:

Posting Komentar