TUGAS ESSAI 2
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
24310420038
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Disonansi kognitif adalah perasaan tidak nyaman
yang muncul ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
keyakinannya atau memiliki pendapat yang bertentangan dengan apa yang diketahui. Dalam wawancara tanggal 29 Oktober 2024 bersama dengan
saudara Imam 24 tahun dengan pekerjaan di dunia malam (barista), asal dari Purwokerto,
Jawa Tengah, Imam sudah merantau ke Jogja pada tahun 2016 sampai sekarang dari
hasil wawancara tersebut saya mendapatkan perilaku disonansi kognitif dari saudara
Imam yang dimana perilaku tersebut ialah penggunaan obat-obatan terlarang. Imam
mengetahui obat-obatan tersbeut karena pergaulan bebas dan dikenalkannya
obat-oabtan murahan.
Awal mula imam mengkonsumsi obat-obatan
tersebut dari tahun 2014 waktu dia masih duduk dibangku sekolah SMK kelas 2 walaupun
saat itu ia mengkonsumsi tidak terlalu konstan atau terlalu sering sampai di
tahun 2022 Imam memutuskan tidak memakai atau mengkonsumsi obat-obatan
tersebut. Banyak yang berubah ketika Imam mengkonsumsi obat-obatan tersebut
seperti kondisi awal ketika Imam memakai dia merasa senang, have fun, sampai ketergantungan yang
menyebabkan badan sampai kurus, keuangan juga terkuras karena untuk membeli
barang tersebut yang nominalnya juga tidak kecil rata-rata diangka Rp 100.000-an.
Hingga pertemanan atau sosialnya kacau dan sempat masuk penjara di tahun 2021
akhir tetapi hanya dipenjara 3 hari 2 malam dikarenakan orang tua menebus
dengan biaya Rp 50.000.000. Dengan melihat kondisi keluarga yang saat itu
sangat terpuruk, kaget, shock akan
apa yang Imam alami pada akhirnya di tahun 2022 di bulan Februari Imam
memutuskan untuk menghentikan konsumsi barang tersebut dan melakukan
rehabilitasi dengan bantuan orang tau dan menghindari pertemanan yang dahulu
mengenalkan obat-obatan tersebut dan sekarang dengan kondisi fisik Imam yang
berangsur mulai membaik, mental juga membaik dan keungan juga membaik.
Penggunaan obat-obatan tersebut tidak
hanya berhenti disitu saja, sejak pemakaiannya di tahun 2014 Imam juga pernah
menjadi pengedar barang tersebut dari yang awalnya hanya pengguna sampai
akhirnya menjadi pengedar barang tersebut. Pada dasarnya Imam tidak mengetahui
apa barang tersebut sampai akhirnya dia dikenalkan obat-obatan dari pergaulannya
yang menyebabkan Imam menjadi kecanduan barang tersebut. Lambat laun Imam
menyadari kalau apa yang di lakukan itu salah apa yang dia konsumsi itu
berbahaya bagi mental dan kesehatannya namum karena Imam ingin mencari sensasi
baru dalam artian ingin havefun, nge-fly, sampai menjadi pelarian dan
akhirnya pengedar karena uang yang dia dapatkan ketika menjual barang tersebut
tidak kecil nominalnya.
Dalam kehidupan sehari-harinya ketika
Imam memakai barang tersebut banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupannya,
dari sosial dia mulai merasa takut akan keramaian dan ketika dia tidak membawa
obat-obatan tersebut di dalam dompet atau tasnya Imam sudah panic seperti orang
gila yang membutuhkan obat tersebut, sampai emosi yang tidak kekontrol karena
Imam pada tahap sehari tidak memakai bagi Imam itu sudah bencana atau hidupnya
tidak baik-baik saja. Diakhir wawancara ada nasehat dari Imam yang mungkin bisa
membuat orang-orang diluar sana yang masih memakai atau akan memakai untuk
berpikir dua kali dan berhenti menggunakannya karena apa yang kamu konsumsi
saat itu adalah apa yang kamu rusak di masa depanmu dan itu tidak akan bisa
berubah hanya membalikan telapak tangan.
0 komentar:
Posting Komentar