“ANTARA KESADARAN DAN KETERGANTUNGAN: PERJALANAN MEROKOK SEORANG PEREMPUAN MUDA”
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 2- WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF
DOSEN PENGAMPU: Dt., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
SITI HANIPAH
22310410010
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pada hari Rabu
tanggal 2 Oktober 2024 saya berkesempatan mewawancarai rekan kerja saya yang
perokok, dia berenisial R, berusia 20 thn, & berjenis kelamin Perempuan. R
ini awal mulanya merokok itu waktu SD dia ditawarin oleh temannya, dan pada
akhirnya dia mencoba dan keterusan, pada saat SMP dia berhenti merokok, dan
pada saat SMA dia merokok Kembali karena ajakan temannya dan temannya pun
mengatakan pada R bahwa merokok itu bisa menghilangkan stres, dan pada akhirnya
R ini mulai merokok lagi sampai saat ini.
Perilaku merokok yang terus menerus
dilakukan, menyebabkan tubuh terbiasa dengan nekotin, sehingga menyebabkan
ketergantungan secara fisiologis. Dari beberapa alasan tersebut, Keputusan untuk merokok pada Perempuan dipengaruhi
oleh berbagai kondisi emosionalnya. Karakteristik
perempuan dengan kondisi emosional yang tidak stabil menyebabkan kencenderungan
untuk mengambil Keputusan merokok relative tinggi. Dan R pun mengatakan “ benar
jika merokok itu bisa menghilangkan stres”.
Saya pun bertanya kepada R tentang bahayanya
merokok apakah ia mengetahuinya, R pun menjawab “saya tau bahwa merokok itu berbahaya buat Kesehatan
diri sendiri dan orang di sekitar saya, dan saya juga sudah merasakan bahaya
merokok itu, seperti saya merasakan sakit dada , saya tau sakit dada itu akibat
dari saya merokok”, dan saya bertanya Kembali, apakah “kamu ingin berhenti
merokok, setelah kamu sudah merasakan bahayanya merokok?, R menjawab “ rasa di
hati ingin berhenti ada, dan rasa bimbang pun ada seperti merasa tidak nyaman yang
di rasakan di hati takut dengan bahanyanya merokok tetapi tidak bisa untuk berhenti merokok”,
saya menanyakan kenapa sulit untuk berhenti merokok?, R : “salah satu faktornya
itu dari pertemanan dan lingkungan saya”.
Disonansi
kognitif adalah kondisi atau terjadinya keadaan yang tidak selaras antara
eleman kognitif sehingga menimbulkan ketidak sesuaian atau kejanggalan dalam
tataran kognitif. Keyakinan
dan perilaku yang bertentangan bagi banyak perokok ini, kesadaran akan bahaya
merokok sudah bukan hal yang baru. Seorang perokok
mungkin memiliki keyakinan bahwa "merokok itu buruk untuk kesehatan" dan
yang dirasakan R pun sama ia memiliki ketegangan ia tau bahwa merokok itu buruk, tetapi ia tidak bisa berhenti untuk
merokok, karena dengan merokok lah dia bisa menghilangkan stess.
Disonansi yang
dialami perokok dipengaruhi
adanya perasaan inkonsistensi, sehingga mereka
memiliki potensi yang
kuat untuk mengatasinya dengan merasionalisasi perilaku
merokoknya. Terdapat
beberapa cara lain yang
dapat digunakan untuk
mengatasi keadaan disonansi tersebut. Menurut Festinger (1957) beberapa cara yang
dapat dilakukan yaitu mengubah elemen tingkah laku, mengubah elemen kognitif
lingkungan, dan menambah elemen kognitif baru. Dan yang dirasakan R juga bahwa
nanti jika dia ingin berhenti merokok dia akan mengubah pertemannannya dan
lingkungannya jadi yang lebih baik.
Daftar Pustaka :
Febrianto, R. & Arham, S. (2023).
Disonansi Kognitif Perokok Perempuan dalam Budaya Patriarki. Jurnal
Penelitian Kualitatif Ilmu Perilaku, Vol.4(2), 93–105.
Handayani, S. & Nurchayati. (2024). Disonansi Kognitif Pada Perempuan
Berhijab Yang Merokok. JURNAL PSIKOLOGI. Vol. 11, No. 1.
0 komentar:
Posting Komentar