Kamis, 10 Oktober 2024

ESAI 2- WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF: “ANTARA KESADARAN DAN KETERGANTUNGAN: PERJALANAN MEROKOK SEORANG PEREMPUAN MUDA”_Siti Hanipah_22310410010_S

 

“ANTARA KESADARAN DAN KETERGANTUNGAN: PERJALANAN MEROKOK SEORANG PEREMPUAN MUDA”

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 2- WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF

DOSEN PENGAMPU: Dt., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

 


SITI HANIPAH

22310410010

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

OKTOBER-2024





   Pada hari Rabu tanggal 2 Oktober 2024 saya berkesempatan mewawancarai rekan kerja saya yang perokok, dia berenisial R, berusia 20 thn, & berjenis kelamin Perempuan. R ini awal mulanya merokok itu waktu SD dia ditawarin oleh temannya, dan pada akhirnya dia mencoba dan keterusan, pada saat SMP dia berhenti merokok, dan pada saat SMA dia merokok Kembali karena ajakan temannya dan temannya pun mengatakan pada R bahwa merokok itu bisa menghilangkan stres, dan pada akhirnya R ini mulai merokok lagi sampai saat ini.

   Perilaku merokok yang terus menerus dilakukan, menyebabkan tubuh terbiasa dengan nekotin, sehingga menyebabkan ketergantungan secara fisiologis. Dari beberapa alasan tersebut,  Keputusan untuk merokok pada Perempuan dipengaruhi oleh berbagai kondisi emosionalnya. Karakteristik perempuan dengan kondisi emosional yang tidak stabil menyebabkan kencenderungan untuk mengambil Keputusan merokok relative tinggi. Dan R pun mengatakan “ benar jika merokok itu bisa menghilangkan stres”.

   Saya pun bertanya kepada R tentang bahayanya merokok apakah ia mengetahuinya, R pun menjawab  “saya tau bahwa merokok itu berbahaya buat Kesehatan diri sendiri dan orang di sekitar saya, dan saya juga sudah merasakan bahaya merokok itu, seperti saya merasakan sakit dada , saya tau sakit dada itu akibat dari saya merokok”, dan saya bertanya Kembali, apakah “kamu ingin berhenti merokok, setelah kamu sudah merasakan bahayanya merokok?, R menjawab “ rasa di hati ingin berhenti ada, dan rasa bimbang pun ada seperti merasa tidak nyaman yang di rasakan di hati takut dengan bahanyanya merokok  tetapi tidak bisa untuk berhenti merokok”, saya menanyakan kenapa sulit untuk berhenti merokok?, R : “salah satu faktornya itu dari pertemanan dan lingkungan saya”.

   Disonansi kognitif adalah kondisi atau terjadinya keadaan yang tidak selaras antara eleman kognitif sehingga menimbulkan ketidak sesuaian atau kejanggalan dalam tataran kognitif.  Keyakinan dan perilaku yang bertentangan bagi banyak perokok ini, kesadaran akan bahaya merokok sudah bukan hal yang baru. Seorang perokok mungkin memiliki keyakinan bahwa "merokok itu buruk untuk kesehatan" dan yang dirasakan R pun sama ia memiliki ketegangan ia tau bahwa merokok itu  buruk, tetapi ia tidak bisa berhenti untuk merokok, karena dengan merokok lah dia bisa menghilangkan stess.

   Disonansi  yang  dialami  perokok  dipengaruhi  adanya  perasaan  inkonsistensi, sehingga    mereka    memiliki    potensi    yang    kuat    untuk    mengatasinya    dengan merasionalisasi   perilaku   merokoknya. Terdapat  beberapa  cara lain  yang  dapat  digunakan  untuk  mengatasi  keadaan  disonansi tersebut.  Menurut Festinger (1957) beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu mengubah elemen tingkah laku, mengubah elemen kognitif lingkungan, dan menambah elemen kognitif baru. Dan yang dirasakan R juga bahwa nanti jika dia ingin berhenti merokok dia akan mengubah pertemannannya dan lingkungannya jadi yang lebih baik.


Daftar Pustaka :

Febrianto, R. & Arham, S. (2023). Disonansi Kognitif Perokok Perempuan dalam Budaya Patriarki. Jurnal Penelitian Kualitatif Ilmu Perilaku, Vol.4(2), 93–105.

Handayani, S. & Nurchayati. (2024). Disonansi Kognitif Pada Perempuan Berhijab Yang Merokok. JURNAL PSIKOLOGI. Vol. 11, No. 1.

0 komentar:

Posting Komentar