TIPS MEMBANGUN RESILIENSI BAGI PELAKU USAHA DALAM MASA KRISIS EKONOMI DAN MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 6 – MENULIS TIPS-TIPS YANG SALING BERHUBUNGAN
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Yusuf Khoirul Anas
22310410003
FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI\
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
OKTOBER 2024
1.
Tips Membangun Relisiensi
Pada Pengusaha Dalam Masa Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang melanda dunia telah menjadi
ujian berat bagi keberlangsungan banyak usaha. Guncangan ekonomi yang dahsyat
tidak hanya berdampak pada aspek finansial, tetapi juga pada psikologis para
pelaku usaha. Di tengah ketidakpastian dan tekanan yang tinggi, banyak yang
merasa tertekan, cemas, bahkan putus asa. Intervensi peer group support,
atau dukungan kelompok sebaya, menjadi salah satu solusi yang efektif dalam menghadapi krisis. Melalui
kelompok ini, karyawan dan pemilik usaha dapat saling berbagi pengalaman,
pikiran, dan perasaan mereka. Dalam suasana yang aman dan suportif, mereka
dapat mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi tanpa takut dihakimi. Proses
berbagi ini tidak hanya membantu meringankan beban emosional, tetapi juga
membuka peluang untuk mendapatkan perspektif baru dan solusi yang
inovatif.Dukungan emosional yang diperoleh dari kelompok sebaya sangatlah
berharga. Ketika individu merasa terisolasi dan sendirian, dukungan dari rekan
sejawat dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Mereka dapat saling
memberikan semangat, motivasi, dan dorongan untuk terus berjuang. Selain itu,
kelompok dukungan juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk saling belajar dan
berbagi pengetahuan. Melalui interaksi dengan orang lain yang memiliki
pengalaman serupa, individu dapat mengembangkan keterampilan baru dan strategi
yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan.
Penelitian oleh Taufik
Akbar R.Y. dkk. menunjukkan bahwa
partisipasi dalam kelompok dukungan sebaya dapat memberikan dampak positif yang
signifikan terhadap kesejahteraan psikologis dan kinerja individu. Mereka yang
aktif dalam kelompok dukungan cenderung memiliki tingkat stres yang lebih
rendah, tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dan produktivitas yang lebih
baik. Selain itu, mereka juga lebih mampu mengatasi perubahan dan
ketidakpastian yang terjadi di lingkungan kerja.Temuan ini menegaskan bahwa
hubungan sosial yang kuat merupakan fondasi yang kokoh dalam menghadapi krisis.
Ketika individu merasa terhubung dengan orang lain dan didukung oleh komunitas,
mereka lebih mampu menghadapi kesulitan dan bangkit kembali. Oleh karena itu,
penting bagi perusahaan dan organisasi untuk memfasilitasi pembentukan kelompok
dukungan sebaya bagi karyawan mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga memperkuat ketahanan
organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan.
2.
Tips Meningkatkan Relisiensi
Akademik Melalui Ketekunan Pada Mahasiswa
Para mahasiswa, khususnya yang
sedang dalam tahap penyusunan skripsi, seringkali menunjukkan tingkat ketekunan
yang tinggi. Ketekunan ini menjadi fondasi kuat bagi resiliensi akademik
mereka. Kemampuan untuk terus berjuang, meskipun dihadapkan pada berbagai
rintangan dan tantangan, menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir memiliki
semangat juang yang tinggi. Ketekunan ini tidak hanya tercermin dalam upaya
menyelesaikan tugas-tugas akademik, tetapi juga dalam kemampuan untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang mungkin muncul selama proses penelitian. Mahasiswa tingkat
akhir seringkali harus melakukan penelitian yang mendalam, mengumpulkan data,
dan menganalisisnya secara cermat. Proses ini tentu membutuhkan waktu dan
kesabaran yang tidak sedikit.
Ketekunan adalah fondasi
kokoh bagi resiliensi akademik, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir yang
tengah berjibaku dengan penyusunan skripsi. Dengan menetapkan tujuan yang jelas
dan realistis, mahasiswa dapat menjaga semangat juang yang tinggi. Membagi
tugas-tugas besar menjadi langkah-langkah kecil tidak hanya mengurangi beban,
tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri saat setiap langkah berhasil
diselesaikan. Selain itu, menghindari penundaan adalah kunci untuk menjaga
momentum dan mencegah stres menumpuk. Kegagalan, yang tak terelakkan dalam
perjalanan akademik, justru menjadi peluang untuk belajar dan tumbuh. Dengan
mengubah sudut pandang terhadap kegagalan sebagai batu loncatan menuju
kesuksesan, mahasiswa dapat semakin memperkuat resiliensi mereka.
Kesimpulan
Baik pengusaha maupun mahasiswa, keduanya
membutuhkan resiliensi untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan.
Dukungan sosial dan ketekunan adalah dua faktor kunci yang dapat meningkatkan
resiliensi. Dengan membangun jaringan yang kuat, menjaga semangat positif, dan
terus belajar dari pengalaman, kita dapat mengatasi segala kesulitan dan
mencapai tujuan kita.
Daftar Pusataka
Noviana, R., Suzanna, E., & Muna, Z. (2023).
GambaranResiliensiAkademik Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Malikussaleh
Yang Sedang MenyusunSkripsi. Jurnal Penelitian Psikologi, 1(3),
446-456.
Yunanto, T. A. R., Fitria, A. Z. N., Mahirah, A. H., Putri,
A., Kencanasuci, B. Q., Nurulfuadiyah, B., Athiyya, N., & Liadini, S.
(2022, Desember). Peer Support Group: Upaya Peningkatan Resiliensi Bagi
Pengusaha Kecil di Masa Pandemi. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 7(3),
496-501.
0 komentar:
Posting Komentar