Kamis, 17 Oktober 2024

E6-MENULIS 2 TIPS YANG SALING BERHUBUNGAN: TIPS MEMBANGUN RESILIENSI_YUSUF KHOIRUL ANAS_22310410003_PSIKOLOGI INOVASI

 

 

TIPS MEMBANGUN RESILIENSI BAGI PELAKU USAHA DALAM MASA KRISIS EKONOMI DAN MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 6 – MENULIS TIPS-TIPS YANG SALING BERHUBUNGAN

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA



Yusuf Khoirul Anas

22310410003


FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI\

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 

OKTOBER 2024



1.      Tips Membangun Relisiensi Pada Pengusaha Dalam Masa Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang melanda dunia telah menjadi ujian berat bagi keberlangsungan banyak usaha. Guncangan ekonomi yang dahsyat tidak hanya berdampak pada aspek finansial, tetapi juga pada psikologis para pelaku usaha. Di tengah ketidakpastian dan tekanan yang tinggi, banyak yang merasa tertekan, cemas, bahkan putus asa. Intervensi peer group support, atau dukungan kelompok sebaya, menjadi salah satu solusi yang efektif dalam menghadapi krisis. Melalui kelompok ini, karyawan dan pemilik usaha dapat saling berbagi pengalaman, pikiran, dan perasaan mereka. Dalam suasana yang aman dan suportif, mereka dapat mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi tanpa takut dihakimi. Proses berbagi ini tidak hanya membantu meringankan beban emosional, tetapi juga membuka peluang untuk mendapatkan perspektif baru dan solusi yang inovatif.Dukungan emosional yang diperoleh dari kelompok sebaya sangatlah berharga. Ketika individu merasa terisolasi dan sendirian, dukungan dari rekan sejawat dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Mereka dapat saling memberikan semangat, motivasi, dan dorongan untuk terus berjuang. Selain itu, kelompok dukungan juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan. Melalui interaksi dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa, individu dapat mengembangkan keterampilan baru dan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan.

 

Penelitian oleh Taufik Akbar R.Y. dkk. menunjukkan bahwa partisipasi dalam kelompok dukungan sebaya dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis dan kinerja individu. Mereka yang aktif dalam kelompok dukungan cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah, tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dan produktivitas yang lebih baik. Selain itu, mereka juga lebih mampu mengatasi perubahan dan ketidakpastian yang terjadi di lingkungan kerja.Temuan ini menegaskan bahwa hubungan sosial yang kuat merupakan fondasi yang kokoh dalam menghadapi krisis. Ketika individu merasa terhubung dengan orang lain dan didukung oleh komunitas, mereka lebih mampu menghadapi kesulitan dan bangkit kembali. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk memfasilitasi pembentukan kelompok dukungan sebaya bagi karyawan mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga memperkuat ketahanan organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan.

 

2.      Tips Meningkatkan Relisiensi Akademik Melalui Ketekunan Pada Mahasiswa

Para mahasiswa, khususnya yang sedang dalam tahap penyusunan skripsi, seringkali menunjukkan tingkat ketekunan yang tinggi. Ketekunan ini menjadi fondasi kuat bagi resiliensi akademik mereka. Kemampuan untuk terus berjuang, meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan tantangan, menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir memiliki semangat juang yang tinggi. Ketekunan ini tidak hanya tercermin dalam upaya menyelesaikan tugas-tugas akademik, tetapi juga dalam kemampuan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul selama proses penelitian. Mahasiswa tingkat akhir seringkali harus melakukan penelitian yang mendalam, mengumpulkan data, dan menganalisisnya secara cermat. Proses ini tentu membutuhkan waktu dan kesabaran yang tidak sedikit.

Ketekunan adalah fondasi kokoh bagi resiliensi akademik, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir yang tengah berjibaku dengan penyusunan skripsi. Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan realistis, mahasiswa dapat menjaga semangat juang yang tinggi. Membagi tugas-tugas besar menjadi langkah-langkah kecil tidak hanya mengurangi beban, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri saat setiap langkah berhasil diselesaikan. Selain itu, menghindari penundaan adalah kunci untuk menjaga momentum dan mencegah stres menumpuk. Kegagalan, yang tak terelakkan dalam perjalanan akademik, justru menjadi peluang untuk belajar dan tumbuh. Dengan mengubah sudut pandang terhadap kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan, mahasiswa dapat semakin memperkuat resiliensi mereka.

 

Kesimpulan

Baik pengusaha maupun mahasiswa, keduanya membutuhkan resiliensi untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan. Dukungan sosial dan ketekunan adalah dua faktor kunci yang dapat meningkatkan resiliensi. Dengan membangun jaringan yang kuat, menjaga semangat positif, dan terus belajar dari pengalaman, kita dapat mengatasi segala kesulitan dan mencapai tujuan kita.

 

Daftar Pusataka

Noviana, R., Suzanna, E., & Muna, Z. (2023). GambaranResiliensiAkademik Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Malikussaleh Yang Sedang MenyusunSkripsi. Jurnal Penelitian Psikologi, 1(3), 446-456.

Yunanto, T. A. R., Fitria, A. Z. N., Mahirah, A. H., Putri, A., Kencanasuci, B. Q., Nurulfuadiyah, B., Athiyya, N., & Liadini, S. (2022, Desember). Peer Support Group: Upaya Peningkatan Resiliensi Bagi Pengusaha Kecil di Masa Pandemi. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 7(3), 496-501.

 

0 komentar:

Posting Komentar