"Berbincang Sejenak"
Esai-2 Psikologi Inovasi (Wawancara tentang Disonansi Kognitif)
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Septi Iing Hijjriyah
(22310410132)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
November – 2024
___
Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah perokok aktif di Indonesia pada tahun 2024 mencapai sekitar 70 juta orang, dan didominasi oleh anak muda bahkan anak-anak yang tidak diawasi dengan baik oleh orang tua juga sudah mulai merokok. Dan, SRN menjadi satu dari sekian puluh juta orang yang menjadi perokok aktif per tahun 2024 tadi. Seorang mahasiswa aktif yang kini berusia 23 tahun tersebut mengaku memulai perjalanan sebagai seorang perokok di satu tahun terakhir, terbilang baru saja menjelma menjadi seorang perokok. Adapun saat ditanya alasan mengapa memilih untuk merokok ternyata karena mengalami kekecewaan mendalam karena kisah romansa alias putus cinta. Alasan seperti ini kerap ditertawakan dan dijadikan sebagai bahan candaan oleh sebagian orang. Padahal kita tidak pernah tahu sedalam apa dia sudah melibatkan pikiran dan perasaannya akan hal tersebut hingga akhirnya memilih untuk menjadi seorang perokok aktif yang dengan sadar ia mengatakan bahwa keputusannya itu tidak baik.
"Menjadi perokok itu hal negatif bagi saya," tuturnya saat sedang diwawancara beberapa waktu lalu.
Kemudian saat ditanya mengapa masih memutuskan untuk melanjutkan, SRN menganggap bahwa dia punya kontrol atas dirinya sendiri. Dalam hal ini, dia mengatakan bahwa kapan saja dia bisa berhenti untuk menjadi seorang perokok. Hal ini yang membuatnya merasa punya pegangan sebagai pertahanan diri melakukan hal tersebut.
"Sebenarnya kapan saja saya bisa berhenti merokok, cuma untuk sekarang ya belum pengen berhenti aja, masih pengen menikmati karena mumpung ada uang."
Selain itu, dia juga sempat menyampaikan bahwa sebenarnya dia melakukan hal tersebut secara diam-diam, keluarga terlebih orang tuanya tidak tahu. Namun, menurutnya orang tuanya sudah mulai curiga tapi mereka lebih memilih untuk diam.
Terlepas itu semua, memang benar dia merasa kecewa akan kandasnya romansa yang sempat dia telan di beberapa waktu lalu, ditambah pengalaman percintaan seperti ini merupakan kali pertama baginya, namun dia mengaku, pasca kejadian ini dia menemukan titik balik untuk lebih menyadari bahwa waktu itu amat berharga, kasih sayang keluarga, doa dari orang tuanya, support dari teman terdekatnya masih dia punya. Sempat dia merasa akan merasa hampa setelah kejadian tersebut, namun nyatanya dia merasa lebih punya banyak waktu untuk mencintai diri, menjalankan hobi, upgrade skill, dll. Hal-hal yang sempat terjadi di masa lalu membuatnya merasa semakin kuat dan inovatif untuk menjalani hidup dengan segenap rintangannya di masa mendatang. Menurutnya, meski merokok bagian dari keputusan yang dia ambil pasca putus cinta, namun dia mengaku bahwa perasaannya sudah rampung dengan masalah tersebut. Kini SRN hanya ingin fokus terlebih dahulu untuk meningkatkan kualitas diri, mengembangkan relasi serta karirnya.
"Masih ada keluarga dan orang tua yang harus saya banggakan ke depan," tutupnya di akhir sesi wawancara di beberapa waktu lalu.
0 komentar:
Posting Komentar