MENGATASI BURNOUT:
PENTINGNYA SUPPORT SYSTEM DAN WORK-LIFE BALANCE BAGI KESEHATAN
MENTAL MAHASISWA
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 6 - Menulis 2 Tips
yang Berhubungan
Dosen Pengampu: Dr.Dra.Arundita Shinta, MA.
EDWIN DWI YUNIARTO
21310410203
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Burnout adalah kondisi
kelelahan fisik dan mental akibat stres tinggi, sering disebabkan oleh beban
kerja yang berlebihan. Mahasiswa sering mengalami kondisi ini ketika
membayangkan tumpukan tugas yang berat, menganggap usaha mereka tidak berarti,
serta merasa tidak bahagia dan kurang puas dengan pencapaiannya. Kondisi ini
sudah umum terjadi di kalangan mahasiswa, yang mengalami kelelahan emosional,
fisik, dan mental akibat stres yang berkepanjangan dari tuntutan akademis yang
tinggi. Mahasiswa sering menghadapi beban tugas yang berat, tekanan untuk
berprestasi, dan tuntutan waktu yang ketat yang semuanya dapat menyebabkan
kelelahan.
Gejala burnout muncul
secara fisik dan perilaku. Fisiknya meliputi kelelahan, mengantuk meski tidur
cukup, sakit kepala, sakit perut, pusing, dan ketegangan otot. Secara perilaku,
individu menjadi lebih sensitif, mudah marah, bersikap negatif, dan sulit
mengendalikan emosi. Mahasiswa bisa kehilangan motivasi dan minat, bahkan
mempertimbangkan untuk keluar dari kampus. Untuk mencegah burnout, kita perlu
meningkatkan kesadaran diri, mengenali tanda-tanda stres, dan memahami
penyebabnya. Selain itu, carilah mentor yang berpengalaman untuk berbagi
wawasan dan nasihat. Bagi mahasiswa, mentor bisa berasal dari kakak tingkat
atau mentor sudah berpengalaman untuk membantu menghadapi tantangan dalam proses belajar.
Ketika merasa stres,
berbicara dengan seseorang yang dipercaya dapat meringankan beban emosional.
Support system juga berperan dalam memberikan saran dan perspektif baru.
Oleh karena itu, ada tips manfaat Support system dengan panduan
S.U.P.P.O.R.T untuk mengatasi stres. Selain itu, penting untuk menerapkan work-life
balance, yaitu membagi waktu antara pekerjaan dan aktivitas lain, seperti
keluarga, kegiatan pribadi, serta keterlibatan sosial. Ada juga tips manfaat
dengan panduan B.A.L.A.N.C.E untuk membantu menjaga keseimbangan tersebut.
Berikut merupakan tips manfaat Support
System (S.U.P.P.O.R.T) dan Work-life Balance (B.A.L.A.N.C.E)
bagi mahasiswa yang mengalami burnout antara lain:
A.
Tips
manfaat Support System: panduan S.U.P.P.O.R.T
1.
S
- Saling Berbagi
Mendorong komunikasi terbuka untuk berbagi perasaan
dan pengalaman, sehingga merasa didengar dan dipahami.
2.
U
- Umpan Balik Positif
Mendapatkan perspektif dan dukungan dari orang lain
yang membantu membangun rasa percaya diri.
3.
P
- Penguatan Emosional
Mendapatkan Dukungan emosional dari teman atau
keluarga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan.
4.
P
- Perencanaan Bersama
Melakukan Kolaborasi dalam merencanakan tugas atau
kegiatan, mengurangi beban individu.
5.
O
- Olahraga Bersama
Melakukan aktivitas fisik bersama, seperti olahraga,
untuk meningkatkan mood dan kesehatan mental.
6.
R
- Relaksasi Berkelompok
Menciptakan ruang untuk relaksasi, seperti meditasi
atau yoga bersama, yang dapat menenangkan pikiran.
7.
T
- Tanya dan Dapatkan Solusi
Jangan ragu untuk bertanya kepada orang-orang
terdekat tentang cara mereka mengatasi stres.
B.
Tips
manfaat Work-life Balance: panduan B.A.L.A.N.C.E
1.
B
- Batasan Waktu
Menetapkan batasan antara waktu kuliah dan waktu
pribadi membantu mencegah kelelahan mental.
2.
A
- Aktivitas Relaksasi
Meisihkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan
seperti hobi atau olahraga untuk menyegarkan pikiran.
3.
L
- Latih Prioritas
Memfokus pada tugas-tugas yang paling penting untuk
menghindari stres berlebih.
4.
A
- Ambil Istirahat
Jangan lupa istirahat sejenak di antara kesibukan
agar energi tetap terjaga.
5.
N
- Nikmati Momen
Memberi ruang
untuk menikmati momen bersama teman, keluarga, atau diri sendiri tanpa
memikirkan tugas.
6.
C
- Ciptakan Keseimbangan
Temukan keseimbangan antara pekerjaan akademis dan
waktu istirahat untuk menjaga produktivitas jangka panjang.
7.
E
- Evaluasi Rutin
Selalu
evaluasi rutinitas dan keseimbangan hidupmu, dan sesuaikan jika diperlukan agar
tidak mudah merasa tertekan.
Dengan panduan S.U.P.O.R.T
dan B.A.L.A.N.C.E ini bisa membantu mahasiswa yang mengalami burnout
untuk lebih mudah mengingat pentingnya dukungan sosial dan keseimbangan hidup.
Referensi
Agustin, Mubiar. (2009). Model
Konseling Kognitif-Perilaku Untuk Menangani Burnout pada Mahasiswa (Disertasi).
Bandung : PPS UP
Bannink, F.P. &Jackson ,
P.Z.(2011).Positive Psychology and Solution Focus– looking at similarities and
differences. Interaction: The Journal of Solution Focus in Organisations, 3, 1,
8–20
Cavus. 2010. “The Impact of
Structural & Psychological Empowerment on Burnout. Canadian Social Science
6 (4). Hlm 63-72
Charlesworth, J.R. & Jackson,
C.M. 2004. Solution-Focused Brief Counseling: An Approach for Professional
School Counselors. Dalam Erford, B.T. (ed.). Professional School Counseling: A
Handbook of Theories, Programs and Practices. Austin, TX: Caps Press.
Corey, Gerald. 2009. Theory and
Practice of Counseling and Psychotherapy Eigh Edition. USA: Thomson Higher
education.
Daki, J., Savage. S. R, (2010). Solution Focused Brief Therapy; Impact on Academic and Emotional Difficulties. The Journal of Educational Research.103.309 326
Link Video:
1.
Video
Pertama: https://vt.tiktok.com/ZSjRAYHwp/
2. Video Kedua: https://vt.tiktok.com/ZSjRAVtGM/
0 komentar:
Posting Komentar