Kamis, 10 Oktober 2024

E6-MENULIS 2 TIPS YANG SALING BERHUBUNGAN: EDWIN DWI YUNIARTO_21310410203

 

MENGATASI BURNOUT: PENTINGNYA SUPPORT SYSTEM DAN WORK-LIFE BALANCE BAGI KESEHATAN MENTAL MAHASISWA

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 6 - Menulis 2 Tips yang Berhubungan

Dosen Pengampu: Dr.Dra.Arundita Shinta, MA.

EDWIN DWI YUNIARTO

21310410203 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024


Burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan mental akibat stres tinggi, sering disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan. Mahasiswa sering mengalami kondisi ini ketika membayangkan tumpukan tugas yang berat, menganggap usaha mereka tidak berarti, serta merasa tidak bahagia dan kurang puas dengan pencapaiannya. Kondisi ini sudah umum terjadi di kalangan mahasiswa, yang mengalami kelelahan emosional, fisik, dan mental akibat stres yang berkepanjangan dari tuntutan akademis yang tinggi. Mahasiswa sering menghadapi beban tugas yang berat, tekanan untuk berprestasi, dan tuntutan waktu yang ketat yang semuanya dapat menyebabkan kelelahan.

Gejala burnout muncul secara fisik dan perilaku. Fisiknya meliputi kelelahan, mengantuk meski tidur cukup, sakit kepala, sakit perut, pusing, dan ketegangan otot. Secara perilaku, individu menjadi lebih sensitif, mudah marah, bersikap negatif, dan sulit mengendalikan emosi. Mahasiswa bisa kehilangan motivasi dan minat, bahkan mempertimbangkan untuk keluar dari kampus. Untuk mencegah burnout, kita perlu meningkatkan kesadaran diri, mengenali tanda-tanda stres, dan memahami penyebabnya. Selain itu, carilah mentor yang berpengalaman untuk berbagi wawasan dan nasihat. Bagi mahasiswa, mentor bisa berasal dari kakak tingkat atau mentor sudah berpengalaman untuk membantu menghadapi tantangan dalam  proses belajar.

Ketika merasa stres, berbicara dengan seseorang yang dipercaya dapat meringankan beban emosional. Support system juga berperan dalam memberikan saran dan perspektif baru. Oleh karena itu, ada tips manfaat Support system dengan panduan S.U.P.P.O.R.T untuk mengatasi stres. Selain itu, penting untuk menerapkan work-life balance, yaitu membagi waktu antara pekerjaan dan aktivitas lain, seperti keluarga, kegiatan pribadi, serta keterlibatan sosial. Ada juga tips manfaat dengan panduan B.A.L.A.N.C.E untuk membantu menjaga keseimbangan tersebut.

Berikut merupakan tips manfaat Support System (S.U.P.P.O.R.T) dan Work-life Balance (B.A.L.A.N.C.E) bagi mahasiswa yang mengalami burnout antara lain:

A.    Tips manfaat Support System:  panduan S.U.P.P.O.R.T 

1.      S - Saling Berbagi

Mendorong komunikasi terbuka untuk berbagi perasaan dan pengalaman, sehingga merasa didengar dan dipahami.

2.      U - Umpan Balik Positif

Mendapatkan perspektif dan dukungan dari orang lain yang membantu membangun rasa percaya diri.

3.      P - Penguatan Emosional

Mendapatkan Dukungan emosional dari teman atau keluarga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan.

4.      P - Perencanaan Bersama

Melakukan Kolaborasi dalam merencanakan tugas atau kegiatan, mengurangi beban individu.

5.      O - Olahraga Bersama

Melakukan aktivitas fisik bersama, seperti olahraga, untuk meningkatkan mood dan kesehatan mental.

6.      R - Relaksasi Berkelompok

Menciptakan ruang untuk relaksasi, seperti meditasi atau yoga bersama, yang dapat menenangkan pikiran.

7.      T - Tanya dan Dapatkan Solusi

Jangan ragu untuk bertanya kepada orang-orang terdekat tentang cara mereka mengatasi stres.

 

B.     Tips manfaat Work-life Balance: panduan B.A.L.A.N.C.E

1.      B - Batasan Waktu

Menetapkan batasan antara waktu kuliah dan waktu pribadi membantu mencegah kelelahan mental. 

2.      A - Aktivitas Relaksasi

Meisihkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan seperti hobi atau olahraga untuk menyegarkan pikiran. 

3.      L - Latih Prioritas

Memfokus pada tugas-tugas yang paling penting untuk menghindari stres berlebih.

4.      A - Ambil Istirahat

Jangan lupa istirahat sejenak di antara kesibukan agar energi tetap terjaga.

5.      N - Nikmati Momen

Memberi  ruang untuk menikmati momen bersama teman, keluarga, atau diri sendiri tanpa memikirkan tugas. 

6.      C - Ciptakan Keseimbangan

Temukan keseimbangan antara pekerjaan akademis dan waktu istirahat untuk menjaga produktivitas jangka panjang. 

7.      E - Evaluasi Rutin

Selalu evaluasi rutinitas dan keseimbangan hidupmu, dan sesuaikan jika diperlukan agar tidak mudah merasa tertekan.

Dengan panduan S.U.P.O.R.T dan B.A.L.A.N.C.E ini bisa membantu mahasiswa yang mengalami burnout untuk lebih mudah mengingat pentingnya dukungan sosial dan keseimbangan hidup.

 

Referensi

Agustin, Mubiar. (2009). Model Konseling Kognitif-Perilaku Untuk Menangani Burnout pada Mahasiswa (Disertasi). Bandung : PPS UP

Bannink, F.P. &Jackson , P.Z.(2011).Positive Psychology and Solution Focus– looking at similarities and differences. Interaction: The Journal of Solution Focus in Organisations, 3, 1, 8–20

Cavus. 2010. “The Impact of Structural & Psychological Empowerment on Burnout. Canadian Social Science 6 (4). Hlm 63-72

Charlesworth, J.R. & Jackson, C.M. 2004. Solution-Focused Brief Counseling: An Approach for Professional School Counselors. Dalam Erford, B.T. (ed.). Professional School Counseling: A Handbook of Theories, Programs and Practices. Austin, TX: Caps Press.

Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy Eigh Edition. USA: Thomson Higher education.

Daki, J., Savage. S. R, (2010). Solution Focused Brief Therapy; Impact on Academic and Emotional Difficulties. The Journal of Educational Research.103.309 326

 

0 komentar:

Posting Komentar