Kamis, 31 Oktober 2024

ESSAY 6 Psi.Inovasi Menulis 2 Tips Berhubungan : " Dari Kritik ke Prestasi " Menceritakan Profesionalisme Melalui Ketangguhan_ALFIAN MAULI AWALUDIN_2310410095

 

PSIKOLOGI INOVASI

ESSAY 6 Psi.Inovasi Menulis 2 Tips Berhubungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.



ALFIAN MAULI AWALUDIN

2310410095

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

2024

 

“Dari Kritik ke Prestasi : Menceritakan Profesionalisme Melalui Ketangguhan”

A.     Pendahuluan.

Di dunia profesional, Sukses bukan hanya diukur dari keterampilan teknis semata, namun juga berasal dari kemampuan individu dalam menghadapi kritik, bangkit dari kegagalan,  dan senantiasa selalu berusaha introspeksi diri. Resiliensi dan dorongan untuk berprestasi juga menjadi elemen yang penting dalam mencapai sebuah kesuksesan yang berkelanjutan. Profesionalisme yang unggul dapat diperoleh dengan menguasai minimal dua kemampuan diatas.

Untuk memperdalam pembahasan tentang pentingnya resiliensi dan dorongan berprestasi dalam membentuk profesionalisme, maka pada esai ini saya mengaitkan dengan  2 teori, yaitu teori motivasi Hamzah B. Uno dan teori kebutuhan Abraham Maslow. Maka dari itu mari kita simak lebih lanjut.

1.      Menerima kritikan, dan bersikap positif.

Kritik, sering kali menjadi tantangan dalam menghadapi perjalanan individu dalam menghadapi kesuksesan, namun dengan kritik inilah resiliensi berperan penting, dengan menerima kritik dan mempergunakan nya untuk evaluasi kinerja itu adalah tanda dari ketangguhan emosional. Dalam konteks teori motivasi Hamzah, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu : dorongan internal( Kebutuhan dasar manusia ), dorongan eksternal ( Lingkungan  ), dan tujuan individu. Kritik dapat dilihat sebagai stimulus eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Dengan individu dapat menerima dan mampu mengelola kritik secara positif, hal itu akan memperkuat dorongan internal mereka untuk mencapai keinginan mereka, dorongan ini sejalan dengan tujuan untuk berkembang dan meningkatkan profesionalisme. Dengan demikian teori ini dapat menjelaskan mengapa dalam menjaga motivasi tetap tinggi, individu perlu terus memperbarui tujuan dan menghubungkan umpan balik seperti kritikan dengan peningkatan diri. Dengan menerima kritik dengan sikap yang positif dapat membantu individu untuk membentuk pola pikir yang mendorong perbaikan, sehingga resiliensi terhadap kesulitan menjadi lebih kuat.

2.      Mengembangkan kebiasaan Refleksi diri dan perbaikan nyata.

Refleksi diri dengan konsisten dan menjadikannya sebuah kebiasaan merupakan hal penting yang terdapat pada proses membangun resiliensi dan dorongan berprestasi, refleksi diri memungkinkan individu dalam melihat kembali kesalahan apa di masa lampau dan berusaha mencari cara dalam membuatnya terus berkembang.  Menurut Abraham Maslow melalui teori kebutuhan nya yang populer disitu dijelaskan bahwa refleksi dan perbaikan diri berhubungan dengan kebutuhan psikologi pada manusia. dari 5 tingkatan yang ada pada teori kebutuhan nya, tingkatan aktualisasi diri ini lah yang menjadi salah satu hal yang didapatkan dari kebiasaan refleksi dan perbaikan diri, dimana seseorang akan fokus pada suatu pencapaian dan akan terus mengevaluasi sehingga melihat peluang untuk peningkatan lebih lanjut. Dengan memadukan kebutuhan untuk beprestasi dan refleksi seseorang dapat mencapai tingkat profesionalisme yang tinggi dan memperkuat resiliensi dalam menghadapi hambatan.

B.      Kesimpulan

Resiliensi dam dorongan untuk berprestasi adalah 2 hal yang saling melengkapi dalam pembentukan sikap profesionalisme yang kuat dan berorientasi pada perkembangan diri. Dengan menggabungkan penerimaan kritik dan kebiasaan refleksi, individu dapat mencapai resiliensi yang kuat dengan dorongan berprestasi yang jelas. Kedua tips tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan untuk bertahan dan berkembang dengan melalui resiliensi dan motivasi, seseorang dapat sukses mencapai pada tingkatan profesional yang baik.

 

C.    Daftar Pustaka.

Abraham H. Maslow. (2013). Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia). PT. PBP, Jakarta

Anggraeni, A. I. (2017). Membangun resiliensi karir karyawan di dalam organisasi: tinjauan teori konstruktivis sosial. Sustainable competitive advantage-7 (sca-7) feb unsoed.

Aurellia, P., Basaria, D., & Fahlevi, R. (2024). Pengaruh Growth Mindset Terhadap Employee Resilience di Unit Foods PT X. Psikologi Prima, 7(1), 41-49.

B. Uno, Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar