Rabu, 30 Oktober 2024

Essay 2 Melakukan wawancara disonansi kognitif oleh Maulana Malik Ibrahim 22310410091

  TUGAS ESSAI 2

PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.


Maulana Malik Ibrahim

22310410091 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024


Hasil Wawancara Disonansi Kognitif dengan Josephine pada Tanggal 30 Oktober

Pada tanggal 30 Oktober, saya mewancarai Josephin yaitu salah satu karyawan perusahaan untuk menggali pengalaman pribadinya mengenai disonansi kognitif. Josephine menceritakan sebuah pengalaman ketika ia merasa harus mengambil keputusan yang bertentangan dengan keyakinan pribadinya. Ia menghadapi situasi di mana ia merasa perlu menyetujui keputusan kolega kerja, meskipun dalam hati ia tidak setuju dengan langkah yang diambil. Ia menyatakan bahwa tekanan untuk mempertahankan keharmonisan di tempat kerja menjadi salah satu alasan utama di balik keputusannya tersebut.

   Josephine mengungkapkan bahwa keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh faktor eksternal, seperti ekspektasi dari rekan kerja dan atasan. Ia merasa adanya tekanan untuk menyesuaikan diri agar diterima dalam kelompoknya dan menjaga hubungan profesional. Di sisi lain, ia memiliki keyakinan pribadi tentang pentingnya transparansi dan etika, yang bertolak belakang dengan keputusan yang diambil. Ketika dihadapkan dengan perasaan tidak nyaman akibat konflik antara keyakinan dan tindakannya, Josephine mencoba mengatasi disonansi ini dengan cara merasionalisasi keputusan yang ia ambil. Ia meyakinkan dirinya bahwa keputusan tersebut adalah jalan terbaik untuk menjaga keharmonisan dan stabilitas dalam tim, walaupun ia merasa masih ada perasaan yang mengganjal.

   Josephine mengakui bahwa perasaan tidak nyaman ini menimbulkan tekanan emosional yang cukup besar. Ia merasa sedikit bersalah karena tidak memperjuangkan prinsipnya, dan perasaan tersebut tidak sepenuhnya hilang setelah kejadian itu. Ia merasa perlu berbicara dengan teman dekat untuk mencari dukungan emosional dan mendapatkan perspektif baru atas situasinya. Melalui pengalaman tersebut, Josephine menyadari pentingnya menyeimbangkan nilai-nilai pribadi dengan kebutuhan profesional. Ia mengatakan bahwa pengalaman itu mengajarkan untuk lebih selektif dalam menyetujui keputusan bersama di masa depan. Selain itu, ia berniat untuk mencoba berdiskusi lebih terbuka agar dapat menyampaikan pandangan pribadinya secara profesional, tanpa merusak hubungan kerja. Wawancara ini menunjukkan bahwa Josephine mengalami disonansi kognitif yang muncul dari konflik antara keyakinan pribadi dan tuntutan sosial di lingkungan kerja. Pengalaman ini memberinya wawasan tentang pentingnya keseimbangan antara menjaga integritas pribadi dan memenuhi ekspektasi lingkungan sosial.


0 komentar:

Posting Komentar