Kamis, 31 Oktober 2024

“TIPS RESILIENSI UNTUK MENDORONG PRESTASI” PSIKOLOGI INOVASI E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN BEPRESTASI/KETANGGUHAN,ENTREPRENEURSHIP/KETEKUNAN/PEKA TERHADAP PERUBAHAN/PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN/MENJADI SURI TAULADAN

 

“TIPS RESILIENSI UNTUK MENDORONG PRESTASI”

PSIKOLOGI INOVASI

E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN BEPRESTASI/KETANGGUHAN,ENTREPRENEURSHIP/KETEKUNAN/PEKA TERHADAP PERUBAHAN/PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN/MENJADI SURI TAULADAN

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.



Chelsea Oktavia Anjani

22310410027 (Karyawan SP)

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

10/2024

 

Connor  dan  Davidson  (2003) mendefinisikan resiliensi psikologis sebagai kualitas personal seseorang yang memungkinkan untuk berkembang dalam     menghadapi     kesulitan     dalam hidupnya.   Individu   yang   resilien   akan lebih tahan terhadap stres sehingga lebih sedikit  mengalami  gangguan  emosi  dan perilaku (Aisyah & Listiyandini, 2015). Secara umum, resiliensi psikologis sangat    penting    bagi    remaja    karena perubahan sosial, biologis, dan psikologis yang  dialami  remaja  menuntut  mereka untuk adaptif dalam menghadapi masalah  (Athigi.,  Athigi  &  Atighi,  2015). Distres psikologis merupakan keadaan negative kesehatan mental yang mempengaruhi individu baik secara langsung maupun tidak langsung dan berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan mental lainnya. Distres psikologis yang dialami mahasiswa tersebut tidak sedikit yang berdampak pada kesehatan fisik maupun mental dan bahkan kematian.

 

Pidgeon ,dkk (2014) menyatakan bahwa mahasiswa dengan tingkat resiliensi yang rendah memiliki tingkat distress psikologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki tingkat resiliensi yang lebih tinggi. Pada penelitian lain telah diinvestigasi hubungan antara resiliensi psikologis dan hasil kerja yang secara konsisten menunjukkan bahwa resiliensi psikologis berkaitan erat dengan level distrespsikologis. Dalam Graber, Pichon, dan Carabine (2015) juga dikatakan bahwa pemahaman resiliensi pada spektrum kesehatan psikologis dengan distress psikologi sini relevan dengan banyak literatur dibidang ini. Resiliensi merupakan sebuah proses dinamis yang selalu berkembang dan berlangsung sepanjang kehidupan berbentuk sebagai sebuah kemampuan individu beradaptasi secara positif terhadap peristiwa sulit, mengembangkan strategi untuk menghadapi, dan menemukan makna dari peristiwa tersebut yang memungkinkan individu tersebut bangkit dan mencegah peristiwa tersebut di masa depan.

 

Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan dan tetap berfokus pada tujuan. Kualitas ini sangat penting dalam mendorong prestasi, karena individu yang resiliens cenderung lebih mampu menghadapi tantangan dan mencapai keberhasilan. Berikut adalah beberapa tips untuk membangun resiliensi yang dapat meningkatkan dorongan berprestasi. Tips Pertama, mengembangkan pola pikir positf, dengan cara alihkan fokus dari kegagalan ke pembelajaran. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar. Alih-alih merasa terpuruk, cari pelajaran dari pengalaman tersebut. Ini akan membantu melihat tantangan sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan. Selain itu, Berlatih Berpikir Optimis. Cobalah untuk melihat sisi baik dari setiap situasi. Misalnya, jika mengalami kegagalan dalam suatu proyek, tanyakan pada diri sendiri apa yang bisa diperbaiki di masa depan dan bagaimana pengalaman tersebut dapat membantu untuk tumbuh kembali.

 

Tips kedua, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam membangun resiliensi. Individu yang mampu menemukan solusi untuk masalah cenderung lebih mampu mengatasi tantangan. Latih Keterampilan Pemecahan Masalah, Setiap kali menghadapi tantangan baru, buatlah daftar singkat tentang beberapa cara potensial yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Bereksperimenlah dengan berbagai strategi dan fokus pada pengembangan cara logis untuk mengatasi masalah. Selanjutnya dapat mengambil Tindakan segera. Jangan menunggu masalah hilang dengan sendirinya, mulailah bekerja untuk menyelesaikan masalah dengan segera, meskipun mungkin tidak ada solusi cepat atau sederhana, mengambil langkah-langkah kecil dapat membuat situasi lebih baik dan tidak membuat stress. Membangun resiliensi adalah proses yang memerlukan waktu dan usaha, tetapi hasilnya sangat berharga dalam mendorong prestasi. Dengan mengembangkan pola pikir positif, menetapkan tujuan yang jelas, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, serta menjalin hubungan sosial yang kuat, akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dan mencapai keberhasilan yang diinginkan. Resiliensi bukan hanya tentang bertahan, ini juga tentang berkembang melalui pengalaman dan terus maju meskipun ada rintangan di depan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, D., Listiyandini, A., & Rahmatika, R. (2022). Resiliensi psikologis

dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup terkait kesehatan pada remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi, 2(1), 380-386.

 

Sari, A., & Budi, R. (2023). Pengaruh resiliensi terhadap distres psikologis pada

mahasiswa. Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 5(2), 150-160.

 

LINK ESSAY 7

Video 1: https://vt.tiktok.com/ZSj2vRTxo/

Video 2: https://vt.tiktok.com/ZSj2cMY2o/


0 komentar:

Posting Komentar