Kamis, 31 Oktober 2024

E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN BERPRESTASI_AHMAD FARIS DANARDANA _22310410080

 

RESILIANSI DAN DORONGAN BERPRESTASI: KUNCI MENUJU KESUKSESAN

 

PSIKOLOGI INOVASI

 

E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN BERPRESTASI/KETANGGUHAN, ENTERPRENEURSHIP/KETEKUNAN/PEKA TERHADAP PERUBAHAN/PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN/MENJADI SURI TAULADAN

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA



AHMAD FARIS DANARDANA

22310410080

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

OKTOBER/2024

Dalam perjalanan hidup, setiap individu akan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Kemampuan untuk bangkit kembali setelah jatuh, atau yang dikenal sebagai resiliensi, menjadi kunci penting dalam mengatasi kesulitan. Seiring dengan itu, dorongan berprestasi adalah semangat yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kedua konsep ini, meskipun berbeda, saling melengkapi dan menjadi fondasi bagi kesuksesan.

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tekanan, trauma, atau perubahan besar dalam hidup. Individu yang resilien memiliki karakteristik seperti optimisme, kemampuan adaptasi, dan keterampilan pemecahan masalah yang baik. Mereka tidak menyerah pada kesulitan, melainkan melihat tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Resiliensi memungkinkan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan emosional dan mental, bahkan di tengah situasi yang sulit.

Di sisi lain, dorongan berprestasi adalah keinginan yang kuat untuk mencapai kesuksesan dan melampaui ekspektasi diri sendiri maupun orang lain. Individu yang memiliki dorongan berprestasi tinggi cenderung memiliki ambisi yang besar, semangat juang yang tinggi, dan ketekunan dalam mencapai tujuan. Mereka tidak puas dengan hasil yang biasa-biasa saja, melainkan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Bagaimana resiliensi dan dorongan berprestasi saling berhubungan?

·        Resiliensi sebagai fondasi: Dorongan berprestasi yang tinggi tanpa didukung oleh resiliensi yang kuat dapat menyebabkan seseorang mudah merasa tertekan dan putus asa ketika menghadapi kegagalan. Resiliensi memberikan kemampuan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dan melanjutkan perjuangan.

·        Dorongan berprestasi sebagai pendorong: Dorongan berprestasi yang tinggi dapat menjadi motivasi yang kuat untuk mengembangkan resiliensi. Ketika seseorang memiliki tujuan yang jelas dan ingin mencapainya, mereka akan lebih termotivasi untuk mengatasi segala rintangan yang menghadang.

·        Saling memperkuat: Resiliensi dan dorongan berprestasi saling memperkuat satu sama lain. Semakin sering seseorang menghadapi tantangan dan berhasil mengatasinya dengan resiliensi, semakin kuat pula dorongan prestasinya. Sebaliknya, semakin tinggi dorongan prestasinya, semakin terlatih pula kemampuan resiliensinya.

Tips untuk meningkatkan resiliensi dan dorongan berprestasi:

1.     Kembangkan pola pikir positif: Ubahlah cara pandang terhadap kegagalan. Lihatlah kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai akhir dari segalanya.

2.     Bangun jaringan dukungan: Bergaul dengan orang-orang yang positif dan suportif dapat memberikan kekuatan dan motivasi tambahan.

3.     Latih keterampilan pemecahan masalah: Semakin sering kita melatih keterampilan pemecahan masalah, semakin percaya diri pula kita dalam menghadapi tantangan.

4.     Jaga kesehatan fisik dan mental: Tubuh yang sehat dan pikiran yang tenang adalah fondasi bagi resiliensi dan produktivitas.

5.     Tetapkan tujuan yang realistis: Tujuan yang terlalu tinggi dapat membuat kita merasa terbebani dan mudah menyerah. Tetapkan tujuan yang realistis dan buatlah rencana yang jelas untuk mencapainya.

Resiliensi dan dorongan berprestasi adalah dua sisi mata uang yang sama. Keduanya saling melengkapi dan menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Dengan mengembangkan kedua aspek ini, kita dapat menghadapi segala tantangan dengan lebih baik dan mencapai potensi maksimal kita.

 

Daftar Pustaka

Masten, A.S. (2001). Ordinary magic: Resilience processes in development. American Psychologist, 56(3), 227-238.

Seligman, M.E.P. (2011). Flourish: A visionary new understanding of happiness and well-being. Simon & Schuster.

0 komentar:

Posting Komentar