Rabu, 23 Oktober 2024

E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN

 E6- MENULIS TIPS-TIPS

 

“YUK, KELOLA PERUBAHAN UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK”

PSIKOLOGI INOVASI

E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

 


AUSTANIVA

22310410060

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

OKTOBER 2024

 

Dalam setiap dimensi kehidupan, perubahan pasti akan terjadi karena tidak ada yang abadi dalam kehidupan. Selama menjalani kehidupan, kita tidak akan pernah bisa menghindar dari perubahan tersebut. Perubahan pasti akan terjadi pada diri setiap orang baik itu kita sadari ataupun tidak. Karena perubahan tersebut, dorongan untuk melakukan inovasi semakin kuat karena keinginan untuk memenuhi tuntutan yang terjadi. Meskipun perubahan tidak selalu menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi seseorang, tetapi tidak ada jalan lain, kalau ingin maju, ingin lebih baik, dan mampu bertahan dalam setiap tuntutan, maka jawaban atas semua itu adalah harus berubah.

Menurut Jagdesh Sheth dalam bukunya Self-Destructive Habits, ada tujuh perilaku perusak diri yaitu: denying (menyangkal), arrogance (merasa lebih benar dari orang lain), competitive myopia ( terlalu sempit memandang masa depan baru), competency dependence (ketergantungan pada kompetensi yang dimiliki pada masa lalu), territorial impulse (merasa hanya dirinya yang berhak menyatakan kebenaran), complacency (sudah merasa nyaman dan tidak mau beruabah), dan volume obsession (mengandalkan volume besar).

MENGAPA PERLU BERUBAH?

Pertanyaan ini sering muncul ketika kita tahu bahwa akan ada perubahan yang menimpa diri kita dan sering memunculkan ketidakyakinan bahwa perubahan tersebut akan menguntungkan bagi kita. Kita akan cenderung memunculkan sikap reaktif, bertindak lebih dahulu baru kemudian melakukan pemikiran yang mendalam. Pola pikir tersebut yang kerap membuat kita bersikap apatis terhadap perubahan. Nyatanya, tuntutan untuk berubah pasti cepat atau lambat akan dating, sehingga kita hanya memiliki dua pilihan yaitu berubah atau punah.

Dalam proses melakukan perubahan, John P. Kotter dalam bukunya yang berjudu Leading Change mengidentifikasi delapan langkah perubahan, yaitu:

  1. Create set of urgency (ciptakan suasana mendesak/membakar rasa nyaman)
  2. Build guiding coalition (bentuklah koalisi dalam melakukan perubahan)
  3. From strategic vision and initiative (membangun visi yang strategic dan inisiatif)
  4. Enlist volunteer army (komunikasikan visi)
  5. Enable action by removing barriers (dorong para pengikut agar bertindak sesuai dengan visi yang sudah ditulis dan dikomunikasikan)
  6. Generate short term wins (raih kemenangan-kemenangan jangka pendek)
  7. Sustain acceleration (jangan pernah berhenti dan terus lakukan konsolidasi)
  8. Institute change (lembagakan pendekatan-pendekatan baru dan terapkan perubahan secara structural dan berkelanjutan)

Kita dapat mengubah persepsi terhadap perubahan dari suatu yang menakutkan menjadi tantangan yang menantang dapat membantu kita dalam menyambut perubahan dengan energy positif dan optimisme. Merangkul perubahan bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan sikap yang positif dan terbuka, kita akan mengubah perubahan menjadi peluang untuk menciptakan masa dengan yang lebih baik bagi diri kita.

 

Referensi:

https://polteksimasberau.ac.id. (2020, 5 September). Mengelola Perubahan. Diakses pada 23 Oktober 20024, dari https://polteksimasberau.ac.id/mengelola-perubahan/

https://pasca.uit-lirboyo.ac.id. (2024, 1 April). Strategi Menciptakan Sikap Positif dalam Menghadapi Perubahan. Diakses pada 23 Oktober 2023, dari https://pasca.uit-lirboyo.ac.id/2024/04/01/10-strategi-menciptakan-sikap-positif-dalam-menghadapi-perubahan/

0 komentar:

Posting Komentar