Kamis, 02 November 2023

Mengurai Hubungan Antara Persepsi dan Perilaku dalam Pengelolaan Sampah di Yogyakarta

David Michael Tulaseket (20310410073)

Dosen Pengampu : Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 

Yogyakarta


 Saat ini, Yogyakarta menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan. Dampaknya merembet ke berbagai sektor, termasuk pariwisata dan kesehatan. Persoalan ini sebagian besar disebabkan oleh persepsi masyarakat terhadap sampah dan bagaimana persepsi ini memengaruhi perilaku mereka dalam mengelola sampah. Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan yang kompleks antara persepsi dan perilaku terkait sampah, dengan fokus pada konsep 3R behaviors (Reduce, Reuse, Recycle) dan dengan merujuk pada tulisan Arundati Shinta yang berjudul "Persepsi Terhadap Lingkungan" untuk memberikan dasar teoritis yang kuat.



Sebelum kita memahami bagaimana persepsi memengaruhi perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, kita perlu memahami bagaimana masyarakat mengidentifikasi dan memandang sampah. Persepsi terhadap sampah adalah aspek kognitif yang memengaruhi cara individu memahami dan merespons sampah dalam lingkungan sekitarnya. Dalam tulisan "Persepsi Terhadap Lingkungan," dosen menyebutkan bahwa persepsi mencakup pemahaman individu terhadap objek atau fenomena dalam lingkungan sekitarnya.


Beberapa individu mungkin melihat sampah sebagai sesuatu yang perlu dihindari dan segera dihilangkan, sementara yang lain mungkin tidak terlalu memperhatikan masalah sampah. Persepsi individu terhadap sampah ini akan memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan sampah dan perilaku mereka dalam mengelola sampah.


Konsep 3R behaviors (Reduce, Reuse, Recycle) adalah pendekatan penting dalam pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Dalam konteks ini, mari kita lihat bagaimana persepsi memengaruhi perilaku yang terkait dengan masing-masing elemen 3R:


1. Reduce (Mengurangi): Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan adalah salah satu langkah penting dalam pengelolaan sampah. Persepsi individu tentang pentingnya mengurangi sampah akan memengaruhi perilaku mereka. Jika seseorang menyadari dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, mereka mungkin lebih cenderung untuk mengurangi penggunaan produk berpembungkus berlebihan atau menghindari barang-barang sekali pakai.


2. Reuse (Menggunakan Ulang): Menggunakan kembali barang-barang atau mengadopsi praktik seperti membeli produk bekas adalah cara efektif untuk mengurangi sampah. Persepsi tentang kreativitas dalam menggunakan kembali barang-barang yang sudah ada dapat memotivasi individu untuk mengadopsi perilaku ini. Masyarakat yang memiliki persepsi positif tentang mengunakan kembali akan cenderung untuk mengadopsi perilaku ini.


3. Recycle (Mendaur Ulang): Daur ulang adalah langkah penting dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah. Persepsi tentang manfaat mendaur ulang dan pengetahuan tentang cara melakukannya akan memengaruhi apakah seseorang akan mendaur ulang atau tidak. Jika seseorang tidak memahami proses mendaur ulang atau tidak menyadari manfaatnya, mereka mungkin tidak akan melibatkan diri dalam perilaku ini.


Dalam tulisan "Persepsi Terhadap Lingkungan,"  menekankan bahwa persepsi terhadap lingkungan mencakup bagaimana individu merespons dan merasa terhubung dengan lingkungan sekitarnya. Penulis juga mengemukakan bahwa persepsi terhadap lingkungan dapat membentuk perilaku individu dalam mengelola lingkungan.


Dalam konteks pengelolaan sampah dan konsep 3R behaviors, persepsi terhadap lingkungan sangat relevan. Individu yang merasa terhubung dengan lingkungan dan memiliki pemahaman yang kuat tentang bagaimana sampah dapat merusak lingkungan akan lebih cenderung untuk mengadopsi perilaku 3R. Mereka akan melihat pengurangan sampah, penggunaan kembali, dan mendaur ulang sebagai cara untuk menjaga keindahan lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.


Selain itu, persepsi terhadap lingkungan juga mencakup aspek sosial dan budaya. Dalam konteks Yogyakarta, di mana pariwisata adalah salah satu sektor utama, persepsi masyarakat terhadap lingkungan juga dapat dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi. Jika masyarakat menyadari bahwa pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dapat mendukung industri pariwisata yang berkelanjutan, mereka mungkin lebih cenderung untuk mengadopsi perilaku 3R.


Keterkaitan antara persepsi dan perilaku dalam konteks pengelolaan sampah sangat kompleks. Seperti yang telah diuraikan di atas, persepsi individu terhadap sampah dan lingkungan akan memengaruhi apakah mereka akan mengadopsi perilaku 3R behaviors. Namun, faktor-faktor lain juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku individu, seperti pendidikan, budaya, dan norma sosial.


Pendidikan memiliki peran kunci dalam mengubah persepsi dan perilaku masyarakat terkait sampah. Melalui pendidikan, masyarakat dapat diberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak sampah terhadap lingkungan dan kesehatan. Mereka juga dapat mempelajari praktik 3R behaviors dan bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, program pendidikan yang menyasar kesadaran lingkungan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat penting untuk mengubah persepsi dan perilaku masyarakat. 


Selain itu, budaya dan norma sosial juga memainkan peran besar dalam membentuk perilaku individu. Jika masyarakat Yogyakarta melihat perilaku 3R behaviors sebagai sesuatu yang dihargai dan diterima oleh masyarakat, mereka mungkin lebih cenderung untuk mengadopsinya. Dalam hal ini, kampanye publik dan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil dapat membantu membangun norma sosial yang mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.


Pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan di Yogyakarta merupakan persoalan serius yang merembet ke berbagai sektor, termasuk pariwisata dan kesehatan. Persoalan ini sebagian besar berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap sampah dan bagaimana persepsi ini memengaruhi perilaku mereka dalam mengelola sampah. Konsep 3R behaviors (Reduce, Reuse, Recycle) adalah pendekatan penting dalam pengelolaan sampah, dan persepsi individu terhadap konsep ini memengaruhi apakah mereka akan mengadopsi perilaku 3R.


Dalam konteks Yogyakarta, pendidikan, budaya, dan norma sosial memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan perilaku masyarakat terkait sampah. Program pendidikan yang menyasar kesadaran lingkungan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat penting. Selain itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil dapat membantu membangun norma sosial yang mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.


Untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di Yogyakarta, diperlukan perubahan dalam persepsi dan perilaku masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara persepsi dan perilaku, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mempromosikan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di wilayah ini.


Daftar Pustaka :

Puspitawati, Y., & Rahdriawan, M. (2012). Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon. Biro Penerbit Planologi Undip, Volume 8 (4), 349-359.


http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar