Kamis, 13 April 2023

Essay 1. MERINGKAS ARTIKEL KORAN & OPINI SAYA TENTANG KASUS STUNTING PADA ANAK

 

SUKAMTO: ANGKA STUNTING MASIH TINGGI

Tugas 1

Psikologi Sosial

Septi Iing Hijjriyah

22310410132

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Topik

Upaya pencegahan kasus stunting lebih dini pada anak melalui program Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Sumber

Ria. (2023). Sukamto: Angka Stunting Masih Tinggi. Kedaulatan Rakyat. 9 April, hal. 2.

Ringkasan

· Pengertian stunting itu sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi serta infeksi berulang.

·   Berangkat dari catatan kasus stunting pada anak yang masih terbilang cukup tinggi di Indonesia yaitu mencapai 21,6 persen per tahun 2022 lalu (berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SS-GI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes)), Sukamto selaku Anggota Komisi IX DPR RI itu tergerak untuk melakukan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja. Kegiatan sosialisasi yang digelar pada Sabtu, 8 April 2023 di Balai Aspirasi Rakyat, Sinduadi, Mlati, Sleman tersebut dilakukan demi mengedukasi masyarakat agar lebih mawas terkait betapa pentingnya jeli terhadap kasus stunting pada anak. Belum lagi menurutnya, anak yang terlahir stunting cenderung terkesan akan memberatkan keluarga dan orang sekitarnya karena mengingat kemampuan fisiknya yang mudah sakit karena kurangnya gizi dan infeksi berulang serta jiwanya yang cenderung kesulitan menjalin relasi dengan sekitar.

·       Ada beberapa problematika yang menjadikan kasus stunting di Indonesia terus meningkat, di antaranya (1) Kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat terkait bagaimana cara bijak mencegah stunting lebih dini. (2) Masyarakat cenderung menyepelekan proses cek kesehatan pranikah yang notabenenya hal tersebut dapat menjadi penentu bagaimana kualitas keturunan atau generasi berikutnya. (3) Jangan terpaku hanya dengan satu gejala seperti stagnasi pada tinggi badan anak, karena hal tersebut tidak melulu menjadi penanda anak mengalami stunting, mengingat ada beberapa tanda klinis lainnya yang patut diperhatikan.

·     Hasil dari sosialisasi tersebut berharap dapat melahirkan sebuah habit yang baru, seperti (1) Masyarakat bisa lebih jeli dengan tanda-tanda yang kiranya mengarah pada kasus stunting pada anak, sehingga proses pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin. (2) Tidak lagi menyepelekan proses cek kesehatan pranikah.

Permasalahan

Masyarakat terbilang masih kurang edukasi, menyepelekan, mengesampingkan kasus atau gejala stunting pada anak, terbukti dengan peningkatan angka dalam catatan survei di Indonesia.

Opini saya

·    Dengan adanya kegiatan sosialisasi seperti di atas, tentu terbilang efektif untuk membantu masyarakat agar lebih bijak menyikapi kasus stunting di Indonesia, berangkat dari lingkungan, dan orang-orang terdekatnya terlebih dahulu.

·   Tidak hanya melalui sosialisasi secara tatap muka, mengingat era sudah serba digital seperti sekarang, tentu gencatan edukasi terkait pentingnya pencegahan stunting lebih dini bisa dilakukan dengan cara yang lebih unik dan menarik. Seperti melalui iklan, banner atau neon box yang diletakkan di titik tententu yang ramai massa, poster-poster di laman media sosial, dan masih banyak cara lagi untuk menyita perhatian masyarakat supaya lebih mawas dengan dewasa ini.

·   Upaya yang sudah saya dan orang terdekat saya lakukan terkait pencegahan kasus stunting ini lebih kepada menjaga pola hidup yang baik. Seperti lebih memperhatikan pola makan beserta gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama orang-orang terdekat yang masih berusia di bawah umur, setidaknya mulai mengurangi makanan-makanan yang kiranya bersifat toxic, memperhatikan pola rehat, dan memperbanyak membaca literasi terkait pencegahan stunting lebih dini, serta lebih terbuka jika ada forum diskusi atau program kemasyarakatan terkait edukasi pencegahan stunting.



0 komentar:

Posting Komentar