HUBUNGAN
ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH
Dosen Pengampu ; Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Deni
Mulyanto
21310410185
( SP )
Psikologi
Lingkungan
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
2023
Hubungan
Antara Persepsi Dengan Perilaku Yang Berkenaan Dengan Sampah
Persepsi
adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan merupakan proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya, persepsi menjadi hal
yang cukup penting dalam merespon berbagai aspek dan gejala di sekitarnya
(KBBI). Persepsi ini dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap suatu hal,
contohnya si A dan si B sama-sama melihat sampah di sungai, namun cara pandang
mereka mengenai hal tersebut bisa berbeda. Si A yang beranggapan bahwa sudah
biasa adanya sampah di sungai dan tidak perlu merespon berlebihan, sedangkan si
B beranggapan bahwa membuang sampah di sungai merupakan tindakan yang salah dan
harus segera di bersihkan.
Sekarang
ini masalah sampah telah menjadi masalah yang cukup serius di beberapa negara
(Dortman, 2015) termasuk Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) menyatakan bahwa timbunan sampah di Indonesia telah mencapai kurang
lebih 175.000 (2015) dan bisa bertambah setiap tahunnya, dengan pengelolaan di
angkut dan di timbun di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sebesar 69%, di kubur
10%, di jadikan kompos dan di daur ulang sebanyak 7%, di bakar 5%, dan sisanya
tidak terkelola sebanyak 7%. Bisa dilihat melalui data tersebut bahwa
pengolahan sampah masih terpusat di TPA dan menumpuk dari berbagai tempat tanpa
melalui proses 3R (reduce, reuse, recycle) terlebih dahulu.
Jika
hal tersebut terus terjadi maka TPA di Indonesia akan sangat kerepotan dan
menyebabkan menumpuknya sampah, sampah yang sangat banyak dan terus berdatangan
akan menyulitkan pengolah TPA. Untuk itu dari masyarakat itu sendiri harus
membantu dengan berusaha sebisa mungkin mengolah sampah sendiri, dengan
melakukan hal tersebut setidaknya akan mengurangi penumpukan sampah di TPA dan
membuatnya tidak terkelola. Sudah banyak TPA yang di tutup akibat terlalu
menumpuk dan tidak terkelola, seperti layaknya contoh di atas. Keluarga A yang
melakukan pengolahan sampah dengan menggonakan metode 3R dan keluarga B yang
tidak peduli dan hanya membuang sampah kemudian membakarnya, akibatnya keluarga
A bisa menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat serta bisa mendapat sedikit
penghasilan dengan melakukan penjualan sampah yang sudah di proses ke bank
sampah maupun menjual sampah dalam bentuk barang daur ulang seperti tas dan
lain sebagainya. Sementara keluarga B hanya menyebabkan penumpukan sampah
mentah dan menyebabkan polusi di lingkungan, itu lah contoh dari persepsi bahwa
setiap orang memandang suatu hal secara berbeda.
Jadi
apa yang bisa dilakukan dengan menggunakan prinsip 3R, pertama adalah reduce,
kita harus mengurangi timbunan sampah di mana pun itu dengan cara mulai
menggunakan barang yang bisa di daur ulang atau di gunakan kembali serta
mengurangi penggunaan barang seperti botol minum plastik dan sebagainya.
Kemudian ada reuse, kitab bisa mulai mamanfaatkan barang yang tidak
terpakai menjadi suatu karya yang mungkin bernilai, seperti membuat tempat
pensil dari botol bekas, membuat tas dari sampah kertas dan lain-lain.
Selanjutnya ada recycle, mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi
barang yang dapat di jual atau pun di pakai secara pribadi. Dari uraian di atas
maka secara langsung maupun tidak langsung kitab isa mengurangi masalah
penimbunan sampah dengan cara mengolahnya sebisa mungkin.
Dalam
melakukan hal tersebut prinsip 3R menjadi cukup penting, karena dengan hal
tersebut dapat di jadikan sebagai acuan unuk memulai pengoalahan, mengetahui
arah kemana barang harus di olah, dan bagaimana cara mengolahnya. Selanjutnya
hal tersebut harus dilakukan secara konsisten untuk terus mengurangi sampah
yang berlebihan di TPA. Namun langkah tersebut harus di lakukan oleh masyarakat
Indonesia di mana pun dan dari kalangan apa pun, jika hanya satu dua orang yang
melakukan prinsip tersebut namun ada 10 orang yang membuang sampah sembarangan.
Hal tersebut di rasa akan percuma saja, untuk itu di perlukannya kesadaran dari
masyarakat untuk hal tersebut demi keberlangsungan lingkungan yang sehat dan
bersih secara berkelanjutan.
Daftar
Pustaka
Isthofiyani,
Sri Endhes., Prasetyo, Andreas Priyono Budi., Iswari, Retno Sari. (2016).
Persepsi Pola Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Damar Dalam Membuang sampah
Di Sungai. Journal of Innovative Science Education. 5(2).
Nugraha,
Aditya., Sutjahjo, Surjono H., Amin, Akhmad Arif. (2018). Persepsi Dan
Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Bank
Sampah Di Jakarta Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. 8(1), 7-14.
Yudistirani,
Sri Anastasia., Syaufina, Lailan., Mulatsih, Sri. (2015). Desain Sistem
Pengelolaan Sampah Melalui Pemilahan Sampah Organik Dan Anorganik Berdasarkan
Persepsi Ibu-Ibu Rumah Tangga. KONVERSI. 4(2).
0 komentar:
Posting Komentar