Hubungan Antara
Persepsi Dengan Perilaku Orang-Orang
Yang Berkenaan Dengan
Sampah
Essay
untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan
Dosen pengampu : Dr.,Dra Arundati Shinta MA
RIFKY
BACHTIAR LISANDRA
22310410011
FAKULTAS
PSIKOLOGI SJ
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Hubungan antara persepsi dengan perilaku orang-orang
yang berkenaan dengan sampah sangat penting dalam memahami mengapa orang
bertindak seperti yang mereka lakukan terkait pengelolaan sampah. Persepsi
merupakan proses bagaimana individu menginterpretasikan, memahami, dan
memberikan makna terhadap informasi dan stimulus yang ada di sekitarnya.
Persepsi individu terhadap sampah dapat mempengaruhi tingkat kesadaran mereka
akan pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Dalam
hal ini, Pemerintah Daerah Kabupaten dan pemangku kepentingan terkait dapat
melakukan upaya untuk meningkatkan persepsi positif terhadap pentingnya
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan melalui kampanye edukasi, peningkatan
fasilitas pengelolaan sampah, dan perluasan pengetahuan masyarakat tentang
manfaat dan cara pengelolaan sampah yang benar.
Dalam
konteks pengelolaan sampah di Yogyakarta, persepsi individu terhadap sampah
dapat mempengaruhi perilaku mereka sebagai berikut:
1. Persepsi
terhadap keparahan sampah:
Jika individu
menyadari dampak buruk dari jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah
lingkungan terhadap pariwisata, kesehatan, dan sektor lainnya, mereka lebih
mungkin untuk mengambil tindakan untuk mengurangi dampak tersebut.
2. Persepsi
terhadap manfaat pengelolaan sampah:
Jika individu
menganggap pengelolaan sampah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
memiliki manfaat positif, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mencegah penyebaran
penyakit, dan mempertahankan sektor pariwisata yang berkembang, maka mereka
cenderung akan lebih termotivasi untuk melibatkan diri dalam perilaku
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
3. Persepsi
terhadap hambatan dalam pengelolaan sampah:
Jika individu menganggap
ada hambatan-hambatan, seperti kurangnya fasilitas pengelolaan sampah,
kurangnya kesadaran masyarakat, atau kurangnya waktu dan upaya yang diperlukan
untuk mengelola sampah, mereka mungkin menjadi kurang termotivasi atau enggan untuk
mengubah perilaku mereka.
Berdasarkan teori persepsi sosial, ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap sampah dan berdampak
pada perilaku mereka terkait sampah.
1.
Pengalaman
Pribadi: Pengalaman individu terkait dengan sampah dapat membentuk persepsi
mereka. Misalnya, jika sebelumnya seseorang telah mengalami dampak buruk dari
pengelolaan sampah yang buruk, mereka mungkin akan memiliki persepsi yang
negatif terhadap sampah dan lebih cenderung untuk mengadopsi perilaku yang
ramah lingkungan.
2.
Norma
Sosial: Norma sosial merujuk pada pandangan dan aturan yang ada dalam
masyarakat yang mempengaruhi perilaku individu. Jika norma sosial di masyarakat
mendukung perilaku ramah lingkungan seperti pemilahan sampah dan daur ulang,
individu cenderung akan memiliki persepsi yang positif terkait sampah dan
berperilaku sesuai dengan norma tersebut.
3.
Konteks
Budaya: Persepsi individu terhadap sampah juga dapat dipengaruhi oleh konteks
budaya di mana mereka hidup. Misalnya, dalam budaya yang menghargai alam dan
ramah lingkungan, orang cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap
sampah dan berperilaku untuk mengelola sampah dengan baik.
Dalam konteks 3R behaviors (reduce, reuse, recycle),
persepsi individu dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk mengadopsi perilaku
tersebut. Jika individu memiliki persepsi yang positif terhadap efektivitas
dari ketiga perilaku tersebut, mereka cenderung lebih mungkin untuk
melakukannya. Misalnya, seseorang yang menyadari bahwa daur ulang dapat
mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi polusi lingkungan, akan
lebih cenderung untuk mengadopsi perilaku daur ulang dalam pengelolaan sampah
mereka.
Di sisi lain, individu yang memiliki persepsi
positif terhadap sampah dan menyadari pentingnya pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan akan cenderung memiliki perilaku yang peduli terhadap sampah.
Misalnya, mereka akan memilah sampah, menggunakan produk yang dapat didaur
ulang, atau mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa persepsi saja tidak cukup untuk mengubah perilaku individu. Ada faktor-faktor lain seperti pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan aksesibilitas yang juga berperan dalam keputusan individu untuk mengadopsi perilaku 3R. Oleh karena itu, dalam mengubah perilaku individu terkait sampah, pendekatan yang komprehensif melibatkan edukasi, pembentukan norma sosial, serta penyediaan sarana dan infrastruktur yang mendukung, sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arundati shinta.
2013. Presepsi terhadap lingkungan. kup45iana. Retrived on April, 2013 from.
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html?m=1
White, K., Habib, R., & Hardisty, D. J. (2016). The impact of
perceived norms on pro-environmental behaviour: A meta-analysis. Journal of
Environmental Psychology, 45, 206-217.
Schultz, P. W., Nolan, J. M., Cialdini, R. B., Goldstein, N. J., &
Griskevicius, V. (2019). Values and pro-environmental behavior: A
five-country study of norms and action. Environment and Behavior, 51(7),
880-910.
Luchs, M. G., Naylor, R. W., & Irwin, J. R. (2020). The effects of
perceived product attributes on recycling: Combining insights from marketing
and psychological literatures. Journal of Public Policy & Marketing, 39(2), 174-193.
0 komentar:
Posting Komentar