Psikologi Lingkungan Essay UTS
Gaya Hidup Modern Telah Memengaruhi Perilaku Masyarakat Terkait Pengelolaan Sampah
Alfiyan
Hidayat
NIM : 22310410030
Pengampu : Dr.Dra. Arundati Shinta MA
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Akhir – akhir ini kita sering kali
menemukan tumpukan sampah yang sangat banyak di sepanjang pinggir jalan ring road kita juga sering melihat asap pembakaran
sampah yang dilakukan oleh warga masyrakat. Para warga yang
membuang sampah serta membakar sampah berdalih sampah mereka
sudah jarang diangkut dan tidak diambil oleh truk sampah sehingga mereka memutuskan membuangnya secara
sembarangan atau dengan cara dibakar.
Bila kita mengingat berita beberapa bulan yang lalu
Pemprov DIY telah memutuskan TPST piyungan akan ditutup total pada Tahun 2024 sehingga memunculkan asumsi
sampah tidak diambil akibat kebijakan tersebut. TPST Piyungan sendiri
sudah mengalami over kapasitas sejak beberapa tahun terakhir akibat tidak adanya
sistem pengolahan sampah yang ditimbun. Sebagai mahasiswa psikologi UP45
saya akan mencoba mengulik dan membahas permasalahan perilaku masyrakat ini
dengan pendekatan beberapa teori psikologi lingkungan dengan saya persempit
menjadi topik pembahasan hubungan antara persepsi dengan perilaku orang-orang
yang berkenaan dengan sampah.
Kita kembali pada dasar apa itu persepsi lingkungan
hidup ? Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami
dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut
menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman
tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang
terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai
dengan kebutuhan individu (Fisher, Bell, & Baum, 1984).Sekarang kita coba ulas
perihal persepsi orang - orang dihubungkan dengan perilaku masyrakat berkenaan
dengan sampah. Pada waktu lampau zaman dahulu nenek moyang kita sering kali
menggunakan pembungkus makanan dari dari daun jati,daun pisang , daun pepaya
dan banyak macamnya lantas setelah daun itu tidak terpakai menjadi sampah,
mereka bisa membuangnya dimana saja dan bahkan dapat dijadikan pupuk kompos karena daun mudah terurai oleh tanah ,contoh lain
misalnya wadah belanjaan pada zaman dahulu nenek moyang kita sudah memakai yang
namanya tas anyaman terbuat dari kulit bambu yang dianyam sedemikian rupa
menjadi tas belanja yang kuat dan awet serta ramah lingkungan bisa kita katakan
sebagai representasi perilaku reduce sehingga mereka tidak perlu menggunakan
kantong keresek sekali pakai. Kita melihat bahwa orang – orang pada masa itu
justru lebih sering menggunakan peralatan ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan masalah sampah contoh lagi seperti limbah makanan pada waktu itu
dijadikan sebagai pakan ternak seperti ayam,mentok dan bebek, selain itu dedaunan
kering disapu dan dikumpulkan namun tidak dibakar akan tetapi dijadikan
kompos alami.
Namun perilaku ramah lingkungan tersebut berubah
seiring perkembangan zaman dimana ketika pada masa tahun 1965 awal kantong
plastik ditemukan dan diperkenalkan oleh
Sten Gustaf Thulin yang pada awalnya bertujuan untuk menyelamatkan bumi akibat
dari penggunaan kantong belanja dan wadah makanan yang didominasi terbuat dari
kertas mengancam keseimbangan populasi pohon di alam. Namun diwaktu sekarang
justru kantong plastik menjadi ancaman besar umat manusia karena sampah plastik
merupakan materi yang sangat sulit diurai dan material yang sangat banyak
mencemari alam dibumi. Kembali lagi pada perihal hubungan perilaku masyarakat
berkenaan dengan sampah ,dari apa yang saya paparkan bahwa manusia cenderung
mempersepsikan sampah sejak periode sampah plastik ditemukan sampah
dikategorikan sebagai limbah karena sulit diolah namun mereka juga tidak
mengubah habit perilakunya, nah hal tersebut terjadi akibat mereka tidak
belajar kembali atau tidak mengubah persepsinya terhadap alam lingkungan
sekitar bahwa alam merupakan teman dan saudara yang harus dijaga mereka
cenderung memilih hal praktis namun tidak bertanggung jawab dengan mencemari
lingkungan padahal perilaku 3R telah diajarkan nenek moyang lewat perilaku dan
gaya hidup yang ramah lingkungan. Dapat saya simpulkan hubungan persepsi dengan
perilaku berkenaan dengan sampah bahwa teknologi dan gaya hidup modern telah
memengaruhi perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah.Meskipun masyarakat
sebelumnya memiliki perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan
dengan prinsip-prinsip 3R, saat ini kemudahan penggunaan plastik sering
mengalahkan kepedulian terhadap lingkungan.
Daftar Pustaka
Shinta,Arudati.(2013). PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN.Diakses dari http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
pada 1/11/2023.
Rahmat Jalalludin. (2002). Metode Penelitian
Komunikasi.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Welianto,Ari.(2022). Kantong Plastik, Awalnya dibuat untuk Selamatkan Bumi.Diakases dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/03/123000269/kantong-plastik-awalnya-dibuat-untuk-selamatkan-bumi?page=all#:~:text=Berdasarkan%20BBC%2C%20kantong%20plasik%20pertama,Penemuannya%20dipatenkan%20pada%201965
pada 1/11/2023.
Pramelani.(2019). INFORMASI KEBIJAKAN LARANGAN KANTONG PLASTIK TERHADAP MINAT BELI TAS
RAMAH LINGKUNGAN. Jurnal Ilmu Komunikasi : 6(2) 61-68. ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299 68 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
.
0 komentar:
Posting Komentar