PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.
UJIAN TENGAH SEMESTER
Disusun Oleh
Yousin Gunawan Putra
21310410197
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2023
Sebulan terakhir, masyarakat dan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sibuk berdiskusi dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang diperparah dengan ditutupnya TPST Piyungan. Pemerintah mulai kalut berupaya menerapkan kebijakan yang cepat dan tepat untuk segera menyelesaikan permasalahan sampah ini. Sementara itu, protes masyarakat telah menciptakan tekanan emosional pada pemerintah, terdesak waktu, mengejar janji dan mengejar gengsi sebagai kota yang “istimewa namun sayang dihadapi”, menghadapi darurat sampah. Menumpuknya sampah di beberapa tempat di kota Jogja menambah keresahan dan diperkirakan akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat dengan topik baru terkait sampah. Tutupnya TPS tingkat kecamatan dan sampah masyarakat tak terbuang sia-sia menyebabkan trotoar khas Jogja yang bersih dan asri kini berubah menjadi ‘‘bukit‘‘ sampah. Munculnya persoalan sampah di Yogyakarta tentu bukan fenomena baru yang mulai ramai dibicarakan dalam tiga atau empat bulan terakhir. Oleh karena itu, kini nampaknya pemerintah perlu bertanya-tanya terkait kebijakan penutupan TPST Piyungan, apakah akan menyelesaikan permasalahan atau justru sebaliknya, penutupan izin peralihan hanya akan tertunda ketika terjadi permasalahan sampah darurat (detiknews, 2023).
Saat ini banyaknya sampah yang tidak dikelola secara ramah lingkungan di Yogyakarta saat ini menjadi permasalahan besar dan menjalar ke permasalahan lainnya. Yogyakarta adalah kota pariwisata, namun industri pariwisata andalan Yogyakarta akan terancam dengan adanya sampah. Imbasnya wisatawan tidak akan mau ke Yogyakarta. Selain itu bidang kesehatan juga terancam, banyak warga yang menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) akibat pembakaran sampah secara besar-besaran dan sektor lain juga terkena dampaknya. Pada tahun 2024, TPA Piyungan resmi ditutup dan pemerintah kabupaten tidak tahu bagaimana menenangkan masyarakat. Permasalahan di atas disebabkan oleh kesadaran masyarakat terhadap sampah.
Sebagai mahasiswa Psikologi dan calon sarjana psikologi, menjaga lingkungan dimulai dari diri sendiri atau perilaku individu. Perilaku individu pengaruhi dari pikiran atau persepsi masing-masing sehingga muncul sebagai tindakan atau perilaku. Persepsi yang baik terhadap suatu objek akan mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan persepsinya tersebut. Untuk menjaga lingkungan dari sampah harus ditanamkan dalam diri dan pikiran masing masing individu. Hasil penelitian Notoadmojo (2014) menyatakan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi perilakunya. Perilaku membuang sampah sembarangan termasuk hidup tidak selaras dengan alam. Manusia melakukan kegiatan, yakni membuang sampah sembarangan, yang disadari atau tidak, kegiatan tersebut dapat merusak alam (Kompas.com, 2021). Dampak membuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat mencemari lingkungan.
Perilaku membuang sampah sembarangan pada masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor sarana dan prasarana yang tidak tersedia dengan persentase sebesar 63%, kemudian tingkat pendidikan yang rendah sebesar 57%, dan kurangnya dukungan pemerintah desa dalam pengolahan sampah. Namun masyarakat bisa untk mengolah sampahnya dan tidak bergantung dengan pemerintah. Setiap individu jika memiliki pemikiran untuk menjaga lingkungan akan berusaha dengan berbagai cara agar bisa menvapainya (Marpaung, Iriyanti, & Prayoga, 2022). Masyarakat bisa memulai untuk mengolah sampahnya menjadi kompos, ecoenzyme, sabun, parcel, dan barang lainnya. Dari persepsi yang baik maka perilaku yang ditimbulkan juga baik dan lingkungan menjadi terjaga, bersih, dan nyaman.
Sesuai dengan arahan dan aturan pemerintah masyarakat perlu memiliki perilaku 3R. 3R yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan ulang) dan Recycle (Mendaur ulang) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya. Kegiatan reuse yang bisa dilakukan dengan mulai memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik, Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali, Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis, Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Kegiatan reduce yang bisa dilakukan yaitu mulai untuk memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang, Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar, Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill), Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai, Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat. Sedangkan kegiatan recycle bisa dimulai dengan memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang, mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali, melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.
Perilaku 3R memang hanya istilah sederhana. Namun dari hal yang sederhana ini, dapat memberikan dampak yang positif bagi permasalahan sampah di sekitar. Perilaku ini sebelumnya diproses dari persepsi masing-masing kemudian akan muncul sebuah perilaku yang bermanfaat untuk lingkungan. Maka dari itu cintai lingkungan kita untuk melindungi bumi agar terus berkesinambungan.
Daftar Pustaka
https://news.detik.com/kolom/d-6903918/menyelesaikan-akar-masalah-sampah-diyogyakarta diakses pada Rabu 1 November 2023.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/27/160000069/apakah-perilaku-membuang-sampah-sembarangan-termasuk-hidup tidakselaras#:~:text=Perilaku%20tidak%20selaras%20dengan%20alam,kegiatan%20tersebut%20dapat%20merusak%20alam. diakses pada Rabu 1 November 2023.
Marpaung, D.N., Iriyanti, Y.N., & Prayoga, D. (2022). Analisis Faktor Penyebab Perilaku Buang Sampah Sembarangan Pada Masyarakat Desa Kluncing, Banyuwangi. Airlangga University.
Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar