Kamis, 02 November 2023

Essay 7 UTS : Hubungan Persepsi Terhadap Sampah Dan Perilaku Individu_EvanPrimaPohan_23310420033


PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Essay 7 UTS : Hubungan Persepsi Terhadap Sampah Dan Perilaku Individu

Evan Prima Pohan
23310420033
Illustrasi TPA Menumpuk
(Illustrasi Penumpukan Sampah di TPA)

Permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi salah satu topik yang sering sekali kita dengar menggaung baik melalui media cetak, media sosial, bahkan juga sering dibahas di forum-forum internasional yang menyuarakan kegiatan Pro-Lingkungan.

Pada 23 Juli 2023, TPA Piyungan di Yogyakarta ditutup, memicu protes di masyarakat. Akibatnya, sampah mulai menumpuk di tempat penampungan sementara di berbagai wilayah. Masyarakat merasa cemas karena sampah-sampah yang biasanya diangkut segera, sekarang menumpuk di tempat sampah pribadi mereka atau tersebar di pinggiran jalan. Tumpukan sampah ini mulai mengancam sektor-sektor seperti pariwisata yang bergantung pada keindahan kota dan estetika.  

Meskipun telah menghadapi masalah ini sebelumnya, baik masyarakat maupun pemerintah sepertinya tidak memahami faktor utama yang menyebabkan masalah pengelolaan sampah terus berulang. Masyarakat cenderung pasif dan menunggu pemerintah menyelesaikan masalah ini. Pemerintah juga hanya berfokus pada pengurangan sampah di tempat penampungan akhir, tetapi kurang memperhatikan faktor yang mempengaruhi jumlah produksi sampah harian masyarakat. Lantas apa faktor utama dari permasalahan ini? Faktor tersebut adalah Persepsi Masyarakat Terhadap Sampah itu sendiri.

Persepsi terhadap sampah adalah kunci memahami interaksi masyarakat dengan sampah dan lingkungan mereka. Isu sampah yang semakin mendesak menjadi masalah, yang kemudian melibatkan aspek-aspek psikologis dan perilaku individu, bukan hanya terkait dengan aspek teknis pengelolaan. Bagaimana individu menafsirkan sampah, bagaimana mereka mengidentifikasinya, menganggapnya, dan meresponsnya, memiliki dampak yang signifikan pada perilaku mereka sehubungan dengan limbah.

Perilaku manusia terhadap sampah memiliki peran penting dalam perubahan yang berkelanjutan dalam masyarakat baik dari segi politik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Cara seseorang memandang dan memahami sampah akan memengaruhi keputusan sehari-hari mereka terkait dengan konsumsi, pembuangan, daur ulang, dan kesadaran lingkungan (Perilaku 3R).

Persepi adalah suatu proses, dimana seseorang menerima, memilih, mengatur, dan menafsirkan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang bermakna.  Persepsi seseorang mengenai sesuatu menjadi penting karena akan berpengaruh pada  apa  yang  berkaitan  dengan hal  tersebut.  Dalam  hal  ini,  persepsi  masyarakat  terhadap sampah akan  berpengaruh pada lingkungan hidupnya (Nawati et al., 2019). Cara individu memandang dan menerima rangsangan dari lingkungan disebut sebagai persepsi terhadap lingkungan hidup. Proses pemahaman ini menjadi lebih sederhana karena individu menghubungkan objek yang mereka lihat dengan pengalaman khusus, tujuan objek tersebut, dan dengan menghasilkan arti-arti yang terkandung dalam objek tersebut. Pembentukan arti-arti ini kadang-kadang meluas, tergantung pada kebutuhan individu (Fisher et al., 1984).

Persoalan yang muncul dari persepsi adalah, manusia terlalu kreatif dalam menciptakan persepsi yang didasarkan pada manfaat pribadi atau kepentingan tertentu. Fenomena ini dikenal sebagai "bias persepsi", di mana individu menyaring informasi untuk mendukung pandangan atau kepentingan mereka. Bias persepsi inilah yang menyebabkan individu untuk mempertahankan perilakunya, sekalipun perilaku tersebut merugikan orang lain atau lingkungan. Dalam hal ini, perilaku yang tidak mencerminkan perilaku Pro-Lingkungan hidup yaitu produksi sampah berlebih dan peletakan sampah secara sembarangan.

Dengan merubah persepsi individu terhadap sampah dan menghilangkan bias persepsi pada masyarakat, maka perilaku masyarakat terhadap sampah juga dapat dirubah. Pemerintah akan lebih mampu mengarahkan masyarakat untuk berperilaku lebih Pro-Lingkungan. Yang kemudian dampaknya akan dirasakan oleh seluruh mahkluk hidup yang ada pada lingkungan terdampak.

Kebiasaan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) adalah perilaku Pro-Lingkungan yang dapat diterapkan setelah merubah persepsi masyarakat. Selain mendukung lingkungan, kebiasaan ini juga menguntungkan individu secara ekonomi karena mengurangi pengeluaran untuk konsumsi individu.

Dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah, penting untuk memahami peran besar persepsi terhadap perilaku individu. Pendekatan psikologis untuk merubah persepsi dan mengurangi bias persepsi dapat menjadi solusi efektif. Pemerintah perlu mengidentifikasi persepsi yang ada di masyarakat terhadap sampah, memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya misalnya saja faktor pendidikan, meningkatkan teknologi pengelolaan sampah, dan mendorong perilaku Pro-Lingkungan, seperti perilaku 3R. Dengan cara ini, masalah pengelolaan sampah dapat lebih berhasil diatasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environmental psychology. 2nd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Karyati, K., Widiati, K. Y., Karmini, K., & Sari, D. R. (2023). Persepsi Dan Perilaku peserta Penyuluhan Dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Bangun rejo, Kutai Kartanegara. Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, 2(3), 139–145. https://doi.org/10.59025/js.v2i3.93

Nawati, Penti & Nadiroh, Nadiroh. (2019). Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Sampah Terhadap Lingkungan. Research Gate, 1, 1-5.

Shinta, A. (2013, April 9). Persepsi Terhadap Lingkungan. KUPASIANA.       http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar