PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Essay 7 UTS : Hubungan Persepsi Terhadap Sampah Dan Perilaku Individu
Evan Prima Pohan23310420033Dosen Pengampu : Dra. Arundati Shinta, M.A.
Permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi
salah satu topik yang sering sekali kita dengar menggaung baik melalui media
cetak, media sosial, bahkan juga sering dibahas di forum-forum internasional yang
menyuarakan kegiatan Pro-Lingkungan.
Pada 23 Juli 2023, TPA Piyungan di Yogyakarta ditutup,
memicu protes di masyarakat. Akibatnya, sampah mulai menumpuk di tempat
penampungan sementara di berbagai wilayah. Masyarakat merasa cemas karena
sampah-sampah yang biasanya diangkut segera, sekarang menumpuk di tempat sampah
pribadi mereka atau tersebar di pinggiran jalan. Tumpukan sampah ini mulai
mengancam sektor-sektor seperti pariwisata yang bergantung pada keindahan kota
dan estetika.
Meskipun telah menghadapi masalah ini sebelumnya, baik
masyarakat maupun pemerintah sepertinya tidak memahami faktor utama yang
menyebabkan masalah pengelolaan sampah terus berulang. Masyarakat cenderung
pasif dan menunggu pemerintah menyelesaikan masalah ini. Pemerintah juga hanya berfokus
pada pengurangan sampah di tempat penampungan akhir, tetapi kurang memperhatikan
faktor yang mempengaruhi jumlah produksi sampah harian masyarakat. Lantas apa
faktor utama dari permasalahan ini? Faktor tersebut adalah Persepsi Masyarakat
Terhadap Sampah itu sendiri.
Persepsi terhadap sampah adalah kunci memahami interaksi
masyarakat dengan sampah dan lingkungan mereka. Isu sampah yang semakin
mendesak menjadi masalah, yang kemudian melibatkan aspek-aspek psikologis dan
perilaku individu, bukan hanya terkait dengan aspek teknis pengelolaan.
Bagaimana individu menafsirkan sampah, bagaimana mereka mengidentifikasinya,
menganggapnya, dan meresponsnya, memiliki dampak yang signifikan pada perilaku
mereka sehubungan dengan limbah.
Perilaku manusia terhadap sampah memiliki peran penting
dalam perubahan yang berkelanjutan dalam masyarakat baik dari segi politik, sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Cara seseorang memandang dan memahami sampah akan
memengaruhi keputusan sehari-hari mereka terkait dengan konsumsi, pembuangan,
daur ulang, dan kesadaran lingkungan (Perilaku 3R).
Persepi adalah suatu proses, dimana seseorang menerima,
memilih, mengatur, dan menafsirkan informasi untuk menciptakan gambaran dunia
yang bermakna. Persepsi seseorang
mengenai sesuatu menjadi penting karena akan berpengaruh pada apa
yang berkaitan dengan hal
tersebut. Dalam hal
ini, persepsi masyarakat
terhadap sampah akan berpengaruh
pada lingkungan hidupnya (Nawati et al., 2019). Cara individu memandang dan
menerima rangsangan dari lingkungan disebut sebagai persepsi terhadap
lingkungan hidup. Proses pemahaman ini menjadi lebih sederhana karena individu
menghubungkan objek yang mereka lihat dengan pengalaman khusus, tujuan objek
tersebut, dan dengan menghasilkan arti-arti yang terkandung dalam objek
tersebut. Pembentukan arti-arti ini kadang-kadang meluas, tergantung pada
kebutuhan individu (Fisher et al., 1984).
Persoalan yang muncul dari persepsi adalah, manusia terlalu
kreatif dalam menciptakan persepsi yang didasarkan pada manfaat pribadi atau
kepentingan tertentu. Fenomena ini dikenal sebagai "bias persepsi",
di mana individu menyaring informasi untuk mendukung pandangan atau kepentingan
mereka. Bias persepsi inilah yang menyebabkan individu untuk mempertahankan
perilakunya, sekalipun perilaku tersebut merugikan orang lain atau lingkungan.
Dalam hal ini, perilaku yang tidak mencerminkan perilaku Pro-Lingkungan hidup
yaitu produksi sampah berlebih dan peletakan sampah secara sembarangan.
Dengan merubah persepsi individu terhadap sampah dan
menghilangkan bias persepsi pada masyarakat, maka perilaku masyarakat terhadap
sampah juga dapat dirubah. Pemerintah akan lebih mampu mengarahkan masyarakat
untuk berperilaku lebih Pro-Lingkungan. Yang kemudian dampaknya akan dirasakan
oleh seluruh mahkluk hidup yang ada pada lingkungan terdampak.
Kebiasaan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) adalah perilaku
Pro-Lingkungan yang dapat diterapkan setelah merubah persepsi masyarakat.
Selain mendukung lingkungan, kebiasaan ini juga menguntungkan individu secara
ekonomi karena mengurangi pengeluaran untuk konsumsi individu.
Dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah, penting
untuk memahami peran besar persepsi terhadap perilaku individu. Pendekatan
psikologis untuk merubah persepsi dan mengurangi bias persepsi dapat menjadi solusi
efektif. Pemerintah perlu mengidentifikasi persepsi yang ada di masyarakat
terhadap sampah, memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya misalnya saja faktor
pendidikan, meningkatkan teknologi pengelolaan sampah, dan mendorong perilaku
Pro-Lingkungan, seperti perilaku 3R. Dengan cara ini, masalah pengelolaan
sampah dapat lebih berhasil diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Fisher, J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environmental psychology. 2nd ed. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Karyati, K., Widiati, K. Y., Karmini, K., & Sari,
D. R. (2023). Persepsi Dan Perilaku peserta Penyuluhan Dalam pengelolaan
sampah rumah tangga di Desa Bangun rejo, Kutai Kartanegara. Jurnal
Masyarakat Madani Indonesia, 2(3), 139–145. https://doi.org/10.59025/js.v2i3.93
Nawati, Penti & Nadiroh, Nadiroh. (2019). Pengaruh
Persepsi Masyarakat Tentang Sampah Terhadap Lingkungan. Research Gate, 1,
1-5.
Shinta, A. (2013, April 9). Persepsi Terhadap Lingkungan. KUPASIANA. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar