Minggu, 10 Desember 2023

Psi.Lingkungan : E5, KUNJUNGAN TPST 3R RANDU ALAS ( Shofia Salsabila Suswoyo 22310410062 )

 

ESSAY 5 : Belajar di TPST Randu Alas

DARI SAMPAH JADI EMAS

 



 

Shofia Salsabila Suswoyo

22310410062

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Pada kuliah kali ini, kami berkesempatan untuk belajar di salah satu TPS yaitu TPST Randu Alas yang berlokasi di Candi Karang, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan dipandu oleh Bapak Toejono yang merupakan salah satu pengurus dan penanggung jawab TPST Randu Alas ini bersama ibu dosen Dr. Dra. Arundati Shinta, MA. TPS ini mengusung tema 3R (reuse, reduce, recycle) yang telah berdiri sejak tahun 2015 sampai saat ini. Dulunya, sebelum dibangun menjadi TPS, tanah ini adalah tanah kas desa yang tidak dimanfaatkan sampai hampir sebagian warga pun membuang sampahnya secara liar dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Kemudian, warga sekitar bersama RT dan RW mengadakan inventarisasi lahan proposal pengajuan pembuatan TPST sampai akhirnya disetujui dan berdirilah TPST Randu Alas ini.



Fungsi dan tujuan awal TPST ini berdiri adalah untuk mengolah sampah dari warga yang mau sampahnya dikelola dan diambil. Sampah-sampah yang telah terkumpul dari pelanggan, nanti akan dipilah sesuai jenisnya. Karena SDM yang bekerja di TPST ini terbatas, maka pengelompokan sampah tidak dapat dilakukan sebanyak kriterianya (23), namun hanya dipilah menjadi beberapa jenis saja yaitu sampah organik sekitar 20-30% dan sampah anorganik.



Ada beberapa jenis pengolahan sampah yang dapat menghasilakan pundi-pundi rupiah dan dapat diterapkan di TPST Randu Alas ini. Yang pertama ada pembuatan kompos. Dengan menggunakan sistem bata berongga, windrow bambu segitiga, dan juga takakura. Sampah organik biasanya akan dicacah-cacah, dicampur MOL 1/10 kemudian ditimbun dengan menggunakan sistem takakura dan windrow, setiap hari sampah yang ditimbun ini harus dicek suhu nya supaya tau apakah kompos sudah jadi atau belum. Sampah-sampah organik yang ditimbun lama biasanya akan mengeluarkan gas metan yang apabila dibiarkan diruangan tertutup bisa menimbulkan ledakan dan mengakibatkan kebakaran. Maka diperlukan pengolahan sampah organik untuk mencegah hal tersebut. 



 

Adapun sampah organik berupa buah nantinya akan diolah menjadi pupuk organik cair (POC) dan ECO enzym. POC ini sudah melewati riset di UGM dan dapat dijadikan pupuk tanam organik, sedangkan ECO enzym biasanya digunakan untuk bersih-bersih, steril ruangan, juga untuk kesehatan. Selain itu, buah juga menjadi sumber pakan ternak magot yaitu larva atau anak lalat BSF yang tidak membawa bakteri buruk bagi manusia. Magot memiliki siklus hidup 40 hari dengan manfaat yang cukup banyak, biasanya para pengusaha magot akan membuat mager atau magot kering. Gunanya untuk pakan burung atai ikan hiasdan ikan air tawar seperti lele. Karena kadar protein yang dimiliki magot tergolong tinggi. Sisa magot biasanya akan dijadikan bahan tambahan pembuat pelet.

Selanjutnya, ada ECO lindi. Apa itu ECO lindi? ECO lindi ini adalah olahan sampah yang berasal dari air lindi sampah. Ide ini muncul dari teori lalat, yaitu apabila lalat masuk kedalam air minum, maka cara terbaik menghadapinya adalah dengan mencelupkannya seutuhnya guna menyerap racun yang ada pada lalat. Artinya, racun lalat dapat dibasmi juga dengan lalat itu sendiri. Demikian dengan sampah, untuk membasmi bau sampah, maka membasminya pula dengan air sampah. Hanya saja, ketidakefektifan proses pembuatan air lindi ini disebabkan oleh mesin atau teknologi yang belum bisa atau belum ada yang sesuai dengan kebutuhan di TPS.salah satu penyebabnya juga karena pemerintah, akademis, dan juga praktisi yang belum mampu berkolaborasi dengan baik dan benar.



Dari banyaknya informasi yang diberikan narasumber kami, ada satu titik permasalahan yang sampai saat ini menjadi tanda tanya dan belum terpecahkan yaitu tentang sampah pempers dan softex. Karena sampah-sampah ini merupakan sampah yang cukup banyak dan sering ditemukan dalam keadaan yang sangat kotor (belum dibersihkan) dan juga sangat sukar terurai.

Kesimpulan dari kunjungan ini dan yang menjadi bahan renungan diri adalah hal tersulit dalam diri seseorang yaitu mengubah pola pikir. Karena pola poikir akan membentuk persepsi dan persepsi akan menentukan perilaku. Agar perilaku tanggung jawab berkesinambungan dengan hal-hal dilingkungan sekitar maka temukanlah hadiah. Bukan berupa uang, barang branded, kendaraan, atau hadiah berwujud lainnya. Melainkan bertambahnya value diri kita atas apa yang kita hadapi. Buatlah hadiah mu sendiri, dari sampah menjadi emas.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar