Kamis, 02 November 2023

UTS PSIKOLOGI LINGKUNGAN_CLARIS FRANSISCUS OLA RIANTOBI_23310420093

 Nama: Claris Fransiscus Ola Riantobi

NIM : 23310420093

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A.

Mata Kuliah: Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

 

“HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN PERILAKU MANUSIA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PERILAKU 3R”


 

 

Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah suatu cara seorang individu dalam memahami dan menerima stimulus lingkungan yang sedang dihadapinya. Proses pemahaman ini dapat menjadi lebih mudah jika individu dapat mengaitkan objek-objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, persoalan yang terjadi, bahkan dampak yang diberikan oleh objek tersebut. Persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan adalah suatu proses dimana individu-individu dapat mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera agar dapat memberikan makna terhadap lingkungan. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap yang cenderung stabil dan akan timbul pro dan kontra dalam menghadapi suatu permasalahan (Wangke, 2010; Taci dkk, 2011).

Permasalahan jumlah sampah yang tidak terkelola secara baik dan ramah di Yogyakarta sekarang ini telah menjadi isu aktual yang hangat dibicarakan dan dibahas, baik lewat media cetak, audio-visual, maupun dari pengalaman pribadi. Penutupan TPA Piyungan yang akan resmi ditutup pada tahun 2024 telah menjadi penyebab terjadinya penumpukan sampah di berbagai sudut kota. Pengelolaan limbah sampah di Yogyakarta masih jauh dari kata optimal dan bahkan sampai mulai menjadi ancaman bagi sektor pariwisata dan sektor kesehatan. Para Turis akan enggan untuk berkunjung ke Yogyakarta akibat dari lingkungan yang tidak nyaman. Hal ini juga menjalar ke sektor kesehatan dimana dinas kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat terdapat 7.700 kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada bulan september akibat dari asap pembakaran sampah yang masif (Radar Jogja, 2023).

Persepsi masyarakat tentang pengelolaan sampah sangatlah penting karena persepsi ini mungkin akan membantuk mencegah bahkan menanggulangi dampak lingkungan hidup yang timbul. Jika timbul persepsi yang positif dari seseorang maka individu tersebut akan cenderung mendukung obyek tersebut namun jika timbul persepsi negatif terhadap suatu obyek maka individu akan cenderung akan bersikap menolak obyek tersebut (Malee, 2016). Apabila seseorang mempersepsikan bahwa sampah yang menumpuk dapat dikelola kembali dengan perilaku 3R (Reduce, Reuse, Recycle) maka sektor pariwisata dan sektor kesehatan akan mulai membaik. Selain itu, dengan adanya persepsi yang positif dapat membuat pendapatan masyarakat menjadi meningkat, kepekaan diri terhadap lingkungan menjadi meningkat, dan individu akan merasa lebih sehat dan nyaman. Namun, ada pula yang mempersepsikan bahwa perilaku 3R adalah kegiatan yang menyita waktu, merepotkan, dan kegiatan yang bau dan kotor.

Perbedaan persepsi terhadap pengelolaan sampah dapat menimbulkan perilaku yang berbeda juga. Hal yang paling penting dalam persepsi terhadap lingkungan hidup adalah coping behavior atau bagaimana usaha-usaha inidividu untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut. Perilaku ini sangatlah penting agar individu dapat menemukan alternatif penyelesaian terhadap situasi yang tidak nyaman ini. Untuk mengatasi permasalahan kelola sampah yang buruk, individu dapat mempersepsikan bahwa penerapan perilaku 3R pada masyarakat dapat mengurangi tumpukan sampah (Arisona, 2018). Kegiatan reduce (pengurangan) dapat diartikan sebagai sikap sehari-hari dalam pengurangan menimbulkan sampah misalnya membatasi penggunaan styrofoam dengan kotak bekal makanan, membatasi botol plastik minuman dengan tumbler, dan penggunaan kertas dengan beralih ke digital. Reuse (menggunakan kembali) artinya menggunakan kembali barang bekas tanpa memprosesnya terlebih dahulu misalnya kita membeli kecap botol. Ketika akan habis, kita tidak perlu membeli kecap botol yang baru namun cukup membeli isinya saja dan botol kaca dapat digunakan kembali. Kegiatan recycle (daur ulang) adalah kegiatan mengolah menjadi bahan lain yang bermanfaat, misalnya mendaur ulang sampah organik bekas (daun-daun bekas) menjadi pupuk kompos, plastik kemasan dapat dibuat menjadi kerajinan tas, dan botol plastik yang dapat dibuat menjadi pot.

Dengan demikian, persepsi individu sangat berpengaruh dan berhubungan erat dengan perilaku seseorang dalam pengelolaan sampah yang menumpuk. Persepsi positif terhadap pengelolaan sampah dapat membantu pengurangan sampah di masyarakat dengan konsep 3R. Persepsi negatif terhadap sampah dapat menyebabkan dampak yang lebih berbahaya terhadap kerusakan lingkungan.

 

 

Daftar Pustaka:

Arisona, R. D., 2018. Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada Pembelajaran IPS untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan. Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1): 39-52.

Malee, M. R., 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pengelolaan Sampah Secara Reduce, Reuse, Recycle (3R) di Kelurahan Manembo-Nembo Tengah Kecamatan Matuari Kota Bitung. Agri-SosioEkonomi Unsrat, 12(2A): 137-156.

Radar Jogja., 2023. September, Ada 7.700 Kasus ISPA, Dinkes Sebut Karena Perubahan Iklim dan Sampah. URL : https://radarjogja.jawapos.com/bantul/653021728/september-ada-7700-kasus-ispa-dinas-kesehatan-sebut-karena-perubahan-iklim, diakses tanggal 2 November 2023.

Taci, A. L., Fandeli, C., Darmakusuma, D., 2011. Persepsi Masyarakat terhadap Penerapan Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan pada Kegiatan Bidang Pariwisata. Majalah Geografi Indonesia, 25(2): 1-10.

Wangke, W., 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Pengembangan Lapangan UAP dan PLTP Unit 5 dan 6 PT Pertamina Geothermal Energy. Jurnal Agri-Sosioekonomi, 6(3): 39-44.

 

 

 

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar