Essay
Ujian Tengah Semester
Psikologi
Lingkungan
Presepsi
dan Perilaku Masyarakat Terhadap Sampah
Oktaviana Wahyuningtyas
22310410106
Dosen Pengampu: Dr., Dra Arundati Shinta, MA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Persepsi yang dimiliki oleh seseorang dapat
dipengaruhi oleh perilaku yang dimunculkan (Ajzen, 2006). Perubahan presepsi
dan perilaku masyarakat saling berhubungan dengan peningkatan kualitas
lingkungan. Islam et al. (2004) menyatakan bahwa presepsi seseorang terhadap lingkungan
berpengaruh dalam menentukan perilaku peduli lingkungan. Mengubah pola pikir masyarakat terhadap
sampah merupakan komponen penting bagi pengelolah sampah yang memadai
(Puspitasari,2009).
Masyarakat yang tinggal dibataran sungai kadang kurang
peduli dengan dampak sampah pada lingkungan. Pinggir sungai biasanya tidak ada
tempat sampah yang menyebabkan banyak orang membuang sampah di sungai. Perilaku
peduli lingkungan berkaitan dengan Pendidikan lingkungan hidupyang di dapatkan
sejak dini. Persepsi dan perilaku
membuang sampah di sungai berhubungan dengan literasi lingkungan yang dimiliki
oleh masyarakat. Pendidikan lingkungan hidup dapat diketahui dengan perubahan
persepsi dan perilaku yang di miliki masyarakat. Masyarakat yang berliterasi
lingkungan akan memiliki persepsi yang tinggi terhadap lingkungan dan
berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dengan membuang sampah di tempat sampah
(Tekso et al., 2012).
Persepsi masyarakat bantaran sungai Damar pada sampah
rendah. Masyarakat memiliki keterbatasan dalam pengetahuan mengelolah sampah,
sehingga sampah dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna dan harus dibuang. Persepsi
yang dimiliki oleh masyarakat dipengaruhi oleh pengetahuan, lingkungan, dan
mental set (pola pikir). Perbedaan perilaku dan persepsi dapat juga dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, dan latar belakang Pendidikan (Chun et al., 2012). Tidak ada nya fatilitas
yang mendukung juga bisa mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat.
Perempuan cenderung memiliki kepedulian lingkungan
yang lebih tinggi daripada laki-laki. Begitu juga dengan usia seseorang yang
memiliki usia lebih dari 30 tahun dengan Pendidikan yang lebih tinggi biasanya
memiliki persepsi dan perilaku peduli lingkungan yang lebih tinggi daripada
yang memiliki usia dibawah 30 tahun dengan Pendidikan yang lebih rendah. Namun,
pendapat tersebut tidak berlaku secara mutlak. Jika seseorang memiliki jenjang
Pendidikan yang lebih tinggi biasaya orang tersebut akan memiliki pengetahuan
tentang lingkungan hidup akan lebih luas. Dan jika seseorang yang memiliki
jenjang Pendidikan sampai SD biasanya kurang luas Pendidikan lingkungan karena,
yang dipelajari biasanya dasarnya saja.
Persepsi masyarakat yang rendah pada sampah dapat
membuktikan jika belum tercapai tujuan Pendidikan IPA. Terciptanya masyarakat
yang peduli terhadap permasalahan sain, seperti permasalahan lingkungan
merupakan tujuan dari Pendidikan IPA (OECD, 2013). Sampah salah satu
permasalahan lingkungan global yang sampai saat ini membutuhkan penyelesaian
yang efektif. Perilaku membuang sampah dipengaruhi oleh kognisi tentang
perilaku, konsekuensi dari perilaku, motivasi untuk menampilkan perilaku
(Kaplan, 2000; Jacobson et al., 2006).
Masyarakat menganggap sampah sebagai barang yang tidak
bernilai. Presepsi masyarakat pada sampah akan tinggi jika mereka mendapatkan
manfaat dari sampah dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada sampah (Ajzen,
2006). Sebenarnya sampah memiliki nilai ekonomi jika dikelolah dengan benar
tetapi kadang memerlukan waktu yang lebih lama seperti pengomposan, dapat
dijual atau digunakan di kebun sendiri. Reuse,
reduce, dan recycling (3R) juga bisa di terapkan untuk mengurangi sampah
yang ada di sekitar menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
Kepedulian terhadap lingkungan tergolong tinggi bila kepedulian tersebut
terwujud dalam tindakan (Sarwono, 2010).
Leaflet berisi tentang informasi ringkasan sampah,
permasalahan, dan cara pengelolahaan sampah sederhana yang bermanfaat bagi
masyarakat. Leaflet dapat dibagikan Bersama pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat sebagai sosialisasi. Leaflet diharapkan sebagai sarana menambah
pengetahuan masyarakat sehingga persepsi masyarakat terhadap sampah dapat
meningkat.
Daftar pustaka:
Ajzen,
I. 2006. Behavioral Interventions Based on the Theory of Planned Behavior.
http://people.umass.edu/~aizen/pdf/tpb.intervent ion.pdf.
Teksoz,
G., Sahin, E., & Tekkaya, O.C. (2012). Modelling Environmental Literacy of
University Students. Journal of Science
Education Technology (2012) 21: 157-166.
Chun,
M.H., Sulaiman, W.N.A., & Samah, M.A.A. (2012). “A Case Study on Public
Participation for the Conservation of a Tropical Urban River”. Pol. J.
Environmental Study 21 (4), 821- 829.
Isthofiyani, S. I., Prasetyo, A. P. B., & Iswari,
R. S. (2016). Persepsi dan Pola Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Damar dalam
Membuang Sampah di Sungai. Journal of
Innovative Science Education, 5 (2), 128-136.
Kaplan, S. (2000). Human Nature and
Environmentally Responsible Behavior.
Journal of Social Issues 56 (3): 491-508.
Maharani, S. E., Suarna, I. W., & Suyasa, I. W. B.
(2007). Karakteristik Sampah dan Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolahaan
Sampah di Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. ECOTROPHIC, 2 (1), 1-8.
0 komentar:
Posting Komentar