Kamis, 02 November 2023

Essai UTS Psikologi Lingkungan_NELSA AYUANTIKA _22310410070_SJ

 

                   HUBUNGAN PRESEPSI ORANG-ORANG

DENGAN SAMPAH 

Essay Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

                       Psikologi Lingkungan

    Dosen pengampu : Dr.,Dra Arundati Shinta MA

 

                                    

                                            NELSA AYUANTIKA

                                                   22310410070

                                        FAKULTAS PSIKOLOGI

                                 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

                                               YOGYAKARTA


         Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap sampah dan kondisi wilayah tempat tinggal khususnya di Yogyakarta di daerah tempat tinggal saya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap sampah, sistem pengelolaan sampah, dan persepsi masyarakat terhadap keefektifan pengelolaan sampah pada wilayah dengan topografi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik crosstabs dan chi square yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya masyarakat di daerah Yogyakarta  dengan topografi yang berbeda memiliki persepsi yang positif terhadap sampah serta menganggap sampah sebagai barang yang masih dapat didaur ulang. Terdapat perbedaan pengelolaan sampah di lokasi penelitian semakin datar suatu wilayah maka semakin baik tingkat pengelolaan sampahnya. Keefektifan pengelolaan sampah menurut persepsi masyarakat dari berbagai macam aspek lebih dirasakan oleh masyarakat di topografi datar dan agak berombak.

Isu pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering pula dikemukakan sebagai pembangunan berkelanjutan. Munculnya isu tersebut dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa pembangunan yang dilaksanakan secara terus menerus tidak akan menguntungkan bagi siapa saja apabila sistem biologis alam yang mendukung pertumbuhan ekonomi tidak dicermati dengan baik. Salah satu penyangga sistem biologis tersebut adalah sampah, yang memiliki sebagai barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetap masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Basriyanta, 2007).

Pengelolaan sampah harus dilakukan secara tepat agar sampah yang dihasilkan tidak menjadi beban bumi dan menyebabkan degradasi lingkungan. Apalagi Kabupaten Karanganyar sendiri memiliki kondisi topografi wilayah yang beragam. Kawasan puncak adalah hulu dari berbagai persoalan lingkungan. Degradasi kawasan puncak dan menurunnya daya dukung lingkungan kawasan ini berdampak penting terhadap timbulnya berbagai persoalan lingkungan di daerah hilir. Penanganan persoalan kebiasaan membuang sampah dan limbah ke sungai juga perlu dimulai dari hulu persoalan di kawasan puncak. Upaya mengubah kebiasaan dan kemandirian masyarakat mengelola sampah memerlukan dukungan banyak pihak. Baik melalui penguatan kelembagaan, pemerintah, pengadaan fasilitas kebersihan dan pengolahan sampah/limbah hingga dukungan kebijakan pemerintah (UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah).Penentuan daerah pada penelitian ini menggunakan teknik purposive yang merupakan teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu, kriteria penentuan daerah penelitian adalah daerah permukiman yang berada pada wilayah dengan topografi yang berbeda.

Efektivitas adalah salah satu cara untuk mengukur sejauh mana aspek yang berupa dampak positif lingkungan, program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), sasaran kebersihan, retribusi, dan pengangkutan sampah telah dirasakan oleh masyarakat di lokasi yang berbeda. masyarakat tidak boleh melakukan pembuangan sampah ke sungai maupun membakar sampah karena akan menimbulkan pencemaran lingkungan, konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) harus lebih sering disosialisasikan di masyarakat agar dapat dijalankan. Karena dengan partisipasi aktif dari masyarakat, misalnya dalam mensortir jenis sampah, maka pengolahan sampah tentu akan lebih mudah. Selain itu, juga dengan adanya pembinaan dari BLH kepada masyarakat, agar dapat memanfaatkan sampah non organic menjadi sebuah barang/kerajinan yang memiliki nilai jual, perlu dibentuknya program bank sampah di daerah topografi berbukit.

Oleh karena itu hampir semua orang mempunyai persepsi untuk merusak lingkungan hidup demi mencukupi kebutuhan ekonomi. Hanya segelintir orang saja yang mempunyai persepsi untuk merawat lingkungan hidupnya. Perbedaan persepsi tentang kegawatan kondisi lingkungan hidup inilah yang sering menjadi persoalan dalam masyarakat. Psikologi lingkungan dituntut untuk membantu menumbuhkan persepsi pro lingkungan hidup di masyarakat.

Apa persepsi lingkungan hidup itu? Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan individu (Fisher, Bell, & Baum, 1984).

 

 

                                                            Daftar pustaka

 

Arundati shinta. 2013. Presepsi terhadap lingkungan. kup45iana. Retrived on April, 2013 from. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html?m=1

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2002. Standar Nasional Indonesia (SNI) 19- 2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Basriyanta. 2007. Memanen Sampah. Yogyakarta: Kanisius.

Bh Asmara. 2017. Presepsi masyarakat terhadap sampah dan pengelolaan sampah. Media.neliti.com

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta : Sekretariat Negara.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar