PERSEPSI
DAN PERILAKU TERHADAP MENGELOLA SAMPAH
3R (Reduce, Reuse,
Recycle)
Essay UTS Psikologi Lingkungan (A1)
Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
BRIGITA SAVIRA PRISCILLIA
(23310420094)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Masalah sampah semakin komplek, volume sampah kian membumbung dari hari ke hari karena terpicu oleh semakin pesatnya pembangunan permukiman. Sistem dan teknologi untuk menangani sampah juga sulit dan mahal. Walaupun telah dilibatkan teknologi tinggi dan mutakhir, masalah lingkungan hidup tidak berarti teratasi, jika produk sampah tetap tinggi maka sehebat apapun alat atau manajemen yang dilakukan, maka tidak akan sanggup untuk mengatasi. Sampah akan menggunung dari hari ke hari, apalagi jumlah penduduk semakin banyak (Sucipto, 1998)
Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu
memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman
tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya
dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan
makna-makna yang terkandung dalam objek itu. (Shinta, A. 2013).
Sampah plastik merupakan permasalahan yang menjadi pusat perhatian di perkotaan di Indonesia, salah satunya adalah Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan pemasok sampah terbesar di TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Piyungan. Padahal kemampuan daya tampung TPST Piyungan semakin berkurang setiap tahunnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Yogyakarta harus mengambil langkah yang tepat untuk mengantisipasi tingginya timbulan sampah di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan timbulan sampah plastik di Kota Yogyakarta pada tahun 2035. (Tiaranita Yusari,Joni Purwohandoyo, 2020).
Penambahan
jumlah penduduk terutama di Kota Yogyakarta terkait dengan keberadaan institusi
pendidikan. Semakin bertambahnya pendatang tentu akan mempengaruhi peningkatan
produksi sampah (Erpin Habibah, Febi Novianti, Hanafi Saputra, 2020)
Data sekunder
dan data primer oleh (Erpin Habibah, Febi Novianti, Hanafi Saputra, 2020)
menunjukkan
bahwa ada beberapa faktor pengaruh jumlah timbunan sampah yang berserakan,
poin-poin utama yaitu :
1.
Ketidakpahaman responden terhadap kebijakan mengenai pengelolaan sampah.
2. Jumlah TPA
yang semakin menurun.
3. Jumlah
penduduk yang semakin meningkat.
Pengelolaan
sampah di Yogyakarta belum cukup baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi
diantaranya kebijakan pemerintah belum diketahui secara menyeluruh, budaya
peduli sampah dan kesadaran masyarakat masih rendah, serta fasilitas TPA belum
memadai.
Bagaimana
mengubah persepsi individu ke sampah agar dapat mengelola limbah sampah dengan
baik? Dimulai dari hal hal kecil dan tegas, contohnya seorang dosen yang
membuat inovasi pembelajaran baru didalam suatu perkuliahan dengan menerjunkan
langsung mahasiswanya melihat dan menghadapi situasi yang belum pernah mereka
alami sebelumnya, pelan pelan membangun kesadaran, memberikan informasi, komunikasi
langsung kepada mahasiswa melalui tugas praktikum ke lapangan, membuat
mahasiswa menghadapi pengalaman dimana hal tsb nantinya akan menjadi persepsi baru ke mahasiswa tersebut kepada lingkungannya di kemudian hari yang akan
datang dan seterusnya. Dengan adanya penyebaran informasi terkait pengolahan limbah
sampah/ plastik dimulai dari lingkungan sekolah, kampus sampai dengan
lingkungan rumah itu sudah sangat membantu suatu individu mengurangi limbah
sampah tersebut. Pengelolaan
sampah plastik harus
dilakukan mulai dari
sumbernya. Apabila sumber
timbulan sampah sendiri tidak dilibatkan, maka proses pengelolaan tidak akan berjalan
hingga tahap selanjutnya.
Pengelolaan sampah plastik dapat
dilakukan melalui beberapa langkah, yakni reduce, reuse, recyle, dan disposal (Basriyanta,
2007).
Reduce adalah cara pengelolaan sampah dengan mengurangi penggunaannya.Reuse adalah cara pengelolaan sampah dengan menggunakannya kembali untuk kebutuhan lainnya. Recycle adalah cara pengelolaan sampah dengan memproses kembali sehingga menjadi barang yang memiliki nilai guna. Disposal adalah cara pengelolaan sampah dengan mengolah terlebih dahulu sebelum dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir. Namun, salah satu cara yang dapat menciptakan nilai ekonomi dalam pengelolaan sampah plastik adalah melalui proses recycle atau disebut juga sebagai proses daur ulang. (Tiaranita Yusari,Joni Purwohandoyo, 2020).
Daftar pustaka
Sucipto, R. H. (Maret, 1998). Sampah Membayangi Wajah Jakarta. Pro LH, hal 4.
Tiaranita Yusari,Joni Purwohandoyo, 2020. Potensi timbulan sampah plastik di Kota Yogyakarta tahun 2035.
Erpin Habibah,
Febi Novianti, Hanafi Saputra. Februari 2020, 9 ANALISIS TERHADAP FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DI YOGYAKARTA
MENGGUNAKAN PEMODELAN SISTEM DINAMIS.
Shinta, A. (2013). PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar