Essay 1 Meringkas Jurnal tentang Motivasi Enterpreneurship :
Membangun Tradisi Enterpreneurship pada Masyarakat
Dosen pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Naufal M A Lubis
22310420087
Psikologi SP
Fakultas Psikologi
Universitas UP 45 Yogyakarta
Yogyakarta
2024
Judul Penelitian |
Membangun Tradisi Entrepreneurship Pada Masyarakat |
Nama Peneliti |
Helisia Margahana dan Eko Triyanto |
Nama Jurnal |
Jurnal Ilmiah Edunomika |
Tahun Jurnal |
2019 |
Variabel-variable Pebelitian |
Tradisi, Entrepreneurship, dan Masyarakat. |
Latar Belakang Masalah |
Entrepreneurship menjadi jalan yang paling efektif di tengah himpitan ekonomi yang semakin besar dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit, untuk membangkitkan kembali kehidupan perekonomian masyarakat. Indonesia masih perlu mempersiapkan lahirnya generasi entrepreneur karena para entrepreneurship inilah yang akan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membangun tradisi entrepreneurship pada masyarakat. |
Metode Penelitian |
Metode penelitian menggunakan metode kajian pustaka (Literature Review) untuk membahas topik yang dikaji. Kajian Pustaka dimaksudkan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah. Sumber-sumber pustaka yang dikaji dalam tulisan ini berupa: buku, hasil penelitian, jurnal, dan artikel ilmiah lainnya. Langkah-langkah pembuatan literature review dijabarkan sebagai berikut: (a) menetapkan sumber-sumber untuk bahan literature review yang sesuai dengan topik kajian tulisan ini; (b) mengevaluasi isi yang dimuat di dalam sumber-sumber studi pustaka yang ditetapkan; bagian ini dapat memuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir; analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah; (c) membuat summary terhadap isi sumber-sumber studi pustaka; (d) menggali pemikiran dan gagasan baru terhadap topik yang menjadi bahan kajian untuk menetapkan positioning konsep sebagai bahan penelitian berikutnya |
Hasil Penelitian |
Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Minat Wirausaha Lingkungan keluarga berperan penting dalam menumbuhkan minat wirausaha. Dukungan dan pengaruh positif dari keluarga, terutama orang tua, dapat meningkatkan minat seseorang untuk menjadi wirausaha(Setiawan, 2016). Penelitian oleh Anggraini dan Harnanik (2015) juga menemukan bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap minat berwirausaha pada siswa(Anggraini dan Harnanik, 2015). Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan berperan dalam membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku wirausahawan. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berbasis pengalaman (experiential) memberikan dampak positif terhadap perilaku entrepreneur mahasiswa(Ahmad et al., 2013). Pendidikan ini juga terbukti meningkatkan motivasi berwirausaha dan membantu membentuk generasi wirausahawan yang mandiri (Wahyu, 2016). Peran Pemerintah dan Masyarakat Pemerintah telah mengambil langkah melalui kebijakan seperti Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), serta pengembangan ekonomi kreatif pada tahun 2009. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk mendorong entrepreneurship, dengan fokus pada pemberdayaan lapisan masyarakat melalui usaha produktif (Nagel, 2012). Peran Wirausaha dalam Perekonomian Wirausaha memiliki dampak signifikan terhadap dinamika ekonomi dengan menciptakan usaha baru, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan memicu inovasi, dinamisme dalam persaingan bisnis, serta memunculkan strategi pemasaran baru yang berkontribusi pada ketahanan ekonomi (Frinces, 2010)(Maguni, 2014). |
Pembahasan |
Pembahasan mengenai entrepreneurship atau kewirausahaan mencakup berbagai definisi. Secara umum, entrepreneurship adalah kemampuan individu untuk menciptakan peluang ekonomis dari ide usaha, baik skala kecil maupun besar. Jiwa kewirausahaan perlu ditanamkan oleh berbagai kalangan, termasuk pemerintah, akademisi, dan swasta, mengingat kebutuhan mendesak akan peningkatan jumlah wirausahawan di Indonesia. Entrepreneurship sangat penting bagi ekonomi, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas dan menahan dampak bisnis luar negeri. Semakin banyak wirausahawan, semakin kuat daya tahan ekonomi terhadap krisis. Pengusaha juga berperan dalam mengurangi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja. Di negara maju, seperti Amerika dan Eropa, jumlah wirausaha melebihi 2% dari total penduduk, sementara di Malaysia dan Singapura, angkanya bahkan lebih tinggi (Nagel, 2016). Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan dan kemampuan manajerial akan lebih sukses dalam usahanya. Dari sudut pandang psikologis, kewirausahaan mencakup semangat, kreativitas, keberanian, visi hidup, dan independensi (Priyanto, 2005). Kewirausahaan saat ini tidak hanya terbatas pada kegiatan dagang dan manufaktur, tetapi juga mencakup pengelolaan diri dan lingkungan yang menghasilkan ide dan inovasi baru (Maguni, 2014). Kewirausahaan juga meluas ke bidang sosial, politik, dan pendidikan, bahkan mencakup social entrepreneurship. |
Kesimpulan |
Dari berbagai kajian dan literature pustaka yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menumbuhkan jiwa dan tradisi entrepreneur kepada masyarakat dibutuhkan waktu yang panjang dan berkelanjutan, tidak dengan instan jiwa dan tradisi entrepreneur ini muncul pada diri masyarakat. Menumbuhkan jiwa dan tradisi entrepreneur dimulai dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah tempat pertama kali manusia belajar dan membentuk karakter. Tradisi keluarga mengarahkan manusia untuk berjiwa mandiri, inovatif, kreatif, pantang menyerah, dan ulet. Selanjutnya adalah pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk terbiasa belajar berjiwa entrepreneur. Dengan kurikulum pendidikan yang berbasis entrepreneur peserta didik di biasakan berperilaku entrepreneur sehingga tradisi ini membawa kebiasan mereka untuk memilih profesi entrepreneur. Terakhir adalah dukungan pemerintah terhadap tradisi entrepreneur. Berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuh kembangkan entrepreneur-entrepreneur muda. Diantara program tersebut adalah seminar, pelatihan, kompetisi bisnis plan, penerapan kurikulum berbasis entrepreneur, entrepreneur, hingga hibah pendanaan UMKM. Ketiga tradisi yang diciptakan oleh keluarga, pendidikan dan pemerintah mampu mendorong tumbuhnya tradisi entrepreneur pada masyarakat. |
0 komentar:
Posting Komentar