UTS
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Hubungan Antara Persepsi,Perilaku dan
Konsep 3R Terkait Sampah di Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati
Shinta, M.A
Nama:
Ahmad Adi Prayitno
NIM:
21310410162
Kelas:
Karyawan SJ
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pendahuluan
Persepsi masyarakat terhadap sampah memiliki dampak langsung
pada perilaku mereka dalam pengelolaan sampah. Persepsi ini memengaruhi
bagaimana individu melihat, memahami, dan berinteraksi dengan sampah dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Ketika persepsi terhadap sampah cenderung
negatif, Persepsi masyarakat yang tidak ingin pusing dan melepaskan
tanggung jawab begitu saja membuat sampah seakan tidak terurus, ditambah dengan
persepsi bahwa sampah itu kotor, sampah itu hanya untuk kalangan bawah dan
sampah tidak bisa menghasilkan keuntungan merupakan beberapa persepi yang ada
dimasyarakat . Persepsi negatif terhadap sampah dapat
memunculkan ketidakpedulian terhadap masalah pengelolaan sampah dan mendorong
perilaku seperti membuang sampah sembarangan,mengabaikan prinsip-prinsip 3R
(Reduce, Reuse, Recycle), dan bahkan terlibat dalam praktik pembakaran sampah
yang merusak lingkungan.
Permasalahan
Jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan
di Yogyakarta telah menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah ancaman
terhadap sektor pariwisata, yang selama ini menjadi andalan Yogyakarta. Selain
itu, pembakaran sampah yang masif juga mengancam sektor kesehatan. Banyak
penduduk yang menderita ISPA akibat polusi udara yang disebabkan oleh
pembakaran sampah yang dilakuakan secara sengaja untuk mengatasi penumpukan
sampah yang ada dirumahnya.Dalam beberapa tahun mendatang,TPA Piyungan akan
ditutup secara resmi,dan Pemerintah Daerah Kabupaten menjadi kebingungan dalam
menenangkan masyarakat.
Isi
Menurut
Kreitner dan Kinicki persepsi adalah merupakan proses kognitif yang
memungkinkan kita menginterpretasikan dan memahami sekitar kita. Dikatakan pula
sebagai proses ,menginterpestasikan suatu lingkungan. Menurut (Thoha, 2008:34)
perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan
lingkungannya. Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya
menentukan perilaku keduanya secara langsung.
Dalam kasus yang terjadi di Yogyakarta ini, jika kemudian penduduk
memiliki persepsi positif terhadap pentingnya mengelola sampah secara ramah
lingkungan dan memandang perilaku sembrono terhadap sampah sebagai Tindakan
yang tidak dapat diterima, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk membuang
sampah pada tempatnya dan mendukung inisiatif pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan.Sebaliknya, jika persepsi negatif terhadap sampah dan lingkungan
lebih mendominasi, maka akan sulit untuk mengubah perilaku penduduk terkait
dengan sampah.Oleh karena itu pihak-pihak terkait seperti pemerintah sangat
perlu untuk melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada seluruh lapisan
masyarakat khususnya masyarakat yang terdampak terhadap penutupan TPA Piyungan, sehingga
dapat membentuk persepsi dan perilaku warga yang positif terhadap pentingnya
kebersihan lingkungan dalam masyarakat.Sehingga diharapkan hal tersebut akan
mendorong semua masyarakat untuk bersama – sama menjaga lingkungannya dengan
cara menerapkan 3R yaitu Reduce(mengurangi sampah),Reuse(memanfaatkan kembali),Recycle(mendaur
ulang) terhadap sampah.Jika seseorang memiliki persepsi yang kuat tentang
dampak negatif dari konsumsi berlebihan dan pemborosan, mereka akan lebih
berusaha untuk mengurangi sampah dengan cara mengurangi konsumsi barang-barang
yang tidak diperlukan, serta tidak menggunakan barang sekali.
Jika seseorang memiliki persepsi positif tentang nilai barang bekas dan
kesadaran akan kemungkinan menggunakannya kembali, mereka cenderung lebih
banyak mengadopsi perilaku reuse, seperti menggunakan kembali botol bekas itu
untuk kerajinan yang bermanfaat seperti tempat pensil,pot bunga,celengan dan
lain-lain,jika
individu memiliki persepsi positif tentang kontribusi mereka terhadap pelestarian
lingkungan melalui mendaur ulang.Mereka juga akan lebih mungkin untuk
berpartisipasi,seperti dengan cara mengubah sampah organik rumah tangga menjadi
kompos atau bisa dengan cara budidaya maggot untuk menghabiskan semua sampah
rumah tangganya sehingga tidak langsung dibuang ke tempat sampah
Hubungan antara persepsi
dengan perilaku orang-orang yang berkenan dengan sampah yaitu cara paling
penting untuk menangani perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah yaitu
dengan koping behavior atau cara mengatasi stres akibat lingkungan sekitar yang
berkenaan dengan sampah.Mungkin seharusnya masyarakat lebih dapat mengelola
sampah secara mandiri di rumah dengan cara mendaur ulang sampah-sampah sehingga
mempunyai nilai jual dan tidak merusak lingkungan dengan cara pengolahan sampah
secara ramah lingkungan.Dengan berbagai upaya tersebut
diharapkan kondisi lingkungan di Yogyakarta tetap menjadi lingkungan yang
indah, bersih, dan sehat.Sehingga Yogyakarta akan tetap menjadi tempat lokasi
pilihan bagi Wisatawan baik lokal maupun mancanegara dan warga tidak menderita
penyakit karena sampah yang tidak tertangani dengan baik.
Daftar Pustaka
Shinta, A. (2013,
April). PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN. Retrieved from Kupasiana Psikologi
UP45
Hermawan,
Y. (2015). Hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi dengan perilaku ibu
rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan. Bumi Lestari
Journal of Environment, 5(2), 5-7.
Yolarita E. 2011.
Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R di kota Solok, Bandung (ID) : Universitas
Padjadjaran.
Utomo,R.Y.,& Pramono,R.B.(2018). Persepsi dan PartisipasiMasyarakat dalam Pengelolaan Sampah diKota
Yogyakarta. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik,
6(1), 1-12.
0 komentar:
Posting Komentar