Kamis, 02 November 2023

UTS Psi.Lingkungan Ahmad Adi Prayitno 21310410162-SJ

 

UTS

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Hubungan Antara Persepsi,Perilaku dan Konsep 3R Terkait Sampah di Yogyakarta

 

Dosen Pengampu : Dr. Dra.  Arundati Shinta, M.A


Nama: Ahmad Adi Prayitno

NIM: 21310410162

Kelas: Karyawan SJ

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA


 Pendahuluan

Persepsi masyarakat terhadap sampah memiliki dampak langsung pada perilaku mereka dalam pengelolaan sampah. Persepsi ini memengaruhi bagaimana individu melihat, memahami, dan berinteraksi dengan sampah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ketika persepsi terhadap sampah cenderung negatif, Persepsi masyarakat yang tidak ingin pusing dan melepaskan tanggung jawab begitu saja membuat sampah seakan tidak terurus, ditambah dengan persepsi bahwa sampah itu kotor, sampah itu hanya untuk kalangan bawah dan sampah tidak bisa menghasilkan keuntungan merupakan beberapa persepi yang ada dimasyarakat . Persepsi negatif terhadap sampah dapat memunculkan ketidakpedulian terhadap masalah pengelolaan sampah dan mendorong perilaku seperti membuang sampah sembarangan,mengabaikan prinsip-prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan bahkan terlibat dalam praktik pembakaran sampah yang merusak lingkungan.

 

Permasalahan

Jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan di Yogyakarta telah menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah ancaman terhadap sektor pariwisata, yang selama ini menjadi andalan Yogyakarta. Selain itu, pembakaran sampah yang masif juga mengancam sektor kesehatan. Banyak penduduk yang menderita ISPA akibat polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran sampah yang dilakuakan secara sengaja untuk mengatasi penumpukan sampah yang ada dirumahnya.Dalam beberapa tahun mendatang,TPA Piyungan akan ditutup secara resmi,dan Pemerintah Daerah Kabupaten menjadi kebingungan dalam menenangkan masyarakat.

 

Isi

Menurut Kreitner dan Kinicki persepsi adalah merupakan proses kognitif yang memungkinkan kita menginterpretasikan dan memahami sekitar kita. Dikatakan pula sebagai proses ,menginterpestasikan suatu lingkungan. Menurut (Thoha, 2008:34) perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung.

Dalam kasus yang terjadi di Yogyakarta ini, jika kemudian penduduk memiliki persepsi positif terhadap pentingnya mengelola sampah secara ramah lingkungan dan memandang perilaku sembrono terhadap sampah sebagai Tindakan yang tidak dapat diterima, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk membuang sampah pada tempatnya dan mendukung inisiatif pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.Sebaliknya, jika persepsi negatif terhadap sampah dan lingkungan lebih mendominasi, maka akan sulit untuk mengubah perilaku penduduk terkait dengan sampah.Oleh karena itu pihak-pihak terkait seperti pemerintah sangat perlu untuk melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat yang terdampak  terhadap penutupan TPA Piyungan, sehingga dapat membentuk persepsi dan perilaku warga yang positif terhadap pentingnya kebersihan lingkungan dalam masyarakat.Sehingga diharapkan hal tersebut akan mendorong semua masyarakat untuk bersama – sama menjaga lingkungannya dengan cara menerapkan 3R yaitu Reduce(mengurangi sampah),Reuse(memanfaatkan kembali),Recycle(mendaur ulang) terhadap sampah.Jika seseorang memiliki persepsi yang kuat tentang dampak negatif dari konsumsi berlebihan dan pemborosan, mereka akan lebih berusaha untuk mengurangi sampah dengan cara mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak diperlukan, serta tidak menggunakan barang sekali.

Jika seseorang memiliki persepsi positif tentang nilai barang bekas dan kesadaran akan kemungkinan menggunakannya kembali, mereka cenderung lebih banyak mengadopsi perilaku reuse, seperti menggunakan kembali botol bekas itu untuk kerajinan yang bermanfaat seperti tempat pensil,pot bunga,celengan dan lain-lain,jika individu memiliki persepsi positif tentang kontribusi mereka terhadap pelestarian lingkungan melalui mendaur ulang.Mereka juga akan lebih mungkin untuk berpartisipasi,seperti dengan cara mengubah sampah organik rumah tangga menjadi kompos atau bisa dengan cara budidaya maggot untuk menghabiskan semua sampah rumah tangganya sehingga tidak langsung dibuang ke tempat sampah

Hubungan antara persepsi dengan perilaku orang-orang yang berkenan dengan sampah yaitu cara paling penting untuk menangani perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah yaitu dengan koping behavior atau cara mengatasi stres akibat lingkungan sekitar yang berkenaan dengan sampah.Mungkin seharusnya masyarakat lebih dapat mengelola sampah secara mandiri di rumah dengan cara mendaur ulang sampah-sampah sehingga mempunyai nilai jual dan tidak merusak lingkungan dengan cara pengolahan sampah secara ramah lingkungan.Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan kondisi lingkungan di Yogyakarta tetap menjadi lingkungan yang indah, bersih, dan sehat.Sehingga Yogyakarta akan tetap menjadi tempat lokasi pilihan bagi Wisatawan baik lokal maupun mancanegara dan warga tidak menderita penyakit karena sampah yang tidak tertangani dengan baik.

 

Daftar Pustaka

 

Shinta, A. (2013, April). PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN. Retrieved from Kupasiana Psikologi UP45

 

Hermawan, Y. (2015). Hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan. Bumi Lestari Journal of Environment5(2), 5-7.

 

Yolarita E. 2011. Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R di kota Solok, Bandung (ID) : Universitas Padjadjaran.

 

Utomo,R.Y.,& Pramono,R.B.(2018). Persepsi dan PartisipasiMasyarakat dalam    Pengelolaan Sampah diKota Yogyakarta. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 6(1), 1-12.

 

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar