Jumat, 08 November 2024

Essay 2 - Wawancara Tentang Disonansi Kognitif

 

TUGAS ESSAY 2 PSIKOLOGI INOVASI

MELAKUKAN WAWANCARA TANTANG DISONANSI KOGNITIF

Dosen pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

Nama              : Chony Babys

Nim                 : 23310420002

Prodi               : Psikologi

Hari/Tanggal   : Minggu 03 Novembar 2024



 

 

 

 

 

Kegiatan

 

Melakukan wawancara tentang disonansi kognitif terhadap orang yang suka berolaraga tapi melakukan kebiasaan merokok dan membuang sampah (puntung rokok,botol minum dll) sembarangan, dengan identitas Subjek sebagai berikut:

 

Nama (Inisial)             : JN

Tahun Lahir                : 2000

Usia                             : 24 tahun

Jenis Kelamin             : Laki-laki

Asal                             : Nusa Tenggara Timur

Pendidikan/ pekerjaan: Mahasiswa

 

 

 

 

 

 

 

Pendahuluan

    

     Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa bingung atau mengalami konflik batin ketika keyakinan dan tindakan kita bertentangan. Situasi ini disebut "Disonansi Kognitif", yang sebenarnya sangat relevan dalam kehidupan kita (Aurellia S,2023). Manusia pada dasarnya adalah "makhluk menyampah" karena sampah merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia. Dimana ada manusia, di situ pasti ada sampah. Oleh karena itu, sampah bukanlah musuh manusia; menentang sampah sama saja dengan menentang diri sendiri.

     Contoh disonansi kognitif terjadi ketika seseorang yang berolahraga untuk menjaga citra sehat dan peduli lingkungan, tetapi juga merokok dan membuang sampah sembarangan. Tindakan ini bertentangan dengan nilai kesehatan dan kebersihan lingkungan yang diyakininya. Ini adalah fenomena disonansi kognitif yang mana perkataan tidak sesuai dengan perilaku (Fisher, 1982; Franzoi, 2003 dalam Shinta, A. 2024 ). Fenomena tersebut juga lazim terjadi pada perokok. Individu mengetahui bahaya merokok namun ia tetap saja merokok.

 

 

 

 

 

Tujuan Kegiatan

    

     Tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk memahami lebih dalam mengapa seseorang yang memiliki kesadaran akan kesehatan dan lingkungan (seperti perokok yang berolahraga) dapat melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, yaitu membuang sampah sembarangan. Dengan kata lain, kita ingin mengungkapkan kontradiksi kognitif (Disonansi Kognitif) yang terjadi dalam pikiran individu tersebut dan bagaimana mereka mencoba untuk mengatasinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Isi Kegiatan

 

     Kegiatan wawanacara ini dilakukan di Bendungan Tambakboyo yang terletak di , Sleman, Jetis, Condongcatur, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pemilihan Narasumber secara acak dengan persyaratan:

 

1.     Suka berolahraga

2.     Perokok

3.     Membuang sampah sembarangan (puntung rokok,botol dll )

 

     Setelah mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria kegiatan dilanjutkan dengan proses wawancara dengan panduan atau daftar pertanyaan yang telah di siapkan pewawancara sebelumnya. Dan Hasil dari wawancara JN menyatakan bahwa ia rutin berolahraga pagi di Tambak Boyo, biasanya dengan lari keliling dan angkat beban ringan, karena merasa udara di sana segar. Mengenai kebiasaan merokok, ia mengakui sudah mulai sejak muda karena pengaruh pergaulan dan kini merokok setelah berolahraga sambil beristirahat. Ia biasanya membuang puntung rokok di tempat olahraga karena merasa tempat sampah jauh, dan ini juga dilakukan oleh orang lain di sana. Ini adalah persoalan persepsi, yang mana sampah dipersepsikan sebagai bahan yang tidak berguna. Persepsi sebagai dasar perilaku ini, telah dipupuk semenjak kecil (Shinta, A. 2024). 

JN menyadari adanya perbedaan antara citra diri idealnya yang sehat dan kebiasaannya merokok serta membuang sampah sembarangan. Ia ingin mengubah perilaku ini demi kesehatan, tetapi mengakui bahwa prosesnya tidak mudah dan masih memerlukan waktu.

 

 

 

 

 

 

Hasil kesimpulan kegiatan

 

     Meskipun JN memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan lingkungan serta rutin berolahraga, namun kebiasaan merokok dan membuang sampah sembarangan menciptakan pertentangan dalam pikirannya. Konflik ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang diyakini dengan perilaku yang dilakukan. Narasumber menyadari adanya ketidakharmonisan ini, namun kesulitan untuk mengubah perilakunya karena berbagai faktor seperti tekanan sosial, ketergantungan nikotin, dan kebiasaan.

 

 

 

Daftar Pustaka

Aurellia, S. (2023, September 24). Sampah, Kesadaran, dan Disonansi Kognitif: Mengapa Kita Tetap Membuang Sampah Sembarangan?. Kompasiana.

https://www.kompasiana.com/shaulaaurellia2907/650f28e9856e0a4b0549a032/sampah-kesadaran-dan-disonansi-kognitif-mengapa-kita-tetap-membuang-sampah-sembarangan

Roni, Z. (2013). Menyampah Akibat Kurangnya Kesadaran Sehingga Perlu Diubah Menjadi Kebiasaan yang Peduli Lingkungan. Tugas Artikel Ilmiah (1-8).

Shinta, A. (2024, September 15 ). Sosialisasi Pengelolaan Sampah Ala Mahasiswa KKN: Fenomena Disonansi Kognitif. Buletin.KPIN.

https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1615-sosialisasi-pengelolaan-sampah-ala-mahasiswa-kkn-fenomena-disonansi-kognitif

 

0 komentar:

Posting Komentar