TUGAS ESSAY 2 PSIKOLOGI INOVASI
MELAKUKAN WAWANCARA TANTANG DISONANSI KOGNITIF
Dosen pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
Nama : Chony Babys
Nim : 23310420002
Prodi : Psikologi
Hari/Tanggal : Minggu 03 Novembar 2024
Kegiatan |
Melakukan
wawancara tentang disonansi kognitif terhadap orang yang suka berolaraga tapi
melakukan kebiasaan merokok dan membuang sampah (puntung rokok,botol minum
dll) sembarangan, dengan identitas Subjek sebagai berikut: Nama (Inisial) : JN Tahun Lahir : 2000 Usia : 24 tahun Jenis Kelamin :
Laki-laki Asal : Nusa Tenggara
Timur Pendidikan/
pekerjaan: Mahasiswa |
Pendahuluan |
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering merasa bingung atau mengalami konflik
batin ketika keyakinan dan tindakan kita bertentangan. Situasi ini disebut
"Disonansi Kognitif", yang sebenarnya sangat relevan dalam
kehidupan kita (Aurellia S,2023). Manusia pada dasarnya adalah "makhluk
menyampah" karena sampah merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia.
Dimana ada manusia, di situ pasti ada sampah. Oleh karena itu, sampah
bukanlah musuh manusia; menentang sampah sama saja dengan menentang diri
sendiri. Contoh
disonansi kognitif terjadi ketika seseorang yang berolahraga untuk menjaga
citra sehat dan peduli lingkungan, tetapi juga merokok dan membuang sampah
sembarangan. Tindakan ini bertentangan dengan nilai kesehatan dan kebersihan
lingkungan yang diyakininya. Ini adalah fenomena disonansi kognitif yang mana
perkataan tidak sesuai dengan perilaku (Fisher, 1982; Franzoi, 2003 dalam Shinta,
A. 2024 ). Fenomena tersebut juga lazim terjadi pada perokok. Individu
mengetahui bahaya merokok namun ia tetap saja merokok. |
Tujuan Kegiatan |
Tujuan utama dari wawancara ini adalah
untuk memahami lebih dalam mengapa seseorang yang memiliki kesadaran akan
kesehatan dan lingkungan (seperti perokok yang berolahraga) dapat melakukan
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, yaitu membuang sampah
sembarangan. Dengan kata lain, kita ingin mengungkapkan kontradiksi
kognitif (Disonansi Kognitif) yang terjadi dalam pikiran individu tersebut
dan bagaimana mereka mencoba untuk mengatasinya. |
Isi Kegiatan |
Kegiatan wawanacara ini dilakukan di
Bendungan Tambakboyo yang terletak di , Sleman, Jetis, Condongcatur, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan pemilihan Narasumber secara acak dengan persyaratan: 1. Suka berolahraga 2. Perokok 3. Membuang sampah
sembarangan (puntung rokok,botol dll ) Setelah
mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria kegiatan dilanjutkan dengan proses
wawancara dengan panduan atau daftar pertanyaan yang telah di siapkan
pewawancara sebelumnya. Dan Hasil dari wawancara JN menyatakan bahwa ia rutin
berolahraga pagi di Tambak Boyo, biasanya dengan lari keliling dan angkat
beban ringan, karena merasa udara di sana segar. Mengenai kebiasaan merokok,
ia mengakui sudah mulai sejak muda karena pengaruh pergaulan dan kini merokok
setelah berolahraga sambil beristirahat. Ia biasanya membuang puntung rokok
di tempat olahraga karena merasa tempat sampah jauh, dan ini juga dilakukan
oleh orang lain di sana. Ini adalah persoalan persepsi, yang mana sampah
dipersepsikan sebagai bahan yang tidak berguna. Persepsi sebagai dasar
perilaku ini, telah dipupuk semenjak kecil (Shinta, A. 2024). JN menyadari adanya perbedaan antara citra diri
idealnya yang sehat dan kebiasaannya merokok serta membuang sampah
sembarangan. Ia ingin mengubah perilaku ini demi kesehatan, tetapi mengakui
bahwa prosesnya tidak mudah dan masih memerlukan waktu. |
Hasil kesimpulan kegiatan |
Meskipun JN
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan lingkungan serta rutin
berolahraga, namun kebiasaan merokok dan membuang sampah sembarangan
menciptakan pertentangan dalam pikirannya. Konflik ini muncul karena adanya
ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang diyakini dengan perilaku yang
dilakukan. Narasumber menyadari adanya ketidakharmonisan ini, namun kesulitan
untuk mengubah perilakunya karena berbagai faktor seperti tekanan sosial,
ketergantungan nikotin, dan kebiasaan. |
Daftar Pustaka
Aurellia, S. (2023, September 24). Sampah, Kesadaran,
dan Disonansi Kognitif: Mengapa Kita Tetap Membuang Sampah Sembarangan?. Kompasiana.
Roni, Z. (2013). Menyampah Akibat Kurangnya Kesadaran
Sehingga Perlu Diubah Menjadi Kebiasaan yang Peduli Lingkungan. Tugas Artikel Ilmiah (1-8).
Shinta, A. (2024, September 15 ). Sosialisasi
Pengelolaan Sampah Ala Mahasiswa KKN: Fenomena Disonansi Kognitif.
Buletin.KPIN.
0 komentar:
Posting Komentar