DISONASI KOGNITIF DALAM KONTEKS DIET
Esai-2 Psikologi Inovasi (Wawancara tentang Disonansi Kognitif)
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Disonansi
kognitif adalah fenomena psikologis yang terjadi ketika seseorang memiliki dua
atau lebih keyakinan, sikap, atau perilaku yang saling bertentangan, yang
menyebabkan ketidaknyamanan mental. Teori ini diperkenalkan oleh Leon Festinger
pada tahun 1957 dan telah menjadi salah satu konsep utama dalam psikologi
sosial. Kali ini saya mewawancarai salah satu teman saya karena ia mengalami perilaku disonansi kognitif yang sering
terjadi adalah ketika individu berusaha untuk menjalani pola makan sehat namun tetap
mengonsumsi makanan tidak sehat. Misalnya, seseorang mungkin percaya bahwa
menjaga berat badan dan kesehatan adalah penting (keyakinan), tetapi mereka
juga sering mengonsumsi makanan cepat saji atau camilan manis (perilaku).
Ketidaksesuaian antara keyakinan dan perilaku ini dapat menyebabkan perasaan
bersalah, kecemasan, dan penyesalan.
Disonansi
kognitif dalam konteks diet dapat dipicu oleh beberapa faktor:
- Pengetahuan tentang
Kesehatan: Banyak orang menyadari bahwa makanan tertentu dapat berkontribusi
pada masalah kesehatan, tetapi mereka tetap memilih untuk mengonsumsinya
karena rasa nikmat atau kebiasaan.
- Tekanan Sosial:
Dalam situasi sosial, individu mungkin merasa tertekan untuk makan makanan
tertentu meskipun mereka ingin menjaga pola makan sehat.
- Rasionalisasi:
Sering kali, individu mencoba membenarkan pilihan makanan mereka dengan
berpikir bahwa "sekali-sekali tidak apa-apa" atau "saya
akan berolahraga lebih banyak nanti."
Wawancara
dengan Individu tentang Disonansi Kognitif
Untuk
memahami lebih lanjut tentang disonansi kognitif dalam konteks diet, saya
melakukan wawancara dengan tiga orang yang berbeda mengenai pengalaman mereka.
Berikut adalah ringkasan dari wawancara tersebut:
Wawancara
: R (24 tahun)
R
mengaku sering merasa bersalah setelah mengonsumsi makanan cepat saji.
"Saya tahu itu tidak baik untuk kesehatan saya, tapi kadang-kadang saya
merasa stres dan hanya ingin makanan yang nyaman," ujarnya. R menjelaskan
bahwa dia mencoba mengatasi perasaan ini dengan berolahraga lebih banyak di
hari-hari berikutnya. Selain itu ia menyatakan bahwa ia sering menghadapi
disonansi ketika berkumpul dengan teman-teman. "Ketika saya berada di luar
bersama teman-teman, saya cenderung mengikuti apa yang mereka makan meskipun saya
ingin tetap sehat," katanya. Dia menambahkan bahwa setelah acara tersebut,
dia merasa menyesal dan berusaha untuk memperbaiki pola makannya di minggu
berikutnya.
Strategi
Mengatasi Disonansi Kognitif
Berdasarkan
wawancara tersebut, beberapa strategi untuk mengatasi disonansi kognitif dalam
konteks diet muncul:
- Mengubah Perilaku: Mengadopsi
kebiasaan makan yang lebih sehat secara konsisten dapat membantu
mengurangi disonansi.
- Rasionalisasi:
Menerima bahwa kadang-kadang memilih makanan tidak sehat adalah bagian
dari kehidupan dapat membantu mengurangi rasa bersalah.
- Mencari Dukungan
Sosial: Berada di lingkungan yang mendukung pola makan sehat dapat
membantu individu tetap pada jalur yang benar.
Kesimpulan
Disonansi
kognitif adalah pengalaman umum yang dialami banyak orang dalam konteks diet
dan pola makan. Ketidaksesuaian antara keyakinan tentang kesehatan dan perilaku
konsumsi makanan dapat menyebabkan ketidaknyamanan mental. Melalui wawancara
dengan individu-individu yang mengalami disonansi ini, kita dapat melihat
bagaimana mereka menghadapi situasi tersebut dan strategi apa yang mereka
gunakan untuk mengatasinya. Memahami disonansi kognitif ini penting untuk
menciptakan pendekatan yang lebih sehat terhadap pola makan dan gaya hidup
secara keseluruhan.
Referensi
Hello
Sehat. (n.d.). Disonansi Kognitif, Saat Perilaku dan Keyakinan Tak Sejalan.
Diambil dari https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/disonansi-kognitif/
Bola.com.
(2023). Contoh Disonansi Kognitif, Ketahui Cara Mencegah dan Mengatasinya. Diambil
dari
https://www.bola.com/ragam/read/5235727/contoh-disonansi-kognitif-ketahui-cara-mencegah-dan-mengatasinya
0 komentar:
Posting Komentar