BELAJAR LANGSUNG CARA KELOLA SAMPAH YANG BENAR DI TPST RANDU ALAS
Mata Kuliah: Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A
Mahasiswa :
Ferihana
23310410041
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pada hari Jumat, paagi hari, 4 Oktober 2024 saya berkunjung ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Randu Alas, dimana di sini adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah
Tempat Pengolahan Sampah 3R (reduce, reuse, recycle). TPST Randu Alas yang beralamatkan di Jalan Kaliurang KM 12 yang berada di Kawasan Candi Karang, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571.
Saya datang disambut dengan sangat ramah oleh para pekerja disana. TPST Randu Alas ini di pimpin oleh Bapak Joko
Pak Joko memaparkan materi dengan sangat baik dan menjelaskan berbagai hal tentang sampah kepada saya.
Pada awalnya TPST Randu Alas sebelum berdiri sangat memprihatinkan karena keadaan sampah liar dan tanah kas tanpa ada yang mengelola kampung dan itulah yang menyebabkan Pak Joko terketuk hatinya karena prihatin melihat kondisi sampah dan warga serta lingkungannya. Dimana disaat musim penghujan bau dan becek. Maka TPST dibangun tahun 2015 dan sosialisasi kepada warga-warga sekitar pada tahun 2016.
Awal mula peminat untuk menjadi pelanggan TPST Randu Alas yaitu 20 orang dan dimulai merakak dari 0. Karyawan saat ini merupakan warga sekitar yang ikhlas untuk mengelola sampah. Alhamdulillah pelanggan sampai sekarang terdiri dari 5 pedukuhan sekitar 370 orang. Di TPST Randu Alas ini terdiri 3 kriteria pengambilan sampah yaitu :
1. Ruang usaha, contohnya Alfamart, Indomaret atau supermarket di sekitar
2. Rumah tangga, contohnya rumah-rumah biasa yang tidak mendirikan usaha
3. Rumah tangga usaha, contohnya : warung kelontong, warung menjual masakan atau usaha yang lain.
Tarif sampah yang ada di TPST Randu Alas menyesuaikan dengan kriteria tempat pengambilan sampah.
Saat ini TPST telah melihat berbasis teknologi dan terdapat di 2 wilayah, TPST yang ada di wilayah Yogyakarta terdapat ada di daerah Minggir dan Tamanmartani.
Terkait perijinan atau legalisatas, TPST Randu Alas sudah mendapatkan izin dari DLH yang disarankan untuk menggunakan 3R (reduce, reuse, recycle).
Saat ini di TPST Randu Alas sampah telah di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Organik
Organik meliputi limbah sampah dari buah, sayur, sisa makanan, dan daun kering. Biasanya di TPST Randu Alas sampah organik dibuat pupuk dan dulu pernah bekerja sama dengan pedagang buah jika ada buah banyak Pak Joko dan teman-teman dikasihkan ke hewan magot yang pernah dibelajar di daerah Semin, Gunung Kidul selama 2 tahun. Dan magot tersebut jika panen dikeringkan dan dikemas dalam toples dengan harga pasaran 10.000/pcs biasanya untuk pakan burung berkicau atau ikan hias. Untuk cara pembuatan pupuk yaitu pertama untuk ditangani 3 hari tidak ditangani menjadi cair dan busuk yang dibikin kompos. Untuk pematangan sampah hingga 40hari. Kompos yang baik menggunakan alat yang khusus yaitu cacah semakin kecil untuk mempercepat fermentasi semakin bagus. Tetapi di TPST Randu Alas ini mempunyai mesin pencacah kegedean. Ada 3 macam penegolahan pupuk yang menggunakan : Teknik indro (bambu), takatura dan batang berongga. Pernah kerjasama di Jerman bikin kompos yang banyak di sampling suhunya dicatat setiap hari. Kompos yang udah dibikin untuk tanaman padi dll. Dan Poc terbuat dari tumbukan buah dan ampas nya untuk kompos untuk fermentasi pakai mall sejenis bakteri. Cara pakai disemprot. Bakteri poc, mall, ekolindi. Mall dari bahan terasi, yakult, tetes tebu, ragi tape, ragi tempe dicampur 21 hari. Pupuk cair dan kompos nya saat ini belum dipatok untuk dijual hanya saja jika warga ingin membutuhkan silahkan mengambil secara gratis.
2. An Organik
Limbah sampah an organik meliputi, botol kemasan, botol minum, plastik, botol kaleng, sampah medis, sampah residu, dan sampah B3. Untuk sampah anorganik yang bisa didaur ulang adalah botol kemasan, botol minum, plastic. Dulu untuk sampah B3 akan ada Solusi dari dinas untuk mengolahnya sampai saat ini pun belum terealisasikan maka dari itu sampah masih ada dibelakang yang dimasukkan kedalam tong. Kemudian untuk sampah medis dan sampah residu dulu kita bakar menggunakan cerobong yang kecil tetapi kelamaan dan jarak asap pendek dari pemukiman penduduk warga maka dari itu kita bakar biasa tetapi berjalan waktu sekitar 2 minggu TPST di datangi warga sekitar 2 padukuhan karena ada pencemaran udara. Selanjutnya dari pihak TPST meminta maaf dan meminta Solusi baiknya bagaimana untuk masalah ini? Akhirnya dari DLH memberi saran untuk mengadakan cerobong yang besar yang jarak asap ada diatas genteng warga jadi tidak ada pencemaran udara. Dan semuanya sampai saat ini terealisasikan dan berjalan lancer.
Kegiatan pagi itu saya tutup dengan foto bersama Pak Joko
https://vt.tiktok.com/ZSj6Pcsnu/
0 komentar:
Posting Komentar