Minggu, 03 November 2024

KESADARAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DAN DISONANSI KOGNITIF PSIKOLOGI INOVASI : ESAI KE-2 Tugas : Wawancara Disonansi Kognitif Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

 

KESADARAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DAN DISONANSI KOGNITIF

PSIKOLOGI INOVASI : ESAI KE-2

Tugas : Wawancara Disonansi Kognitif

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Oleh : Afini Musyarofah Jundi (22310410113)


Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Oktober 2024

 

Timbunan sampah masih menjadi masalah yang tak pernah habis untuk dibahas. Penyebab terbesar sampah terus menumpuk adalah karena minimnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah sehingga hanya dibuang begitu saja tanpa melalui penyortiran terlebih dahulu. Terkadang karena kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah itu, dapat menyebabkan perilaku membuang sampah secara asal dan sembarangan bahkan ada juga yang membakar sampah dengan alasan kepraktisan. Meskipun mereka tahu bahwa pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang begitu saja di kawasan terbuka atau sungai dapat mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah, tersumbatnya saluran air bahkan bisa menyebabkan banjir. Selain itu, pembakaran sampah juga dapat mengakibatkan pencemaran udara. Adanya ketidaksesuaian antara perkataan dan perilaku masyarakat terhadap sampah inilah yang kemudian disebut dengan fenomena disonansi kognitif.

Mengapa disonansi kognitif terhadap sampah ini kerap kali terjadi? menurut Shinta (2024), Ini adalah persoalan persepsi, yang mana sampah dipersepsikan sebagai bahan yang tidak berguna. Sedari kecil mereka sudah dipersepsikan bahwa bila ingin lingkungan hidup yang bersih maka sampah-sampah harus dimusnahkan. Tetapi mereka tidak diajarkan bahwa sampah juga bisa bermanfaat, bila dikelola secara ramah lingkungan.

Dengan adanya fenomena disonansi kognitif ini, saya melakukan wawancara kepada subjek “A.N” terkait perilakunya terhadap kesadarannya pengelolaan sampah sehari-hari yang selama ini ia lakukan. Subjek (A.N) merupakan seorang pramuniaga toko sembako di kota Solo yang menghuni pemukiman padat. Setelah dilakukan wawancara, diketahui bahwa menurut subjek (A.N) belum pernah mengelola sampah yang dia hasilkan, sehingga selama ini hanya selalu dibuang begitu saja tanpa dipilah dan bahkan menurutnya ia lebih sering membakar sampah tersebut daripada membuang ke tempat sampah TPS. (A.N) mengaku berperilaku demikian karena kurangnya sosialisai dan pelatihan terkait pengelolaan sampah sehingga ia belum memiliki pengetahuan dalam mengelola sampah yang baik. Lebih lanjut (A.N) juga menjelaskan di desanya belum ada fasilitas penunjang seperti bank sampah maupun sarana prasarana yang memadai untuk menampung sampah-sampah yang dihasilkan. Subjek (A.N) juga menekankan bahwa ia sebenarnya  tahu dampak dari membakar sampah itu berbahaya bisa menambah polusi, pencemaran udara bahkan tidak baik bagi kesehatan, tetapi tetap saja dilakukan karena menurutnya hanya itulah satu-satunya cara yang paling mudah dan cepat untuk membersihkan sampah supaya tidak menumpuk dan bau.

Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan meminimalisir terjadinya disonansi kognitif terkait sampah ini perlu dilakukan upaya sosialisasi dan pelatihan yang lebih intensif kepada berbagai kalangan agar seluruh masyarakat memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak negatif sampah dan bagaimana seharusnya sampah itu dikelola. Peran pemerintah juga diperlukan dalam pembangunan infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan sampah seperti menyediakan bank sampah, menyediakan tempat sampah yang mudah diakses, dan pelatihan serta edukasi berkala yang konsisten.

Psikologi inovasi juga memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan tentang sampah ini, karena psikologi inovasi tidak hanya mengajarkan ide-ide kreatif dan inovatif saja tetapi mengajarkan individu untuk melakukan perubahan pola pikir dan perilaku menjadi lebih positif.  

 

 

Daftar Pustaka

Shinta, A. (2024). Sosialisasi Pengelolaan Sampah Ala Mahasiswa KKN: Fenomena Disonansi Kognitif. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1615-sosialisasi-pengelolaan-sampah-ala-mahasiswa-kkn-fenomena-disonansi-kognitif

 



0 komentar:

Posting Komentar