Rabu, 02 Oktober 2024

ESAI 1-MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP: Business Ethics Disclosure: Ownership Structures and Corporate Governance

Business Ethics Disclosure: Ownership Structures and Corporate Governance

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 1-MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

 

RIZAL EFENDI

22310410045

Psikologi SJ


 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

OKTOBER 2024





Topik

Pengungkapan etika bisnis, Struktur kepemilikan, Tata kelola perusahaan

Sumber

IJEBD (Jurnal Internasional Kewirausahaan dan Pengembangan Bisnis)  Volume 07 Nomor 05 September 2024

Variable

Dependen : pengungkapan etika bisnis.

Independent : independensi dewan, keberagaman gender, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing dan konsentrasi kepemilikan

Permasalahan

1.     Rendahnya Pengungkapan Etika Bisnis: Meskipun banyak perusahaan memiliki kode etik, tingkat pengungkapan etika bisnis di Indonesia masih sangat rendah, dengan hanya 30% perusahaan yang melakukannya. Pada tahun 2019 dan 2020, angkanya bahkan menurun menjadi 12% dan 8%.

2.     Kurangnya Regulasi Wajib bagi perusahaan untuk mengungkapkan etika bisnis menyebabkan banyak perusahaan tidak transparan dalam praktik etika mereka. Hal ini menciptakan kekosongan dalam akuntabilitas perusahaan.

3.     Banyak perusahaan tidak menjelaskan secara rinci kode etik yang mereka terapkan, yang menyebabkan pengungkapan etika sukarela masih dianggap tidak memadai.

4.     Dampak Skandal Keuangan: Runtuhnya perusahaan besar akibat pelanggaran etika menunjukkan konsekuensi serius dari mengabaikan prinsip etika dalam bisnis, yang dapat merusak kepercayaan pemangku kepentingan.

5.     Perbedaan Konteks Budaya dan Regulasi: Penelitian yang dilakukan di negara maju belum tentu relevan untuk negara berkembang seperti Indonesia, sehingga ada kebutuhan mendesak untuk penelitian yang lebih kontekstual dan relevan.

6.     Kurangnya Penelitian Terkait: Penelitian tentang pengungkapan etika bisnis di negara berkembang masih terbatas, sehingga sulit untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi praktik ini secara menyeluruh.

7.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan: Terdapat kebutuhan untuk mengeksplorasi lebih dalam pengaruh independensi dewan, keragaman gender, dan kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan etika bisnis, yang masih belum sepenuhnya dipahami.

8.      Perlunya Inovasi dan Pengembangan Praktik: Diperlukan inovasi berkelanjutan dalam praktik etika bisnis dan tata kelola perusahaan untuk mendorong pengungkapan etika yang lebih baik, khususnya dalam konteks yang berbeda di setiap negara.

 

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh independensi dewan, keberagaman gender, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan etika bisnis pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2018 sampai dengan 2022.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan pendekatan kuantitatif dan data sekunder. Populasi penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan yaitu; perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 sampai dengan tahun 2022, telah menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sampai dengan 31 Desember 2022, dan telah menerbitkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan masing-masing perusahaan untuk periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2022. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah 75 laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel.

Isi

Etika adalah elemen krusial dalam praktik bisnis, terutama dalam konteks pengungkapan sukarela. Meskipun banyak perusahaan memiliki kode etik, tingkat pengungkapan etika bisnis di Indonesia masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan etika bisnis secara transparan.

Pengungkapan sukarela dapat meningkatkan transparansi, membangun reputasi, dan kepercayaan dari pemangku kepentingan. Namun, kasus pelanggaran etika yang terjadi pada perusahaan besar di masa lalu menyoroti pentingnya integritas etika dalam bisnis. Teori legitimasi dan pemangku kepentingan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan etika bisnis, seperti independensi dewan, keberagaman gender, dan kepemilikan manajerial.

Penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana struktur kepemilikan dan tata kelola perusahaan dapat meningkatkan pengungkapan etika bisnis, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan regulasi dan praktik bisnis yang lebih etis.

 

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa board independence, managerial ownership, dan foreign ownership memiliki pengaruh signifikan terhadap business ethics disclose (BED), tetapi gender diversity dan ownership concentration tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial tinggi di Indonesia cenderung melakukan pengungkapan business ethics (BED) yang lebih sedikit. Pengaruh negatif dan signifikan terhadap foreign ownership berarti semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing maka jumlah item business ethics disclose (BED) akan semakin sedikit. Besarnya kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing berdampak pada pengungkapan business ethics yang dilakukan perusahaan menjadi lebih terbatas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa board independence berpengaruh positif terhadap business ethics disclose (BED) yang artinya semakin besar komposisi nonexecutive director yang independen maka akan semakin meningkat business ethics disclose (BED).

Diskusi

Penelitian ini memberikan kontribusi secara teoritis terhadap pengembangan kerangka konseptual akuntansi tentang konsep pengungkapan, khususnya pengungkapan sukarela dan memberikan kontribusi secara praktis sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat regulasi yang dapat mendorong perusahaan dalam mengungkapkan etika bisnis serta dapat memberikan informasi kepada investor mengenai item pengungkapan etika bisnis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi risiko dan peluang jangka panjang terkait dengan investasinya.

 

 

 


0 komentar:

Posting Komentar