Business Ethics Disclosure: Ownership Structures
and Corporate Governance
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 1-MERINGKAS JURNAL
ENTREPRENEURSHIP
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra.
ARUNDATI SHINTA, MA.
RIZAL EFENDI
22310410045
Psikologi SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
OKTOBER 2024
Topik |
Pengungkapan etika bisnis, Struktur
kepemilikan, Tata kelola perusahaan |
Sumber |
IJEBD (Jurnal Internasional
Kewirausahaan dan Pengembangan Bisnis)
Volume 07 Nomor 05 September 2024 |
Variable |
Dependen : pengungkapan etika
bisnis. Independent : independensi
dewan, keberagaman gender, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing dan
konsentrasi kepemilikan |
Permasalahan |
1. Rendahnya Pengungkapan Etika Bisnis: Meskipun banyak perusahaan memiliki kode etik,
tingkat pengungkapan etika bisnis di Indonesia masih sangat rendah, dengan
hanya 30% perusahaan yang melakukannya. Pada tahun 2019 dan 2020, angkanya
bahkan menurun menjadi 12% dan 8%. 2. Kurangnya Regulasi Wajib bagi perusahaan untuk mengungkapkan etika bisnis
menyebabkan banyak perusahaan tidak transparan dalam praktik etika mereka.
Hal ini menciptakan kekosongan dalam akuntabilitas perusahaan. 3. Banyak perusahaan tidak menjelaskan secara rinci
kode etik yang mereka terapkan, yang menyebabkan pengungkapan etika sukarela
masih dianggap tidak memadai. 4. Dampak Skandal Keuangan: Runtuhnya perusahaan besar akibat pelanggaran
etika menunjukkan konsekuensi serius dari mengabaikan prinsip etika dalam
bisnis, yang dapat merusak kepercayaan pemangku kepentingan. 5. Perbedaan Konteks Budaya dan Regulasi: Penelitian yang dilakukan di negara maju belum
tentu relevan untuk negara berkembang seperti Indonesia, sehingga ada
kebutuhan mendesak untuk penelitian yang lebih kontekstual dan relevan. 6. Kurangnya Penelitian Terkait: Penelitian tentang pengungkapan etika bisnis di
negara berkembang masih terbatas, sehingga sulit untuk memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi praktik ini secara menyeluruh. 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan: Terdapat kebutuhan untuk mengeksplorasi lebih
dalam pengaruh independensi dewan, keragaman gender, dan kepemilikan
manajerial terhadap pengungkapan etika bisnis, yang masih belum sepenuhnya
dipahami. 8. Perlunya
Inovasi dan Pengembangan Praktik: Diperlukan inovasi
berkelanjutan dalam praktik etika bisnis dan tata kelola perusahaan untuk
mendorong pengungkapan etika yang lebih baik, khususnya dalam konteks yang
berbeda di setiap negara. |
Tujuan Penelitian |
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh independensi dewan, keberagaman gender,
kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan konsentrasi kepemilikan
terhadap pengungkapan etika bisnis pada perusahaan manufaktur di Indonesia
periode 2018 sampai dengan 2022. |
Metode |
Penelitian ini merupakan
penelitian kausalitas dengan pendekatan kuantitatif dan data sekunder.
Populasi penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan yaitu; perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 sampai
dengan tahun 2022, telah menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sampai dengan 31 Desember 2022,
dan telah menerbitkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan masing-masing
perusahaan untuk periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2022. Berdasarkan
kriteria tersebut, terpilihlah 75 laporan tahunan dan laporan keberlanjutan
perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. |
Isi |
Etika adalah elemen krusial dalam praktik bisnis, terutama dalam
konteks pengungkapan sukarela. Meskipun banyak perusahaan memiliki kode etik,
tingkat pengungkapan etika bisnis di Indonesia masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk
mengungkapkan etika bisnis secara transparan. Pengungkapan sukarela dapat meningkatkan transparansi, membangun
reputasi, dan kepercayaan dari pemangku kepentingan. Namun, kasus pelanggaran
etika yang terjadi pada perusahaan besar di masa lalu menyoroti pentingnya
integritas etika dalam bisnis. Teori legitimasi dan pemangku kepentingan
digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan
etika bisnis, seperti independensi dewan, keberagaman gender, dan kepemilikan
manajerial. Penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami
bagaimana struktur kepemilikan dan tata kelola perusahaan dapat meningkatkan
pengungkapan etika bisnis, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
regulasi dan praktik bisnis yang lebih etis. |
Hasil |
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa board independence, managerial ownership, dan foreign ownership
memiliki pengaruh signifikan terhadap business ethics disclose (BED), tetapi
gender diversity dan ownership concentration tidak signifikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial tinggi
di Indonesia cenderung melakukan pengungkapan business ethics (BED) yang
lebih sedikit. Pengaruh negatif dan signifikan terhadap foreign ownership
berarti semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing maka
jumlah item business ethics disclose (BED) akan semakin sedikit. Besarnya
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing berdampak pada pengungkapan
business ethics yang dilakukan perusahaan menjadi lebih terbatas. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa board independence berpengaruh positif
terhadap business ethics disclose (BED) yang artinya semakin besar komposisi
nonexecutive director yang independen maka akan semakin meningkat business
ethics disclose (BED). |
Diskusi |
Penelitian ini memberikan
kontribusi secara teoritis terhadap pengembangan kerangka konseptual
akuntansi tentang konsep pengungkapan, khususnya pengungkapan sukarela dan
memberikan kontribusi secara praktis sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah untuk membuat regulasi yang dapat mendorong perusahaan dalam
mengungkapkan etika bisnis serta dapat memberikan informasi kepada investor
mengenai item pengungkapan etika bisnis yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi risiko dan peluang jangka panjang terkait dengan investasinya. |
0 komentar:
Posting Komentar