Sabtu, 16 Desember 2023

Esai 6 "Nasabah Bank Sampah" Vina Milatul Azka Psikologi Lingkungan SP


BANK SAMPAH : UBAH SAMPAH MENJADI BERKAH

Vina Milatul Azka (21310410181)

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Arundati Shinta

            Di zaman sekarang sudah banyak sekali tempat yang telah tercemar oleh banyaknya sampah yang tidak diolah dengan benar, atau memang sulit dihancurkan. Hal ini jika dibiarkan begitu saja, akan berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat. Maka dari itu, orang-orang yang memiliki kesadaran tinggi mengenai pentingnya menjaga lingkungan untuk tetap bersih, mereka membangun sebuah komunitas guna mengurangi sampah.

            Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan melainkan sampah. Warga yang menabung disebut sebagai nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. (Makmur dkk, 2016) Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah.

            Bank Sampah Apel merupakan salah satu dari banyaknya lembaga swasta yang menjadikan sampah sebagai kerajinan dan mereka olah dengan tepat. Bank sampah ini terletak di Jl. Cempaka No.143 b, Gempol, Condongcatur, Kec. Depok, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya yang berada di tengah-tengah desa membuatnya lebih mudah mengajak masyarakat sekitar untuk turut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.

            Bank Sampah Apel memiliki misi mengajak warga mengelola sampah dengan 3R, mengelola sampah terpilah dari warga agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan dan penataan lingkungan dengan himbauan penanaman pohon di setiap halaman.

            Bank Sampah Apel berdiri sejak 12 Oktober 2010 hingga sekarang. Ibu L.Herliyanti selaku ketua komunitas Bank Sampah Apel memiliki motivasi mendirikan bank sampah tersebut supaya lingkungan tetap bersih dan hijau. Bank sampah ini dibuka setiap hari Minggu dan mengadakan rapat rutin tiga bulan sekali.

            Sampah yang dibawa ke Bank Sampah Apel harus dalam keadaan bersih dan kering. Hal ini dilakukan agar Bank sampah tetap dalam keadaan bersih dan tidak bau. Sampah yang dijual ditukar dengan uang sesuai dengan beratnya. Bagi yang rutin menjual sampah maka akan menjadi nasabah tetap dengan menabung uang yang mereka dapatkan dari menjual sampah. Uang tabungan dapat diambil minimal satu bulan setelah penyetoran sampah. Sampah yang sudah dibeli akan dijadikan berbagai macam kerajinan tangan dengan harga jual yang tinggi.

            Salah satu hasil kerajinan tangan dari Bank Sampah Apel adalah tas dan bunga yang terbuat dari plastik. Selain itu, botol yang sudah tidak terpakai akan diisi dengan berbagai sampah plastik hingga dan menjadi keras. Beberapa botol tersebut akan disatukan dengan lem sehingga bisa dijadikan kursi. Karya-karya tersebut akan dijual saat ada pameran.

            Selain sampah kering, Bank Sampah Apel juga mengelola sampah organik basah yang akan diolah menjadi Eco Enzyme. Eco Enzyme ini terbuat dari sisa sayuran dan kulit buah-buahan segar yang difermentasi selama tiga bulan. Selain itu, sampah organik juga dapat diolah menjadi kompos.

            Ternyata dari sampah ini ada banyak sekali kegunaan yang belum diketahui oleh masyarakat. Melalui bank sampah ini memberikan banyak pengetahuan kepada masyarakat akan manfaat sampah yang dapat kita peroleh. Tidak hanya menjadikan lingkungan bersih namun juga menjadi nilai ekonomi buat kita.

0 komentar:

Posting Komentar