PENGELOLAAN SAMPAH DI
BANK SAMPAH
Psikologi Lingkungan
Essay 6 Nasabah Bank Sampah
Dosen Pengampu: Dr.,
Dra. Arundati Shinta MA
OLEH :
Vina Anggraini Yosi
Ningrum (22310410105)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi
45
Yogyakarta
Bank
sampah adalah sebuah konsep pengumpulan dan pemilahan sampah kering. Pemerintah
mirip dengan bank, namun yang mereka hemat bukanlah uang, melainkan sampah.
Penghuni tabungan, disebut juga nasabah, memiliki rekening tabungan yang memungkinkan
mereka meminjam uang dan kemudian mengembalikan uang pinjaman tersebut bersama
sampah. Sampah yang disimpan ditimbang, dinilai, diberi harga tertentu,
dan dijual di pabrik mitra. Sementara
itu, ibu-ibu PKK setempat membeli kemasan plastik dan mendaur ulangnya menjadi
kerajinan tangan.
Tujuan
dibangunnya TPA sebenarnya bukan TPA itu sendiri, melainkan bank sampah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar
masyarakat bisa “berteman” dengan sampah agar dapat memperoleh manfaat ekonomi
langsung dari sampah tersebut. Oleh
karena itu, TPA tidak bisa berjalan sendiri dan harus diintegrasikan dalam
gerakan 4R sehingga manfaat langsungnya tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi
juga pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat. Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) juga dapat dijadikan sebagai solusi penyediaan hunian yang bersih
dan nyaman bagi penghuninya. Dalam pola ini, selain disiplin membuang sampah,
warga juga mendapat penghasilan tambahan dari sampah yang dikumpulkan. Ide ini
tampaknya telah diadopsi oleh Kementerian Lingkungan Hidup. September lalu,
lembaga pemerintah tersebut menargetkan pembangunan tempat pembuangan sampah di
250 kota di seluruh Indonesia. Menteri Negara Lingkungan Hidup Baltazar
Cambuaya mengatakan limbah merupakan ancaman serius jika tidak dibuang dengan
benar. Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan sekitar 250 juta
masyarakat Indonesia akan hidup dengan tumpukan sampah di lingkungannya yang
dapat dijadikan kerajinan tangan.
Selain
pengelolaan sampah konvensional, sebagian masyarakat dan komunitas peduli
lingkungan sudah mulai melakukan pengelolaan sampah secara modern dengan
berbagai macam inovasi pengelolaan sampah. Sistem ini berorientasi pada
pemanfaatan sampah untuk digunakan kembali atau menjadi sumber penghasilan
tetap warga. Beragam inovasi pengelolaan sampah seperti tenaga pembangkit
listrik berbasis sampah, produksi kerajinan dari sampah, bank sampah dan yang
lainnya.
Disini saya menabung
sampah yang sudah saya kumpulkan beberapa hari di Bank Sampah Dhuwar Sejahtera
Kroco yang terletak di Jalan Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo. Bank sampah
ini adalah bentukan dari lembaga koperasi berupa unit usaha bersama. Tempat ini
mengelola sampah anorganik berupa sampah plastik, kertas, besi dan kaca. Masing-masing
jenis terdapat klasifikasi sampah,semisal sampah plastik terdapat 30 jenis
sampah plastik yang nantinya akan, dipilah berdasarkan klasifikasi sampah
kemudian dipisahkan oleh bilik seperti kamar. Kamar sampah ini dibuat menjulang
agar menghemat tempat.
Kegiatan yang ada di bank
sampah selain menabung sampah adalah menjual sampah kepada supplier, melayani
jasa pencacahan plastik BET yaitu botol air minum yang nantinya akan dijual
kepada pabrik, kemudian meningkatkan keterampilan ibu-ibu dengan mengola sampah
anorganik menjadi barang yang lebih berguna..
Bank sampah sudah
memiliki sistem tersendiri dalam melakukan pengolahan terhadap sampah yang
dikumpulkan dari para nasabah dengan hari kerja senin sampai sabtu. Setiap
sampah yang diterima diklasifikasikan sesuai dengan jenisnyamenggunakan
pengkodean dari pihak bank sampah sendiri. Sampah botol plastik akan dicacah
oleh pihak bank sampah agar lebih mudah diolah kembali. Pengolahan sampah
plastik lainnya digunakan untuk kerajinan tangan dengan memanfaatkan masyarakat
sekitar









0 komentar:
Posting Komentar