Senin, 18 Desember 2023

Psikoedukasi Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Di Panti Asuhan Al Islam Babarsari

PSIKOEDUKASI DENGAN TOPIK BULLYING DI PANTI ASUHAN AL-ISLAM BABARSARI


KESEHATAN MENTAL

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA



Anggota Kelompok Psikoedukasi:

1. Afni Ambar Sari (22310410124)

2. Evan Prima Pohan (23310420033)

3. Putri Arumsari (22310410074)

4. Syahrul Risqi (22310410077)

5. Wahyu Eko Sukman (23310420012)

Apa itu bullying? Bullying berasal dari bahasa inggris yang berarti intimidasi, bully merupakan gertak, menggertak atau mengganggu. Olweus mengatakan bahwa bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/ terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Menurut Morrison dalam penelitian despa ayuni, Bullying adalah memukul, mendorong, mengancam, mengganggu teman, mengatakan hal yang tidak baik, mengejek, menyentuh secara tidak sopan, merampas, menghina penampilan seseorang.

Kasus bullying memang mempunyai banyak bentuk, mulai dari bullying fisik dan psikis. Hal ini dapat menimbulkan efek negatif terhadap perkembangan sosial emosional anak. Perilaku bullying fisik adalah perilaku yang menunjukkan seseorang melakukan kekerasan secara fisik terhadap korban, misal menjambak kepala korban, menarik rambut korban secara tibatiba dan perilaku bullying psikis adalah perilaku seseorang yang lebih mengarah kepada mengejek, mengolok-olok dan sejenisnya, walaupun terlihat sederhana akan tetapi perlakuan ini dapat menimbulkan gangguan pada sosial emosional bagi korban.

Sungguh disayangkan jika hal tersebut terjadi kepada anak-anak yang usianya masih perlu bimbingan perkembangan yang benar malah kurang perhatian dari orang tua dan guru sehingga efek untuk anak menjadi negatif. Apabila terjadi secara terus menerus, korban bullying selain mengalami gangguan fisik akibat tindakan kekerasan fisik, juga akan mengalami gangguan mental seperti depresi (Hasan et al., 2013). 

Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster, merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Inti dari kesehatan mental sendiri adalah lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental yang sehat. Akan tetapi, dalam praktiknya seringkali kita temui bahwa tidak sedikit praktisi di bidang kesehatan mental lebih banyak menekankan perhatiannya pada gangguan mental daripada mengupayakan usaha-usaha mempertahankan kesehatan mental itu sendiri.

Dampak psikologis bullying memiliki hubungan dengan kesehatan mental seperti meningkatkan tingkat depresi, meningkatkan tekanan psikologis, meningkatkan kecemasan, meningkatkan permasalahan sosial seperti individu menjadi kesepian dan tidak mau melakukan sosialisasi (Faizah and Amna, 2017; Dafiq et al., 2020). Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memberikan definisi terkait kesehatan mental yaitu kondisi kesejaheraan seseorang dimana seseorang mampu potensi diri, mampu mengatasi tekanan kehidupan yang normal, mampu melakukan sesuatu secara produktif dan efektif serta mampu berkontribusi pada komunitas. Kesehatan mental merujuk pada kemampuan individu melakukan penyesuaian diri dan melakukan interaksi yang baik dengan lingkungan (Vidya, 2019). 

Pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2023, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 yaitu Afni Ambar Sari, Evan Prima Pohan, Putri Arumsari, Syahrul Risqi, dan Wahyu Eko Sukman, melakukan psikoedukasi di Panti Asuhan Al Islam Babarsari dengan Tema Bullying. Judul yang kami ambil yaitu "Bersama Melawan Bullying untuk Kesehatan Mental Yang Bahagia". Alasan kami memilih tema tersebut karena, zaman sekarang banyak terjadi pembullyan/perundungan oleh siswa kepada siswa lainnya. Selain itu kami juga mencari informasi terkait faktor-faktor mengapa hal itu bisa terjadi. 

Pada saat penyuluhan, selain materi kami juga memberikan kesempatan kepada anak-anak Panti yang mau untuk bermain peran. Bermain peran yang dimaksud yaitu, anak-anak Panti diminta untuk bermain peran jika mereka menjadi pembully dan juga sebaliknya yaitu yang dibully. Tujuannya adalah supaya mereka mengetahui bahwasanya terdapat banyak sekali dampak dari perundungan/pembullyan, salah satunya adalah depresi. Selain bermain peran, kami juga memberikan ice breaking dan juga permainan lainnya yang sekiranya menarik perhatian mereka. Pada sesi akhir, kami juga memberikan sharing cerita dan juga sesi tanya jawab. Berikut point-point materi yang kita sampaikan kepada anak-anak Panti Asuhan :


Bullying itu apa sih?

Bullying adalah saat seseorang dengan sengaja berperilaku kasar atau jahat terhadap orang lain berulang kali. Bisa lewat perkataan yang menyakitkan, kelakuan yang membuat takut, atau cara lain yang membuat teman atau orang lain merasa buruk. Tujuannya adalah untuk menyakiti perasaan orang lain atau membuat mereka merasa tidak nyaman. Mengenal cyber bullying : Seperti ketika seseorang menggunakan barang elektronik, seperti komputer atau handphone, untuk menyakiti atau membuat seseorang merasa buruk secara online..Ini bisa termasuk mengirim pesan yang jahat, membagikan foto atau video yang tidak baik, atau membuat akun palsu untuk mengejek atau mengganggu orang lain. Cyberbullying sama seperti bullying di dunia nyata, tetapi ini terjadi di internet. Faktor penyebab terjadinya pembullyan antara lain:

1.    Perasaan Tidak Aman

Beberapa anak-anak, bisa merasa tidak aman atau cemas. Bisa dikarenakan oleh lingkungan tempat tinggalnya, orang-orang dewasa disekitar tempat tinggalnya dan banyak banget alasan lain. Mereka mungkin mencoba menyakiti orang lain untuk merasa lebih kuat atau lebih baik.

2.    Ingin Diterima Anak-Anak Lain

Kadang-kadang, anak-anak yang melakukan bullying merasa ingin diterima oleh teman-teman mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa dengan menyakiti orang lain, mereka akan mendapatkan perhatian atau menjadi terkenal.

3.    Ketidakpahaman Perasaan

Beberapa anak-anak mungkin belum tau cara mengatasi perasaan mereka sendiri, jadi mereka mungkin menggunakan perilaku kasar atau mengganggu orang lain sebagai cara untuk mengeluarkan perasaan mereka.

4.    Mengikuti Teman Lain

Terkadang, anak-anak bisa dipengaruhi oleh teman-teman mereka yang melakukan bullying. Mereka mungkin ikut-ikutan melakukan hal yang buruk agar merasa termasuk dalam kelompok.

5.    Perbedaan atau Ketidaksetaraan

Beberapa anak-anak mungkin melakukan bullying karena merasa berbeda atau merasa tidak setara dengan temannya. Ini bisa terjadi kalau mereka merasa cemburu atau tidak diakui oleh teman-temannya.

6.    Apasih kesehatan mental itu?

Kesehatan mental adalah saat pikiran dan perasaan kita merasa bahagia, aman, dan kuat. Ini seperti saat kita tahu cara menghilangkan perasaan sedih atau marah, dan ketika kita bisa bermain dan belajar dengan senang hati. Saat kita merasa dicintai oleh orang- orang terdekat kita dan teman-teman kita, itu membantu kita merasa bahagia di dalam hati kita. Jadi, kesehatan mental itu seperti kekuatan ajaib di dalam diri kita yang membuat kita merasa baik dan siap menjelajahi dunia dengan senyum. Supaya kita memiliki kekuatan untuk tersenyum, belajar, bermain dan berkembang menjadi orang yang berhasil bersama teman- teman kita.

 

Daftar Pustaka

Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental.

Munawarah, R. R. D. (2022). Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini (Studi Kasus) Di Raudhatul Athfal Mawar Gayo. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 8(2), 15-32.

Saputri, R. K., Pitaloka, R. I. K., Nadhiffa, P. A. N., & Wardani, K. K. (2023). EDUKASI PENCEGAHAN BULLYING DAN KESEHATAN MENTAL BAGI REMAJA DESA SUKOWATI KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 10(1), 44-49.












Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar