Senin, 11 Desember 2023

Berkunjung dan Belajar Mengelolah Sampah Di TPST Randu Alas

 

Essay 5 Belajar Di TPST Randu Alas

Berkunjung dan Belajar Mengelolah Sampah Di TPST Randu Alas

Oktaviana Wahyuningtyas

22310410106

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Dr., Dra Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Pada hari Sabtu tanggal 04 November 2023, kami melakukan kunjungan sekaligus belajar di TPST Randu Alas yang berada di Candi Karang, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) adalah tempat pengelolaan sampah dengan konsep 3R, yaitu tempat pengelolahan sampah yang masih bisa dimanfaatkan kembali. Jika sampah sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali akan di tempatkan ke TPA.

TPST Randu Alas dibangun pada tahun 2015 di lahan kosong yang ada di RW tersebut, dan mulai beroperasi pada 16, Febuari 2016. Sebelum di bangun TPST masyarakat masih membuang sampah sembarangan jadi beberapa perangkat desa seperti RT, dan RW mengajukan proposal ke Dinas Lingkungan. Mendapatkan izin membangun, yang sebenarnya untuk wilayah Kodia tetapi terkendala tempat jadi di bangun di tempat tersebut.

Di TPST Randu Alas sampah digolongkan menjadi 2 yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam dan dapat diurai kembali dengan alam, contohnya: tumbuhan. Sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari pabrik, seperti: kertas, seng, dan plastik. Sampah anorganik biasanya diambil oleh tukang rosok, untuk dijual ke pabrik.

Sampah organik di TPST Randu Alas dikelolah menjadi kompos dengan menggunakan bakteri yaitu MOL/EM4 dengan perbandingan 1:10, 1 untuk sampah 10 untuk MOL. Ada 3 cara untuk membuat kompos yaitu:

1.      Bata berongga adalah bata yang ada rongganya unruk memasukan sampah dan harus sering dibalik,

2.      Windrow adalah bambu yang dibentuk segitiga dengan ukuran 1Meter1Meter memakan waktu 1 bulan untuk menghasilkan kompos dari cara Windrow,

3.      Tatakura adalah metode yang paling mudah diterapkan karena alatnya menggunakan tempat yang sudah tidak terpakai dan diisi dengan sapit kelapa atau kain perca dan mengatur kelembapan kompos.

Dengan melakukan metode tersebut bertujuan untuk menguragi gas meta (arobik) yang terjadi pada pengelolahan sampah menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dari TPST Randu Alas akan di jual ke masyarakat terdekat dengan harga 1.000/kg. masyarakat bisanya di gunakan sebagai media tanam. Selebihnya akan dijual ke dinas lingkungan dengan harga 1.250/kg. Selain kompos padat ada juga kompos organik cair di sebut sebagai POC yang bahan utamanya dari air buah yang tidak busuk atau buah yang masih ba



0 komentar:

Posting Komentar