Essay 6 : Nasabah Bank Sampah
Shofia Salsabila Suswoyo
22310410062
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Bank sampah adalah tempat pemilahan dan
pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/ atau diguna ulang yang memiliki
nilai ekonomi. Bank sampah menerapkan sistem seperti perbankan, namun yang
ditabung adalah sampah, bukan uang. Warga yang menabung juga disebut sebagai
nasabah dan mempunyai buku tabungan.
Manfaat bank sampah sangat baik bagi
lingkungan serta mendatangkan manfaat sosial dan ekonomi bagi warga. Bank
sampah dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang akibat yang
ditimbulkan oleh timbunan sampah serta manfaat daur ulang untuk pelestarian
lingkungan. Bank sampah juga dapat membantu mengurangi penumpukan sampah di
lingkungan, meminimalkan risiko pencemaran lingkungan, mengantisipasi risiko
banjir, mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat, dan mensukseskan upaya
perusahaan korporat yang konsisten melakukan proses daur ulang.
Untuk menjadi nasabah bank sampah, masyarakat
harus mengumpulkan dan memilah sampah berdasarkan jenisnya, yaitu sampah
organik dan non-organik. Sampah organik bisa langsung dibuang atau diolah
menjadi pupuk kompos secara mandiri. Sampah non-organik, seperti kertas,
plastik, botol, atau besi, harus dikemas secara rapi sebelum disetorkan ke bank
sampah. Pihak pengelola bank sampah akan melakukan penimbangan dan pencatatan
jumlah sampah yang dibawa masyarakat. Setiap masyarakat yang telah menjadi
nasabah bank sampah akan diberikan buku tabungan sebagai bukti akumulasi sampah
yang berhasil dikumpulkan. Akumulasi nilai sampah yang terkumpul akan
dikonversikan dalam berbagai bentuk, misalnya uang tabungan, sembako, kuota
internet, dan produk kebutuhan lainnya.
Pada kesempatan kali ini, saya berkunjung ke salah satu bank sampah yang ada di daerah bantul, tepatnya di Jl. Ahmad Yani, Badegan, Bejen, Bantul yaitu Bank Sampah Gemah Ripah Bantul. Sekilah info, bank ini telah ada sejak 2008, namun baru pada tahun 2015 menetap dan berkembang di tempat yang sekarang. Ketika berkunjung ke bank sampah ini kita akan disambut ramah oleh petugas, piala penghargaan, dan tentunya hasil kerajianan berbagai sampah. Petugas menjelaskan informasi terkait bank sampah mulai dari macam-macam sampah dan hasil kerajinannya, para nasabah bank sampah, juga hal yang biasa terjadi di bank sampah. Hasil kerajinan yang bisa kita jumpai seperti vas bunga, kursi ban, keranjang plastik indomie, bros, tas kain perca, bunga plastik, miniatur-miniatur bangunan, bahkan ada juga kompos.
Dalam kunjungan pertama, yaitu hari Senin,
tanggal 4 Desember 2023, saya menyetorkan sampah berupa arsip dengan berat 0,9
kg yang dihargai 1.170. Dan pada kunjungan kedua, saya menyetorkan lebih banyak
jenis sampah yaitu bodong kotor 0,3 kg, ember warna 0,1 kg, BH beling 0,1 kg,
arsip 1,7 kg, duplex 0,5 kg dengan total harga 2.925. Dari kedua kunjungan ini,
saya belum dapat membuat tabungan karena ketentuannya adalah jika sampah sudah
mencapai 5.000 barulah nasabah dapat memiliki tabungan. Sebagai tanda bukti,
saya mendapat surat penerimaan tabungan sampah saja. Untuk bank sampah ini
sendiri, banyak dari nasabahnya yang berasal dari kalangan mahasiswa yang
mendapat tugas menjadi nasabah bank sampah untuk persyaratan tugas akhirnya.
Bank sampah ini juga menjual hasil karyanya serta membuka pelatihan karya dan
PKK dengan tarif yang terjangkau pula.
Dari pengalaman menjadi nasabah bank sampah
ini, saya mendapatkan banyak pelajaran baru yang sangat bermanfaat untuk
kedepannya. Bahwa ternyata sampah pun dapat bermanfaat untuk kehidupan jika
kita dapat memberdayakannya dengan sebaik mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar