Selasa, 05 Desember 2023

Essay 6 Nasabah Bank Sampah - Yosy Tri Aprian

 

KUNJUNGAN & MENJADI NASABAH

BANK SAMPAH ”SUROLARAS”

Psikologi Lingkungan Essay 6

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.

 


 Disusun oleh :

Yosy Tri Aprian

21310410188

Psikologi SJ

 

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

  

Masih banyak masyarakat  yang mengelola sampah mereka secara tradisional dan tidak mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan. Kekurangan kelayakan finansial untuk pengelolaan limbah memberi dampak tentang keberlanjutan program pengelolaan limbah. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup kurangnya  kemampuan pemerintah untuk membiayai pengelolaan limbah mengurangi keberlanjutan program pengelolaan limbah. Morrissey dan Browne (2010) menyatakan sistem pengelolaan sampah kota berkelanjutan harus ekonomis terjangkau, ramah lingkungan dan dapat diterima secara sosial.  Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah adalah dengan program bank  sampah. Sebagai dasar hukum pendirian bank sampah adalah Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang menyatakan bahwa  paradigma pengelolaan sampah harus dirubah dari kumpul-angkut-buang menjadi pengurangan di sumber dan daur ulang sumberdaya. Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengelolaan sampah pada sumbernya di tingkat masyarakat.

Salah satu bank sampah yang berada di Yogyakarta saat ini adalah Bank Sampah SUROLARAS yang berlokasi di Jalan Suronatan, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta, merupakan sebuah inisiatif yang memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Sejarah panjangnya mencerminkan dedikasi dan komitmen dalam mengelola sampah secara berkelanjutan, sambil memberdayakan ekonomi lokal. Bank Sampah SUROLARAS berdiri sebagai jawaban atas meningkatnya masalah sampah di wilayah Notoprajan. Pada awalnya, masyarakat setempat menghadapi kendala dalam mengelola sampah, dan hal ini mendorong pembentukan bank sampah sebagai solusi konkret. Bank Sampah SUROLARAS resmi didirikan pada tahun 2012, sebagai upaya bersama antara pemerintah setempat dan komunitas. Nama "SUROLARAS" dipilih dengan makna yang mendalam. "SURO" berasal dari bahasa Jawa yang berarti harapan, sementara "LARAS" melambangkan keharmonisan. Nama tersebut mencerminkan harapan akan kehidupan yang lebih baik melalui pengelolaan sampah yang terorganisir dan seimbang.

Saya, sebagai warga Yogyakarta yang peduli lingkungan, baru-baru ini bergabung dengan keanggotaan Bank Sampah SUROLARAS. Sejak tanggal 12 November 2023, saya menjadi nasabah setia bank sampah ini. Kujungan pertama saya diawali dengan antusiasme membawa buku dan kertas bekas, serta botol plastik seberat +-2,5 kg. Sampah-sampah tersebut tidak hanya memberikan manfaat positif bagi lingkungan, tetapi juga menambah saldo tabungan saya sebesar Rp 5.000,00.

Kemudian saya berkunjung kembali pada tanggal 26 November 2023, saya membawa sampah berupa botol kaca dan kardus seberat +-2 kg. Dengan senang hati, saya menyerahkan sampah-sampah tersebut kepada petugas Bank Sampah SUROLARAS. Hasilnya, saldo tabungan saya bertambah sebesar Rp 4.000,00 yang membuat saldo akumulafit tabungan saya sebesar Rp 9.000,00. Keterlibatan saya sebagai nasabah bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi sebagai bentuk dukungan nyata terhadap upaya menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan hidup.

Manfaat dari partisipasi saya sebagai nasabah bukan hanya terbatas pada nilai ekonomi yang terakumulasi dalam tabungan. Saya juga merasakan kepuasan batin karena telah berkontribusi pada upaya bersama menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Menjadi nasabah bank sampah adalah bentuk nyata tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dapat dilakukan oleh setiap individu.

Keberadaan Bank Sampah SUROLARAS bukan hanya sebagai tempat pembuangan sampah semata, melainkan pusat perubahan sosial dan kesadaran lingkungan. Melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi, bank sampah ini terus mendorong perubahan pola pikir masyarakat tentang sampah. Dengan menjadi nasabah, saya juga merasakan dampak positif dari peningkatan kesadaran ini dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai kesimpulan, Bank Sampah SUROLARAS di Jalan Suronatan, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta, bukan hanya lembaga pengelola sampah, tetapi juga agen perubahan dalam masyarakat. Sejarah panjangnya menjadi bukti bahwa perubahan positif dimulai dari langkah-langkah kecil yang diambil bersama-sama. Saya berharap partisipasi aktif saya sebagai nasabah dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang lain untuk turut serta dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan melalui peran positif mereka dalam bank sampah lokal.

  

DAFTAR PUSTAKA

Sri Haryanti. Dkk. 2020. Studi  Penerapan Bank Sampah Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup  Di Kota Yogyakarta. Bioeksperimen, Volume 6 No. 1 (Maret 2020).

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar