ESSAY PRESTASI
“MENJADI PEMATERI DALAM SOSIALISASI GERAKAN
TRANSISI PAUD-SD YANG
MENYENANGKAN”
(KEGIATAN PELAYANAN
MASYARAKAT)
DIANA WIDIASTUTI
NIM : 22310410034
Mata Kuliah :
Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr.
Dra. Arundanti Shinta, MA.
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Salah satu peran
penting PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak agar siap bersekolah di
jenjang berikutnya, yaitu jenjang Sekolah Dasar, sebagaimana dinyatakan dalam
Permendikbud No. 146 Tahun 2014. Hal ini selaras dengan konsep pembelajaran
sepanjang hayat yang dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara. Kesiapan bersekolah
merupakan tujuan PAUD yang penting karena akan membawa dampak yang panjang
dalam kehidupan anak di masa depan.
Transisi PAUD-SD merupakan hal belum
sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Meskipun transisi PAUD-SD bukanlah hal
yang baru, namun fakta di lapangan menunjukkan, belum banyak anak yang
mengalami transisi PAUD-SD secara positif. Proses transisi AUD-SD akan
berpengaruh pada keberhasilan, kesejahteraan, keterlibatan, dan sikap positif
terhadap belajar yang telah dibangun sejak PAUD. Pada proses ini, stimulasi
sosial emosional, bahasa, fisik motorik, dan kognitif bagi anak dilakukan secara
berkesinambungan mulai dari PAUD hingga SD kelas rendah.
Bloom dalam Susanto menjelaskan
berdasarkan hasil studi longitudinal bahwa dengan berpatokan pada hasil tes IQ
dari masa-masa sebelumnya yang ditempuh oleh subjek yang sama, kita akan dapat
melihat perkembangan persentase taraf kematangan dan kemampuan anak sebagai berikut
:
1. Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20%
nya
2. Usia 4 tahun sekitar 50% nya
3. Usia 8 tahun sekitar 80% nya
4. Usia 13 tahun sekitar 92% nya
Berdasarkan hasi studi Bloom ini, jelas bahwa
perkembangan kematangan dan kemampuan anak paling optimal hingga usia 8 tahun,
sehingga tidak heran jika usia dini yaitu sejak bayi hingga usia 8 tahun adalah
masa-masa emas (golden age), masa penentu keberhasilan perkembangan
anak, yaitu bisa dilihat pada jenjang pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar
kelas rendah.
Sebagai Wakil Ketua Pokja Bunda PAUD
Kemantren Tegalrejo, saya diminta untuk membantu memberikan sosialisasi
Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan pada tanggal 23 November 2023 di Aula Kantor
Kemantren Tegalrejo Kota Yogyakarta, sebagai upaya pengimbasan materi yang
telah disampaikan oleh Pokja Bunda PAUD Kota Yogyakarta. Kegiatan ini disupport
sepenuhnya oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kota
Yogyakarta. Dalam acara sosialisasi tersebut hadir Bunda PAUD Kemantren
Tegalrejo, perwakilan dari Dindikpora Kota Yogyakarta, Mantri Anom Pamong Praja
Kemantren Tegalrejo. Selain para pemangku kebijakan di wilayah, acara ini juga
dihadiri kepala sekolah dan pendidik satuan PAUD, serta orangtua/wali peserta
didik PAUD.
Permasalahan yang ada di wilayah Kemantren
Tegalrejo adalah masih ada satuan PAUD yang memberikan materi membaca, menulis,
dan berhitung dengan metode yang ‘kurang menyenangkan’ sehingga mengakibatkan
anak mudah bosan belajar, tidak suka membaca buku, terbiasa mencontek, tidak
memiliki rasa empati terhadap orang lain, egonya sangat tinggi, dan tidak
peduli dengan lingkungan sekitar. Saya juga menyinggung keprihatinan tentang
penumpukan sampah yang dibuang di pinggir jalan Sidomulyo, Kelurahan Bener. Bukankah
perilaku seperti ini juga sebagai tanda buruknya pendidikan kita ?
Permasalahan lainnya adalah masih ada sekolah dasar di wilayah Kemantren
Tegalrejo yang melakukan Tes Calistung sebagai syarat masuk SD. Padahal sudah
jelas dalam Permendikbud No. 51 Tahun 2018 tentang PPDB TK, SD, SMP, SMA, SMK
pasal 7, tidak disebutkan lulus Tes Calistung sebagai syarat untuk masuk SD.
Setelah melakukan sosialiasasi, kami berdiskusi
untuk mencari solusi yang tepat. Telah diputuskan bahwa, akan ada tindak lanjut
sosialisasi Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan ini dengan cara duduk bersama,
berdiskusi, dan membuat MoU antara pemerintah Kemantren Tegalrejo, pihak SD,
dan PAUD untuk mensukseskan progran Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan. Rencana
isi MoU tersebut, antara lain pembelajaran di PAUD dan SD harus menyenangkan
dan berpusat pada anak dan tidak ada lagi Tes Calistung sebagai persyaratan
masuk SD. Seperti yang pernah diucapkan Ki Hajar Dewantara “Pendidikan itu
menuntun bukan menuntut. Mendidik bukan memberitahu, mendidik adalah menumbuhkan
rasa ingin tahu”.
Pustaka :
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia
Dini (Pengantar dalam Berbagai Aspeknya). Kencana Prenada Media Group.
Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar