Rabu, 13 Desember 2023

Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Sampah Bersama TPS Randu Alas Sleman

 

Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Sampah Bersama TPS Randu Alas Sleman

Psikologi Lingkungan

Essay 5 : Belajar Mengelola Sampah di TPST Randu Alas

Afini Musyarofah.J : 22310410113

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Lingkungan yang bersih bebas sampah dan polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran sampah paling mudah diwujudkan jika masyarakatnya memiliki kesadaran, pengetahuan serta kemampuan yang baik dalam mengelola sampah. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa up45 yang mempelajari mata kuliah psikologi lingkungan ingin meningkatkan skill dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah dengan berkunjung ke TPS Randu Alas Di Dusun Cangkringan Rt.03 Rw 09 Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta pada hari Sabtu, 04 November 2023 .

Lahan yang dijadikan TPS Randu Alas pada awalnya merupakan tanah kas desa yg tidak terpelihara dan tidak dimanfaatkan dengan baik. TPS ini mulai beroperasi pada 16 Februari tahun 2016 dan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), yang artinya semua sampah yang telah diangkut dan diambil dari pelanggan, maka akan dilakukan pemilahan dan pemisahan sampah dengan dua kriteria yaitu sampah organik (berasal dari alam yang dengan mudah diurai oleh alam) dan sampah anorganik yang berasal dari kemasan produk pabrik.

Untuk sampah jenis anorganik, setelah semua sampah masuk ke TPS maka, dipilah dan di organisir sampai terkumpul sekitar 20-30%. Setelah itu, hasilnya akan diambil oleh tukang rosok atau pengepul yang kemudian akan mereka setorkan ke pabrik untuk diolah lagi. Sedangkan sampah organik padat akan dijadikan kompos dengan menambahkan bakteri mol EM4 kemudian sampahnya dicacah kecil-kecil dan akan dibalik pada setiap minggunya, sehingga dalam waktu 40 hari kompos sudah bisa dipanen. Selain dengan cara tersebut, TPS Randu Alas juga memiliki metode pembuatan komposnya sendiri agar pematangan menjadi lebih cepat sekitar 30 hari saja, cara tersebut ialah menggunakan media berupa Bata berongga dan Windrow (bambu segitiga ditumpuk ± 1 meter). Yang mana fungsi dari rongga-rongga tersebut adalah untuk mengeluarkan gas metan yang bisa menimbulkan ledakan dan kebakaran. Kompos yang sudah di panen akan ditawarkan ke petani sekitar yang dihargai Rp 1.000/kg. Jika hasil komposnya banyak, maka akan disetorkan ke dinas lingkungan hidup atau diserahkan kepada kelompok tani laki-laki maupun perempuan yang telah mengajukan permohonan ke TPS Randu Alas. Dengan demikian akan terjadi siklus berkelanjutan dalam pengelolaan sampah.


'

Selain dijadikan kompos, sampah organik dari buah juga bisa diambil airnya dan dibuat menjadi POC (pupuk organik cair) dengan penggunaan media drum maupun bisbeton. Sampah buah juga dapat dijadikan eco enzyme yang bisa digunakan untuk mensterilkan (membersihkan) ruangan ataupun digunakan dalam bidang kesehatan. Cara pembuatannya menggunakan perbandingan 1:3:10 yaitu 1 molase atau  tetes tebu atau gula, 3 kg buah yang masih bagus bukan busuk dan 10 liter air. Pengolahan limbah buah juga dapat digunakan untuk Bio Konversi atau pembudidayaan magot yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan maupun pakan ternak seperti pakan lele dan ayam secara langsung maupun yang sudah dikeringkan kemudian dicampur dengan bahan pelet (agar hemat) sehingga ikan dan ternak akan lebih cepat gemuk dan daya tahan tubuhnya lebih bagus sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Dalam rangka mengatasi darurat sampah yang terus menumpuk hingga menyebabkan bau, TPS Randu Alas bekerja sama dengan salah satu mahasiswi UGM yang menciptakan eco lindi (air lindi yang dihasilkan dari pembusukan sampah). Sistem kerja Air lindi ini ialah dengan mengatasi bau dan aroma tidak sedap dari sampah menggunakan sesuatu yang bau juga (Eco Lindi) seperti lalat yang kedua sayapnya memiliki fungsi berbeda ada yang mengandung racun ada juga yang mengandung penetral racun. Selain itu,  dalam pemanfaatan eco lindi  TPS Randu Alas juga sudah bekerjasama dengan Pemda Bantul, Kepala Dinas Sidoarjo, depo penampungan serta depo pasar dalam menghilangkan bau pada tumpukan sampah yang ada menggunakan cairan eco lindi. Tidak hanya itu, cairan ini juga bisa digunakan untuk saptitank dan got agar cepat terurai sehingga tidak cepat penuh.


Meskipun dalam pengelolaan sampah TPS Randu Alas sudah sangat baik, nyatanya ada saja kendala yang muncul, kendala tersebut antara lain ialah; TPS belum memiliki mesin pengolah sampah yang sesuai dengan kebutuhan saat ini, kurangnya personil muda yang ada di TPS, Kendala pengangkutan sampah dan kendala yang paling utama ialah belum adanya kesadaran dan kemampuan memilah sampah dari sumbernya (masyarakat). Meskipun demikian, dalam perjalanannya TPS Randu Alas memiliki keinginan membuat suatu konsep yang dapat digunakan untuk menetralisir asap dari pembakan sampah.

Kunjungan ke TPS Randu Alas menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran diri terhadap pengelolaan sampah. Dari kunjungan tersebut dapat diketahui bahwa untuk mengatasi masalah sampah tidak melulu harus mengandalkan TPS, tetapi perlu dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah, praktisi, akademisi dan masyarakat agar semua program pengelolaan sampah dapat berkelanjutan sehingga tercipta lingkungan hidup yang baik. 




  


 



Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar