Meningkatkan
Kompetensi Pengelolaan Sampah Bersama TPS Randu Alas Sleman
Psikologi Lingkungan
Essay 5 : Belajar Mengelola Sampah di
TPST Randu Alas
Afini
Musyarofah.J : 22310410113
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Lingkungan yang bersih bebas sampah dan polusi udara yang dihasilkan
dari pembakaran sampah paling mudah diwujudkan jika masyarakatnya memiliki
kesadaran, pengetahuan serta kemampuan yang baik dalam mengelola sampah. Oleh
karena itu, kami sebagai mahasiswa up45 yang mempelajari mata kuliah psikologi
lingkungan ingin meningkatkan skill dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah
dengan berkunjung ke TPS Randu Alas Di Dusun Cangkringan Rt.03 Rw 09
Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta pada hari Sabtu, 04 November 2023 .
Lahan yang dijadikan TPS Randu Alas pada awalnya merupakan tanah kas
desa yg tidak terpelihara dan tidak dimanfaatkan dengan baik. TPS ini mulai
beroperasi pada 16 Februari tahun 2016 dan menerapkan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle), yang artinya semua sampah yang telah diangkut dan diambil
dari pelanggan, maka akan dilakukan pemilahan dan pemisahan sampah dengan dua
kriteria yaitu sampah organik (berasal dari alam yang dengan mudah diurai oleh
alam) dan sampah anorganik yang berasal dari kemasan produk pabrik.
Untuk sampah jenis anorganik, setelah semua sampah masuk ke TPS maka, dipilah dan di organisir sampai terkumpul sekitar 20-30%. Setelah itu, hasilnya akan diambil oleh tukang rosok atau pengepul yang kemudian akan mereka setorkan ke pabrik untuk diolah lagi. Sedangkan sampah organik padat akan dijadikan kompos dengan menambahkan bakteri mol EM4 kemudian sampahnya dicacah kecil-kecil dan akan dibalik pada setiap minggunya, sehingga dalam waktu 40 hari kompos sudah bisa dipanen. Selain dengan cara tersebut, TPS Randu Alas juga memiliki metode pembuatan komposnya sendiri agar pematangan menjadi lebih cepat sekitar 30 hari saja, cara tersebut ialah menggunakan media berupa Bata berongga dan Windrow (bambu segitiga ditumpuk ± 1 meter). Yang mana fungsi dari rongga-rongga tersebut adalah untuk mengeluarkan gas metan yang bisa menimbulkan ledakan dan kebakaran. Kompos yang sudah di panen akan ditawarkan ke petani sekitar yang dihargai Rp 1.000/kg. Jika hasil komposnya banyak, maka akan disetorkan ke dinas lingkungan hidup atau diserahkan kepada kelompok tani laki-laki maupun perempuan yang telah mengajukan permohonan ke TPS Randu Alas. Dengan demikian akan terjadi siklus berkelanjutan dalam pengelolaan sampah.
Selain dijadikan kompos,
sampah organik dari buah juga bisa diambil airnya dan dibuat menjadi POC (pupuk
organik cair) dengan penggunaan media drum maupun bisbeton. Sampah buah juga
dapat dijadikan eco enzyme yang bisa digunakan untuk mensterilkan
(membersihkan) ruangan ataupun digunakan dalam bidang kesehatan. Cara pembuatannya
menggunakan perbandingan 1:3:10 yaitu 1 molase atau tetes tebu atau gula, 3 kg buah yang masih
bagus bukan busuk dan 10 liter air. Pengolahan limbah buah juga dapat digunakan
untuk Bio Konversi atau pembudidayaan magot yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ikan maupun pakan ternak seperti pakan lele dan ayam
secara langsung maupun yang sudah dikeringkan kemudian dicampur dengan bahan
pelet (agar hemat) sehingga ikan dan ternak akan lebih cepat gemuk dan daya tahan
tubuhnya lebih bagus sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Dalam rangka mengatasi darurat sampah yang terus menumpuk hingga
menyebabkan bau, TPS Randu Alas bekerja sama dengan salah satu mahasiswi UGM
yang menciptakan eco lindi (air lindi yang dihasilkan dari pembusukan
sampah). Sistem kerja Air lindi ini ialah dengan mengatasi bau dan aroma tidak
sedap dari sampah menggunakan sesuatu yang bau juga (Eco Lindi) seperti
lalat yang kedua sayapnya memiliki fungsi berbeda ada yang mengandung racun ada
juga yang mengandung penetral racun. Selain itu, dalam pemanfaatan eco lindi TPS Randu Alas juga sudah bekerjasama dengan Pemda
Bantul, Kepala Dinas Sidoarjo, depo penampungan serta depo pasar dalam menghilangkan
bau pada tumpukan sampah yang ada menggunakan cairan eco lindi. Tidak hanya
itu, cairan ini juga bisa digunakan untuk saptitank dan got agar cepat terurai
sehingga tidak cepat penuh.
Meskipun dalam pengelolaan sampah TPS Randu Alas sudah sangat baik,
nyatanya ada saja kendala yang muncul, kendala tersebut antara lain ialah; TPS
belum memiliki mesin pengolah sampah yang sesuai dengan kebutuhan saat ini,
kurangnya personil muda yang ada di TPS, Kendala pengangkutan sampah dan
kendala yang paling utama ialah belum adanya kesadaran dan kemampuan memilah
sampah dari sumbernya (masyarakat). Meskipun demikian, dalam perjalanannya TPS
Randu Alas memiliki keinginan membuat suatu konsep yang dapat digunakan untuk
menetralisir asap dari pembakan sampah.
Kunjungan ke
TPS Randu Alas menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan
menumbuhkan kesadaran diri terhadap pengelolaan sampah. Dari kunjungan tersebut
dapat diketahui bahwa untuk mengatasi masalah sampah tidak melulu harus
mengandalkan TPS, tetapi perlu dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah,
praktisi, akademisi dan masyarakat agar semua program pengelolaan sampah dapat
berkelanjutan sehingga tercipta lingkungan hidup yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar