Rabu, 13 Desember 2023

Praktek Mengolah Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme

 

Praktek Mengolah Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme

Psikologi Lingkungan

Essay 4 : Eksperimen Mengolah Sampah

Afini Musyarofah.J : 22310410113

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Timbunan sampah masih menjadi masalah hingga kini, penyebab terbesar sampah terus menumpuk adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah sebelum membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir. Salah satu jenis sampah yang mudah dikelola adalah sampah organik berupa limbah rumah tangga seperti limbah sayuran maupun buah-buahan karena sampah jenis ini sangat mudah ditemukan dan mudah diolah secara mandiri. pengolahan sampah secara mandiri dapat diakukan salah satunya dengan membuat eco enzyme.

Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik dapur berupa sayuran dan buah-buahan yang dicampur dengan molase atau gula, baik gula aren maupun gula tebu menjadi bahan yang memiliki beragam manfaat. Limbah dapur organik yang dapat digunakan untuk membuat eco enzyme hanya berupa sisa sayur ataupun buah mentah serta kulit, batang, bunga dan bijinya yang masih segar belum mengalami pembusukan seperti buah nanas, wortel, kulit jeruk, timun, pepaya baik buah maupun bijinya.

Diantara manfaat dari eco enzyme ialah dapat digunakan sebagai cairan pembersih rumah tangga, campuran bahan membuat sabun cair, sebagai pupuk tanaman dan pestisida alami (pengusir hama) dengan mencampurkan satu tutup botol larutan eco enzyme dan air sebanyak 1 liter setelah itu bisa langsung di apikasikan pada tanaman. Selain itu, eco enzyme juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk melestarikan lingkungan dengan cara mengobati tanah (menyuburkan kembali) dan membersihkan air yang sudah tercemar.

Untuk membuat  eco enzyme berdasarkan eksperimen yang kami lakukan di rumah Bu Shinta dosen Psikologi Lingkungan, takaran yang dipakai ialah perbandingan 1:3:10 dalam ukuran gram, yaitu dengan takaran gula sebanyak 90 gram, limbah organik yang sudah di cacah menjadi potongan kecil sebanyak 270 gram, dan air yang sudah direbus (air matang) sebanyak 900 gram. Setelah menyiapkan semua limbah organik, siapkan dua wadah atau botol plastik kosong ukuran besar, sedang (kecil) yang terbuat dari plastik agar tidak pecah atau menimbulkan ledakan karena gas yang dihasilkan selama proses fermentasi dan selang putih kecil yang panjangnya sekitar 20-50 cm. Setelah itu, pada kedua  tutup botol dibuat lubang yang fungsinya untuk meletakan selang agar dapat mengalirkan gas saat proses fermentasi yang ada pada botol besar ke dalam botol berukuran kecil.




Membuat eco enzyme sangat mudah, yaitu dengan memasukkan semuah limbah organik kedalam botol plastik  ukuran besar, kemudian larutkan gula kedalam air sebanyak 450 gram dengan cara direbus lalu tuang kedalam botol yang sudah berisi limbah organik dan tambahkan sisa air matang sebanyak 450 gram lalu terakhir tutup botol dengan rapat. Setelah itu isi botol plastik ukuran kecil dengan air bersih sampai ¾ botol atau sampai kira-kira selang kecil yang terhubung dari botol besar terendam air. Setelah itu, simpan botol diruang yang tidak terkena paparan cahaya matahari langsung. Proses fermentasi eco enzyme ini akan berlangsung selama sekitar 90 hari atau 3 bulan, artinya setelah 3 bulan berlalu maka, eco enzyme sudah bisa di panen dan siap digunakan untuk berbagai keperluan.

Setelah proses fermentasi eco enzyme selama 3 bulan sudah selesai, dilakukan proses pembuatan eco enzyme tahap kedua yaitu agar larutan eco enzyme menjadi jernih dan berbusa sehingga bisa digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat sabun cair. Cara pembuatan yang kedua ini juga cukup mudah, yaitu dengan menyaring ampas larutan eco enzyme yang sudah dipanen, kemudian beri 3 buah lerak yang sudah diambil bijinya di cincang kecil-kecil lalu dicampurkan kedalam eco enzyme yang sudah bebas ampas lalu tutup ratap botol. Setelah itu, simpan dan tunggu sampai larutan eco enzyme mengendap jadi bening. Jika sudah bening itu tandanya eco enzyme tahap kedua sudah bisa dipanen dan digunakan lagi.





Eksperimen pengolahan sampah organik dari limbah rumah tangga menjadi eco enzyme di rumah bu Shinta selaku dosen Psikologi Lingkungan merupakan salah satu cara untuk menambah pengetahuan terkait sampah organik agar bisa dikelola secara mandiri pada skala rumah tangga sehingga dapat mengurangi pembusukan dari menumpuknya sampah yang masuk tempat pembuangan sampah terakhir (TPST). Perilaku pengolahan sampah seperti ini juga merupakan salah satu implementasi dari prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yaitu pada prinsip mendaur ulang kembali limbah menjadi bahan multi guna (Recycle). jika perilaku Recycle ini banyak diterapkan dimasyarakat yang utamanya pada skala rumah tangga, maka akan memberikan dampak baik yang berkelanjutan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.








Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar