Praktek Mengolah Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme
Psikologi Lingkungan
Essay 4 : Eksperimen Mengolah Sampah
Afini
Musyarofah.J : 22310410113
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Timbunan sampah masih menjadi masalah hingga kini, penyebab terbesar
sampah terus menumpuk adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat terkait
pengelolaan sampah sebelum membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir. Salah
satu jenis sampah yang mudah dikelola adalah sampah organik berupa limbah rumah
tangga seperti limbah sayuran maupun buah-buahan karena sampah jenis ini sangat
mudah ditemukan dan mudah diolah secara mandiri. pengolahan sampah secara
mandiri dapat diakukan salah satunya dengan membuat eco enzyme.
Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi
limbah organik dapur berupa sayuran dan buah-buahan yang dicampur dengan molase
atau gula, baik gula aren maupun gula tebu menjadi bahan yang memiliki beragam manfaat.
Limbah dapur organik yang dapat digunakan untuk membuat eco enzyme hanya
berupa sisa sayur ataupun buah mentah serta kulit, batang, bunga dan bijinya
yang masih segar belum mengalami pembusukan seperti buah nanas, wortel, kulit
jeruk, timun, pepaya baik buah maupun bijinya.
Diantara manfaat dari eco enzyme ialah dapat
digunakan sebagai cairan pembersih rumah tangga, campuran bahan membuat sabun
cair, sebagai pupuk tanaman dan pestisida alami (pengusir hama) dengan
mencampurkan satu tutup botol larutan eco enzyme dan air sebanyak 1
liter setelah itu bisa langsung di apikasikan pada tanaman. Selain itu, eco
enzyme juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
melestarikan lingkungan dengan cara mengobati tanah (menyuburkan
kembali) dan membersihkan air yang sudah tercemar.
Untuk membuat eco enzyme berdasarkan eksperimen yang kami
lakukan di rumah Bu Shinta dosen Psikologi Lingkungan, takaran yang dipakai
ialah perbandingan 1:3:10 dalam ukuran gram, yaitu dengan takaran gula sebanyak
90 gram, limbah organik yang sudah di cacah menjadi potongan kecil sebanyak 270
gram, dan air yang sudah direbus (air matang) sebanyak 900 gram. Setelah
menyiapkan semua limbah organik, siapkan dua wadah atau botol plastik kosong ukuran
besar, sedang (kecil) yang terbuat dari plastik agar tidak pecah atau
menimbulkan ledakan karena gas yang dihasilkan selama proses fermentasi dan
selang putih kecil yang panjangnya sekitar 20-50 cm. Setelah itu, pada
kedua tutup botol dibuat lubang yang
fungsinya untuk meletakan selang agar dapat mengalirkan gas saat proses
fermentasi yang ada pada botol besar ke dalam botol berukuran kecil.
Membuat eco enzyme sangat mudah, yaitu dengan memasukkan
semuah limbah organik kedalam botol plastik
ukuran besar, kemudian larutkan gula kedalam air sebanyak 450 gram
dengan cara direbus lalu tuang kedalam botol yang sudah berisi limbah organik
dan tambahkan sisa air matang sebanyak 450 gram lalu terakhir tutup botol
dengan rapat. Setelah itu isi botol plastik ukuran kecil dengan air bersih
sampai ¾ botol atau sampai kira-kira selang kecil yang terhubung dari botol
besar terendam air. Setelah itu, simpan botol diruang yang tidak terkena
paparan cahaya matahari langsung. Proses fermentasi eco enzyme ini akan
berlangsung selama sekitar 90 hari atau 3 bulan, artinya setelah 3 bulan
berlalu maka, eco enzyme sudah bisa di panen dan siap digunakan untuk berbagai
keperluan.
Setelah proses fermentasi eco enzyme selama 3 bulan sudah
selesai, dilakukan proses pembuatan eco enzyme tahap kedua yaitu agar
larutan eco enzyme menjadi jernih dan berbusa sehingga bisa digunakan
sebagai bahan campuran untuk membuat sabun cair. Cara pembuatan yang kedua ini
juga cukup mudah, yaitu dengan menyaring ampas larutan eco enzyme yang
sudah dipanen, kemudian beri 3 buah lerak yang sudah diambil bijinya di cincang
kecil-kecil lalu dicampurkan kedalam eco enzyme yang sudah bebas ampas
lalu tutup ratap botol. Setelah itu, simpan dan tunggu sampai larutan eco
enzyme mengendap jadi bening. Jika sudah bening itu tandanya eco enzyme
tahap kedua sudah bisa dipanen dan digunakan lagi.
Eksperimen pengolahan sampah organik dari limbah rumah tangga
menjadi eco enzyme di rumah bu Shinta selaku dosen Psikologi Lingkungan
merupakan salah satu cara untuk menambah pengetahuan terkait sampah organik
agar bisa dikelola secara mandiri pada skala rumah tangga sehingga dapat
mengurangi pembusukan dari menumpuknya sampah yang masuk tempat pembuangan sampah
terakhir (TPST). Perilaku pengolahan sampah seperti ini juga merupakan salah
satu implementasi dari prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yaitu pada
prinsip mendaur ulang kembali limbah menjadi bahan multi guna (Recycle).
jika perilaku Recycle ini banyak diterapkan dimasyarakat yang utamanya pada
skala rumah tangga, maka akan memberikan dampak baik yang berkelanjutan dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar