Bank Sampah Solusi Mudah Implementasi Prinsip Reuse dan
Reduce
Pada Sampah di
Skala Rumah Tangga
Psikologi Lingkungan
Essay 6 : Menjadi Nasabah Bank Sampah
Afini
Musyarofah.J : 22310410113
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Sampai saat
ini, rumah tangga masih menjadi penghasil sampah terbesar karena banyaknya
masyarakat yang masih bingung dan acuh terhadap pengelolaan sampah yang mereka
hasilkan. Sebelum sampah pada skala rumah tangga dibuang ke tong sampah,
seharusnya ada tahap pemilahan terlebih dahulu mana yang bisa di reuse mana
yang organik dan mana yang anorganik. Jika sampah organik, maka bisa di olah
menjadi kompos atau eco enzyme, lalu untuk jenis sampah anorganik bisa di reuse
dan di reduce dengan cara di dimanfaatkan kembali maupun dikumpulkan dan
disetorkan ke bank sampah yang hasilnya akan menjadi nilai tambah ekonomi rumah
tangga.
Selaras dengan
adanya prinsip 3R berupa Reduce dan Reuse maka, bank sampah dapat
menjadi solusi tepat bagi masyarakat yang bingung atau tidak tahu harus
dikemanakan sampah-sampah yang sudah di pilah pada skala rumah tangga.
Saya bisa
menjadi salah satu nasabah bank sampah bermula saat saya mengalami berbagai
keresahan yang timbul akibat adanya sampah berupa kaleng dan plastik kemasan
dari makanan kucing yang terus menumpuk hingga kebingungan harus di apakan.
Dari keresahan tersebut akhirnya saya mencari berbagai informasi terkait
bagaimana cara para tetangga mengelola sampah anorganik mereka. dari sanalah
saya akhirnya mendapatkan jawaban bahwa di dusun kami ada program bank sampah sehingga
saya disarankan untuk menjadi nasabah saja jika tidak tahu atau bingung bagaimana
cara mengelola sampah anorganik atau barang yang sudah tidak dipakai lagi.
Maka, dari sinilah saya mulai tertarik dan mencari lebih lanjut tentang
berbagai informasi apa saja yang dierlukan untuk menjadi nasabah di bank sampah
dusun. Setelah mengalami berbagai keresahan terhadap sampah rumah tangga yang
saya hasilkan maka, saya memutuskan untuk menjadi salah satu nasabah di bank
sampah “SIDO RESIK” yang beralamat Di Rt 03, Dusun Karangploso, Sitimulyo,
Piyungan Bantul pada akhir tahun 2022 lalu.
Proses mendaftar sebagai nasabah di bank sampah Sido Resik Karangploso Piyungan
sangat mudah, yaitu hanya menyetorkan identitas dan membawa sampah yang sudah
dipilah sesuai jenisnya saja seperti kaleng, kardus, kaca, beling, plastik
berwarna, botol pastik, botol kaca, sak semen, kemasan ciki dan lain sebagainya
kemudian disetorkan pada saat jadwal buka setiap pekan yaitu hari Jum’at
setelah Ashar atau sekitar pukul 16.00-17.00 WIB.
Bank sampah “SIDO RESIK” Karang Ploso Piyungan tidak memberikan kartu
anggota pada para nasabahnya, hal ini karena mereka memiliki sistem pembagian
hasil tabungan yang unik. Yang mana hasil dari seluruh tabungan “sampah” yang
telah kita kumpulkan baru bisa diuangkan atau diberikan setahun sekali saat
bulan Ramadhan atau menjelang hari Raya Idul Fitri. Sehingga pada setiap
penyetoran sampah, hasil akan dicatat pada buku tertentu dan di akhir sebelum
waktu pembagian akan diakumulasikan menjadi satu. Meskipun demikian, nasabah
bank sampah tetap memiliki hak untuk mengetahui seberapa banyak hasil tabungan
yang sudah didapatkannya yaitu dapat
menanyakannya secara langsung pada petugas piket sesuai jadwal buka bank
sampah.
Dua aktivitas penyetoran sampah terakhir yang saya lakukan ialah pada
hari jum’at tanggal 01 Desember 2023 dengan barang berupa kaleng makanan kucing
seberat 3.10 kg, kardus seberat 1,5kg, botol sirup yang dihitung per biji
sebanyak 3 botol, besi dari rantai bekas seberat 0,65 kg dan beling dari wadah
kosmetik, botol minuman berukuran kecil serta botol saus seberat 0,85 kg. Kemudian
setor sampah terakhir yaitu pada hari jum’at 08 Desember 2023 dengan barang
berupa kaleng sarden, kaleng susu bearbrand yang beratnya mencapai 2,61 kg,
beling berupa botol parfume, wadah kosmetik, botol UC100 seberat 1,87 kg dan
sampah kardus tebal maupun kardus kemasan makanan yang bertanya mencapai 1,10kg.
Sehingga total sampah yang sudah saya setorkan pada dua aktivitas menabung
dibank sampah terakhir saya ialah sekirat 11,68 kg dan 3 biji botol sirup.
Dengan adanya
bank sampah yang dapat menampung berbagai barang anorganik dan barang yang
sudah tidak dipakai lagi, maka saya mendapat solusi mudah dalam menghilangkan
keresahan yang timbul karena adanya pemikiran bagaimana seharusnya sampah itu
di kelola sebelum benar-benar masuk ke tong sampah. Sehingga selain dapat
mengurangi jumlah penumpukan sampah yang sulit terurai di TPST (Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu) juga sebagai nilai tambah ekonomi untuk keluarga.
Selain itu, adanya bank sampah merupakan sebuah upaya untuk menyadarkan
masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup yang sehat, bersih, rapi
dan bebas dari pencemaran lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar