MEMBANGUN
GENERASI MUDA YANG BERBUDAYA POSITIF
BEBAS
BULLYING
Tugas
Kelompok “Psikoedukasi” Mata Kuliah Kesehatan Mental
Dosen
Pengampu: FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA
Anggota
Kelompok 2
1. Aisyah
Zulaina (22310410067)
2. Bastian
Jan Bona T. S. (22310410069)
3. Chornelia
Minar T. (22310410078)
4. Novita
Prabandari (22310410039)
PSIKOLOGI-SJ
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERISTAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pada kesempatan kali
ini,saya bersama rekan-rekan, mendapati tugas Psikoedukasi mengenai masalah emosional
dan perilaku yang mengacu pada konteks social
yang marak terjadi saat ini dan disertai dengan teori Kesehatan Mental yang
telah kami pelajari. Kami memutuskan untuk memilih tema Bullying, karena selain kasus ini masih marak terjadi,
mensosialisasikan terkait bullying
ini masih harus digencarkan terutama untuk generasi muda sehingga masyarakat Indonesia
paham bahwa tindakan bullying itu
tidak dibenarkan sama sekali, sekalipun bermaksud hanya untuk lelucon saja.
Kami juga mengangkat tema ini dari kasus anak kelas 6 SD yang mengalami bullying hingga meninggal dunia di
Bekasi. Siswa berinisial F menjadi korban bullying
setelah diduga di jahili teman sekolahnya berujung kakinya harus diamputasi dan
akhirnya F harus kehilangan nyawanya karena kanker tulang.
Dalam kegiatan
Psikoedukasi ini kelompok kami memberikan penyuluhan terkait Bullying kepada siswa-siswi Kelas 6
Sekolah Dasar Negeri 1 Plesungan yang beralamatkan di Jalan Mayor Achmadi
No.37, Gerumbulpring, Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Kami melaksanakan kegiatan tersebut pada hari Senin, 11 Desember
2023 pukul 09.30-11.00 WIB. Kami tiba di
lokasi 1 jam sebelum kegiatan dimulai, selain kulo nuwun dengan guru-guru yang hadir saat itu, kami berbincang
sedikit mengenai beberapa hal saat itu. sebelumnya kami juga melakukan briefing terlebih dahulu untuk
memantapkan acara. Setelah waktu mendekati pelaksanaan kami menuju ke dalam
kelas dan bertemu siswa-siswi Kelas 6 SD N 01 Plesungan.
Bullying
sendiri merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Bullying adalah sebuah
tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang
baik secara verbal, fisik maupun psikologi sehingga korban merasa tertekan,
trauma dan tak berdaya (Sejiwa, 2008 dalam Zakiyah, 2017). Bullying bahkan sudah sering terjadi di sekolah dan dilakukan oleh
para remaja, bahkan sekarang anak-anak usia sekolah dasar sudah melakukan bullying. Tidak menutup kemungkinan
bahwa anak usia dini juga dapat tidak sengaja menjadi pelaku ataupun korban bully karena lingkungan dan lain halnya.
Peran dalam bullying mencakup pelaku bullying (bullies), korban bullying (victim) dan
pihak yang teribat dalam perilaku agresif dan menjadi korban perilaku agresif (bully-victim). Bullying memiliki beberapa bentuk contohnya seperti memukul,
menendang dan menghancurkan barang yang dimiliki oleh korban (Bullying Fisik). Penindasan berupa
menyebutkan julukan nama yang tidak bagus, mencela, memfitnah, mengkritik kejam
termasuk dalam Bullying Verbal,
sedangkan penindasan berbentuk pengucilan, penghindaran atau penyingkiran
disebut sebagai Bullying Relasional,
serta penindasan melalui pesan singkat, voicemail atau website disebut dengan Cyber Bullying, Faktor penyebab
terjadinya bullying menurut Ariesto
(2009) dalam jurnal Zakiyah, 2017, diantara lain adalah kelarga, sekolah,
kelompok sebaya, lingkungan social, dan tayangan televisi dan media cetak serta
media social.
Dampak bullying selain dapat menimbulkan sakit
hati dan cacat fisik, tindak bullying
juga dapat mempengaruhi kesehatan mental yaitu dapat menyebabkan korban
memiliki kecemasan hingga depresi. Bahkan depresi itu dapat menimbulkan
perilaku bunuh diri pada korban. Korban bullying
biasanya cenderung lebih tidak percaya diri, mudah cemas dan takut, memilih
sikap menghindar dari sekolah yang dapat mengganggu pembelajaran. Selain itu
tindakan bullying juga dapat membuat
korban menarik diri, lebih pendiam, lebih rentan stress dan depresi. Bahkan
dapat menjadi pelaku agresif untuk menyalurkan amarahnya. Selain itu, dampak
dari bullying tidak hanya dirasakan
oleh korban saja, melainkan juga pelaku dan saksi bullying. Pelaku bullying
tidak mampu memiliki hubungan yang sehat karena memiliki kepercayaan diri yang
berlebih, keras kepala, mudah marah, sedikitnya rasa empati. Sedangkan saksi bullying dapat bergabung menjadi pelaku
karena takut menjadi sasarannya dan kurang rasa empati, apabila menyaksikan
tindak bullying tanpa edukasi lebih
lanjut. (Firdus, DA, dkk, 2021).
Pada saat melakukan
penyuluhan kami memaparkan materi terkait bullying
seperti pengertian bullying, jenis bullying, dampak bullying, terjadinya bullying,
langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi bullying dan bagaiaman cara menolong korban bullying, yang pastinya kami kaitkan dengan kesehatan mental itu
sendiri. Tidak hanya sekedar pemaparan
saja, kami juga berikan ice-breaking
disela-sela materi untuk membangkitkan semangat siswa-siswi kembali dan ada
kuis terkait bullying dengan
kesehatan mental yang berhadiah. Siswa-siswi Kelas 6 dengan antusias
mendengarkan dan menjawab semua pertanyaan yang kami berikan. kegiatan kami
akhiri dengan sesi foto bersama.
Pada dasarnya
siswa-siswi Kelas 6 SD N 1 Plesungan ini menyadari bahwa bullying bukanlah perilaku yang benar dan dapat membuat korbannya
sakit hati. Hanya saja mereka masih menganggap bahwa itu hal yang wajar dan
mereka cukup merasa senang ketika menjadi pelaku. Kebanyakan dari mereka
menggunakan bullying verbal, yaitu
dengan memanggil temannya dengan nama ayahnya. Harapannya, semoga dengan
psikoedukasi yang kami berikan kepada mereka dapat mengurangi tindak bullying hingga menjauhi perilaku
agresif tersebut. Selain itu, pihak keluarga terutama orang tua, pihak sekolah
yakni guru-guru dan lingkungan harus mampu bekerjasama dalam menuntun dan
mengajarkan serta memantau tingkah laku mereka. Karena kita sebagai orang
dewasa, sudah sepatutnya mengedukasi atas buruknya tindak bullying, mengedepankan perilaku moral dan membimbing mereka dalam
keberhasilan pembentukan kepribadian yang baik dan positif.
Ayo teman-teman semua, terutama adik-adikku, Mari kita jauhi tindakan Bullying! Mari menjadi generasi muda yang paham akan moral dan berbudaya positif, Bebas bullying! J
Link Video TikTok: https://vt.tiktok.com/ZSNs1Dowf/
Lampiran foto:
Referensi:
Firdaus,
D. A., Jugosatrio, A. K. P., Malik, A. R., & Syahrini, A. (2021). ESSAI:
DAMPAK BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL.
Zakiyah,
e. z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi
Remaja Dalam Melakukan Bullying. Jurnal
Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2).
0 komentar:
Posting Komentar