Rabu, 13 Desember 2023

Esai 6 "Nasabah Bank Sampah" Risky Candra Heryana Psikologi Lingkungan SP

 

MENABUNG DI BANK SAMPAH “GEMAH RIPAH”

Esai 6  Menjadi nasabah bank sampah

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu :Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Oleh: Risky Candra Heryana (21310410155)



Dalam era di mana kepedulian terhadap lingkungan semakin mendesak, menjadi nasabah bank sampah menjadi langkah kecil yang dapat menghasilkan dampak besar. Bank sampah bukan hanya sebuah tempat pengumpulan sampah, melainkan sebuah gerakan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Sebagai nasabah bank sampah, saya merasakan tanggung jawab untuk turut serta dalam upaya menciptakan perubahan positif.

 

Pertama kali saya menjadi anggota di bank sampah “Mawar” yang ada desa saya dan saya ikut berperan aktif dalam bank sampah tersebut. Saat menjadi nasabah, hal ini membuka pintu untuk memahami lebih dalam tentang manajemen sampah. Saya belajar untuk memilah sampah, memisahkan sampah yang dapat didaur ulang maupun tidak. Langkah sederhana ini membawa kesadaran akan jumlah sampah yang sebenarnya dapat diubah menjadi sumber daya bernilai kembali. Keikutsertaan sebagai nasabah bank sampah juga memberikan insentif yang dapat memotivasi tindakan positif. Skema poin atau imbalan lainnya yang ditawarkan oleh bank sampah menciptakan dorongan bagi saya untuk secara konsisten membawa sampah daur ulang. Inilah momen ketika kepedulian lingkungan mendapatkan dimensi lebih dari sekadar ideologi, melainkan tindakan nyata yang memberikan manfaat baik bagi lingkungan maupun kantong saya ^^hehe^^.

 

Karena bank sampah di desa saya sudah tidak aktif, saya mulai mencoba berpindah ke bank sampah yang menurut saya keren karena bank sampah tersebut adalah bank sampah pertama di Indonesia dan merupakan pelopor bank sampah di Yogyakarta dan bank sampah ini buka setiap hari kecuali tanggal merah dan hari Ahad. Namanya bank sampah “Gemah Ripah” yang beralamat di Jl. Ahmad Yani, Badegan, Bejen, Bantul. Yang mulai beroperasi sejak 2008 lalu. Bank sampah ini menerima segala macam jenis sampah rumah tangga, baik organik, non-organik, hingga minyak jelantah.

Di bank sampah ini, sampah non-organik akan diolah menjadi aneka kreasi hiasan, sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan untuk sampah minyak jelantah, bank sampah menggandeng pihak ketiga untuk mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel. Bank sampah ini dapat mengumpulkan hingga 1 ton sampah setiap bulan. Bukan hanya itu, bank sampah ini juga berhasil mengelola dana hingga Rp10.000.000 setiap bulan. Setelah 14 tahun sejak beroperasi, Bank Sampah Gemah Ripah memiliki 1.800 nasabah dan 1.155 mitra bank sampah yang tersebar di seluruh Indonesia. Pengelola dari bank sampah ini juga banyak dari kalangan mahasiswa.

 

Pada Sabtu, 25 November 2023, saya menyetorkan sampah berupa botol kotor dengan berat 0,85 kg ke bank sampah dan menerima imbalan sebesar Rp850.

Kemudian pada Jumat selanjutnya, saya kembali menyetorkan sampah botol kotor seberat 1 kg yang dihargai Rp1.000. Meskipun telah dua kali menyetor, saya belum memenuhi syarat untuk mendapatkan buku tabungan, karena bank sampah menetetapkan ketika jumlah sampah mencapai Rp5.000. Sebagai bukti transaksi, saya menerima surat penerimaan tabungan sampah. Ke depannya, saya berkomitmen untuk terus menyetor di bank sampah ini.

 

Saat tantangan lingkungan terus meningkat, menjadi nasabah bank sampah adalah langkah kecil namun penting menuju perubahan positif. Saya merasakan bahwa setiap tindakan kecil yang saya lakukan memiliki dampak jauh melampaui tindakan tersebut. Dengan menjadi nasabah bank sampah, saya berkontribusi pada gerakan global untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar