Minggu, 24 Desember 2023

Essay 4 Melakukan Eksperimen Pupuk Kompos

Nama : Tegar Chandra Surya Perdana

 

Nim    : 22310410028

 

Kelas  : Reguler A1

 

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

Anggota kelompok : Endy Zhuans Saputra  (22310410071)



Topik

Eksperimen Pembuatan Pupuk Kompos Basah dan Kompos Kering.

Permasalahan

Sampah organik rumah tangga yang berlimpah seringkali menjadi masalah pengelolaan lingkungan perkotaan. Di sisi lain, penggunaan pupuk anorganik berlebihan dapat merusak kesuburan tanah dalam jangka panjang. Maka perlu adanya inovasi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik melalui proses pengomposan.

Ringkasan

Pengelolaan limbah rumah tangga yang tidak tepat selama ini menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan telah merusak kesuburan tanah dalam jangka panjang. Maka dari itu, pemanfaatan kembali limbah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos perlu digalakkan.

 

Ada dua jenis utama kompos yang dapat diproduksi dari limbah organik, yaitu kompos basah dan kompos kering. Keduanya memiliki sejumlah manfaat baik secara ekonomi maupun ekologi.

 

Dari sisi pertanian, pengaplikasian kompos basah maupun kering sama-sama terbukti mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Kompos menyediakan bahan organik serta mineral yang melimpah, sehingga tanah menjadi gembur dan subur secara alami. Produktivitas tanaman pun meningkat pesat.

 

Kompos basah umumnya lebih kaya akan kandungan mikroba dan nutrisi. Sehingga cocok diaplikasikan untuk skala pertanian kecil hingga medium. Sementara kompos kering lebih tahan lama, sesuai untuk pertanian luas atau diperdagangkan jarak jauh.

 

Dari sisi lingkungan, pemanfaatan limbah organik menjadi kompos mengurangi penumpukan sampah serta emisi gas rumah kaca dari sampah yang terurai. Kompos juga ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu berbahaya bagi ekosistem seperti halnya pupuk kimia.

 

Saat saya melakukan eksperimen di rumah Bu Shinta saya melakukan pembuatan pupuk kompos. Hal pertama yang di berikan oleh Bu Shinta yaitu sebuah gentong yang berisi kompos kering dan saya bersama dengan tim saya melakukan beberapa tahap pada kompos kering tersebut; Pertama kami melakukan penyaringan pada kompos tersebut, Ke-dua kami memasukan arang kedalam gentong tersebut, Ke-tiga kami memasukan kulit telur kedalam gentong, Ke-empat kami memasukan abu dengan cara disaring, Ke-lima kami aduk semua bahan bahan yang sudah dimasukan kedalam gentong, dan setelah itu baru kami kemas pupuk kompos kering tersebut.

 

Hal kedua yang kami lalukan yaitu membuat pupuk kompos basah, kami di beri sebuah gentong yang berisi pupuk kompos kering dan sebuah bak yang berukuran besar. Saya bersama dengan tim saya melakukan beberapa tahap untuk membuat pupuk kompos basah, yaitu; Pertama kami tuang pupuk kering yang berada pada gentong ke sebuah Bak besar lalu kami isi dengan air secukupnya, Ke-dua kami menuangkan EM4 sebanyak 20 tutup botol, Ke-tiga kai menuangkan 2 sendok anti jamur, 1 mangkuk kapur tani, 1 mangkuk fermentasi kulit bawang, molase secukupnya, 50 lembar daun siri, dedak 1 mangkuk, serbuk gergaji, dan garam sebanyak 3 sendok, Ke-empat setelah semua bahan masuk kedalam bak kami aduk sampai rata dan setelah rata kami menuangkannya ke dalam gentong baru yang berisi bantal dari potongan kardus dan diatasnya diberikan kompos kering. Setelah semua langkah tersebut barulah ditutup dan disimpan

Diskusi

Eksperimen bertujuan mencari metode pengomposan terbaik dari segi hasil dan waktu. Dari hasil pengamatan, kompos basah memiliki beberapa keunggulan dibanding kompos kering. Prosesnya lebih cepat karena tak memerlukan pengeringan. Kandungan mikroba dan unsur hara lebih tinggi pada kompos basah sehingga lebih cocok untuk pertanian skala kecil. Sementara kompos kering lebih awet simpan dalam jangka panjang dan logistik jarak jauh.

 

Namun kendalanya, petani masih ragu menggunakan pupuk kompos dibanding pupuk kimia. Perlu sosialisasi dan pendampingan kepada petani agar lebih percaya dengan keunggulan pupuk organik. Selain itu peningkatan skala produksi perlu dilakukan agar kompos dapat tersedia dalam jumlah besar dengan harga terjangkau. Dengan upaya ini diharapkan penggunaan pupuk organik dapat lebih luas, mengingat manfaatnya yang besar bagi kesehatan tanah pertanian.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar