Minggu, 03 Desember 2023

PENGOLAHAN PUPUK KOMPOS DAN ECO-ENZIM SEBAGAI UPAYA MENGATASI LIMBAH RUMAH TANGGA

 

PENGOLAHAN PUPUK KOMPOS DAN ECO-ENZIM SEBAGAI UPAYA MENGATASI LIMBAH RUMAH TANGGA

Essay 4 Psikologi Lingkungan Eksperimen

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.



 

Vina Anggraini Y. N. (22310410105)

 

Elia Putri ( 22310410111)

 

 

 

 

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dihasilkan oleh aktivitas manusia sehari-hari. Sampah ini terdiri dari sisa bahan organik seperti sisa makanan, daun-daun kering, dan sampah organik lainnya. Pembuangan sampah organik menjadi semakin penting karena pesatnya pertumbuhan penduduk dan gaya hidup modern yang menyebabkan timbulan sampah dalam jumlah besar. Esai ini membahas tentang sampah organik dan upaya pengolahannya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

 

Permasalahan sampah sebagai akibat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga. Setiap hari rumah tangga meproduksi sampah baik sampah organik dan anorganik. Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan dan melindungi infestasi pembangunan berdasarkan SKSNI tahun 1990 (Subekti, 2009)

Sampah organik mempunyai dampak serius terhadap lingkungan jika tidak dibuang dengan benar. Akumulasi sampah organik  menghasilkan gas metana,  gas rumah kaca yang sangat kuat yang dapat menyebabkan perubahan iklim global. Selain itu, penguraian sampah organik juga dapat menghasilkan cairan yang dapat mencemari tanah dan air tanah serta menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah organik menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

 

Sebagai mahasiswa Psikologi Universitas Deklarasi 45 Yogyakarta, disini kami mempelajari cara memproduksi pupuk kompos dan eco-enzim dari pengolahan sampah organik, Tujuan dari  pembuatan pupuk kompos dan eco-enzyme adalah untuk  mengurangi penggunaan pupuk yang berbahan sintetis atau kimia. Pasalnya, pupuk jenis tersebut dapat mengganggu keseimbangan unsur hara  tanah dan merusak ekosistem  alam. Untuk itu pupuk kompos organik ini dikembangkan untuk mendukung proses peningkatan kualitas tanah guna meningkatkan kualitas ekosistem yang ada di alam.

 

Kami akan menjelaskan sedikit dari apa yang sudah kita praktikan pada hari sabtu, 21 oktober 2023 di rumah dosen kami ibu Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

 

 

Ø  Pupuk Kompos

 

 Pupuk ini adalah salah satu jenis pupuk organik yang dikenal luas oleh masyarakat, khususnya yang aktif pada kegiatan pertanian. Pupuk kompos berasal dari penguraian sampah organik seperti dedaunan. kompos disebut juga sebagai pupuk yang terdiri atas daun, jerami, alang-alang, rumput, dedak padi, batang jagung, sulur, dan bahan organik lain.

 

Pengomposan sebenarnya bisa terjadi secara alami. Namun ketika ada tindakan dari manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat. Kemudahan cara pembuatan dan kandungan hara yang terdapat dalam kompos membuat banyak petani mulai tertarik menggunakan pupuk organik ini.




 Kompos berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan kering pada tanah, serta memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi lebih gembur. Penggunaan kompos juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh. Selain itu, kompos mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan hara makro dan mikro pada tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

Cara Pembuatannya :

1.  Kelompokan terlebih dahulu kulit lemper/arem arem yang ada lalu bersihkan kemudian dipotong kecil-kecil menggunakan alat yang sudah disiapkan sebelumnya.

2. Campurkan juga potongan kulit lemper/arem-arem yang sudah disiapkan tadi dengan dedak, kapur tani, limbah dapur, cangkang telur dan abu kayu yang telah diayak terlebih dahulu, campurkan bahan-bahan tersebut hingga benar-benar merata.

3. Setelah semua bahan tadi telah dicampur sampai benar-benar merata kemudian kita bisa menambahkan EM4, cairan molase, serta bubuk anti jamur serta air secukupnya sesuai takaran. Aduk lagi campuran tersebut sampai tercampur merata semuanya.

4. Lalu siapkan bantalan filter yang terdiri dari koran serta potongan kardus yang kemudian dibungkus lagi dengan jaring yang sudah dijait sebelumnya. Komponen tersebut nanti akan menjadi dasaran bagi media kompos yang dimasukkan kedalam gentong yang terbuat dari tanah liat/plastic.

5. Kemudian siapkan gentong sebagai tempat pembuatan kompos dan bersihkan terlebih dahulu bagian dalam gentong dengan dicuci dan dilap hingga bersih. Letakkan bantalan filter/dasaran filter yang telah kita persiapkan sebelumnya.

6. Terakhir tuangkan campuran kompos yang sudah kita buat tadi kedalam gentong tersebut baru kemudian kita tutup gentong itu agar terjadi proses fermentasi. Proses penutupannya sendiri bisa berlangsung hingga 14 hari atau hingga kompos sudah siap untuk digunakan

 

Ø  Eco – Enzim

Prinsip proses pembuatan eco enzyme sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambah air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan. Keistimewaan eco enzyme ini adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan kebali sebagai tangka fermentasi. Hal ini juga mendukung konsep reuse dalam menyelamatkan lingkungan. Eco enzyme memiliki banyak manfaat seperti dapat digunakan sebagai growth factor tanaman, campuran deterjen pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak dan penurunan suhu radiator mobil (Astuti et al., n.d., 2020)






Ø Pembuatan Eco Enzym

 

v  Bahan bahan yang dibutuhkan

Bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan eco enzyme yaitu 10x Air matang, 1x Gula, 3x Sisa Sayuran/buah-buahan yang sudah dipotong-potong terlebih dahulu menjadi potongan kecil-kecil. Dalam proses pembuatannya, semakin banyak jumlah/kuantitas masing-masing bahan yang digunakan maka eco enzyme yang dihasilkan pun juga akan semakin bertambah.

v  Cara pembuatannya

·         Langkah pertama yaitu kita terlebih dahulu membersihkan wadah yang ingin digunakan dari adanya sisa sabun ataupun bahan kimia lainnya yang mungkin saja menempel didalam wadah. Wadah yang digunakan harus merupakan wadah dengan tutup yang lebar, ukuran wadahnya bisa besar maupun yang tidak terlalu besar, berbahan plastik, selain itu wadah yang digunakan jangan yang bermulut sempit karena wadah tersebut akan rentan meledak, serta tidak boleh menggunkan wadah dengan bahan dasar kaca karena kaca sendiri termasuk bahan yang rentan pecah.

·         Kemudian kita harus mengukur volume dari wadah yang akan digunakan.

·         Selanjutnya masukkan air bersih sebanyak kurang lebih 60% dari volume wadah yang sudah kita ukur sebelumnya.

·         Setelah itu masukkan gula sebanyak kurang lebih 10% dari total banyaknya air yang kita gunakan.

·         Selanjutnya kita masukkan potongan sisa buah dan sayur yang sudah disiapkan tadi sebanyak kurang lebih 30% dari volume air, lalu kita aduk sampai tercampur rata.

·         Jika sudah, tutup rapat wadah tadi lalu beri label yang memuat tanggal proses pembuatan eco enzyme dan tanggal perkiraan kita dapat melakukan panen eco enzyme yang sudah kita buat.

·         Lalu setelah 1 minggu pertama dari proses kita melakukan  pembuatan eco enzym, jangan lupa tugas kita selanjutnya untuk membuka tutup wadah untuk membuang gas yang dihasilkan dari aadanya proses fermentasi agar wadahnya tidak meledak dikemudian hari..

·         Selain itu pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90 jangan lupa juga untuk mengaduk-aduk lagi adonan bahan pembuatan eco enzyme agar semakin tercampur rata.

Kesimpulan

Pembuangan sampah organik menjadi semakin penting karena pesatnya pertumbuhan penduduk dan gaya hidup modern yang menyebabkan timbulan sampah dalam jumlah besar. Esai ini membahas tentang sampah organik dan upaya pengolahannya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Setiap hari rumah tangga meproduksi sampah baik sampah organik dan anorganik. Akumulasi sampah organik
menghasilkan gas metana,
gas rumah kaca yang sangat kuat yang dapat menyebabkan perubahan iklim global. Selain itu, penguraian sampah organik juga dapat menghasilkan cairan yang dapat mencemari tanah dan air tanah serta menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah organik menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu pupuk kompos organik ini dikembangkan untuk mendukung proses peningkatan kualitas tanah guna meningkatkan kualitas ekosistem yang ada di alam

Namun ketika ada tindakan dari manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat. Kemudahan cara pembuatan dan kandungan hara yang terdapat dalam kompos membuat banyak petani mulai tertarik menggunakan pupuk organik ini. Prinsip proses pembuatan eco enzyme sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambah air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan. Botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan kebali sebagai tangka fermentasi.

 

Daftar Pustaka

Astuti, A. P., Tri, E., Maharani, W., (2020) Semarang, U. M., Semarang, U. M., Semarang, U. M., & Gula, V. (n.d.). Pengaruh Variasi Gula Terhadap Produksi Ekoenzim Menggunakan Limbah Buah Dan Sayur. 470–479

Subekti S. (2009). Pengelolaan sampah rumah tangga 3R berbasis masyarakat. Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang. http://jurnal.unpand.ac.id




Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar